Kemarau, Air Sungai Cimanuk Menyusut 90 Persen
A
A
A
GARUT - Air Sungai Cimanuk di Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyusut sebesar 90 persen pada musim kemarau tahun ini. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan di Kecamatan Bayongbong, ketinggian air sungai hanya sekitar 10 cm.
“Biasanya, ketinggian air sungai mencapai satu meter. Namun kondisi saat ini, air berkurang hanya sekitar 10 cm saja,” kata Kepala Dinas Sumber Daya Air Mineral dan Pertambangan (SDAP) Kabupaten Garut Uu Saefudin, di ruang kerjanya, Senin (15/9/2014).
Akibatnya, debit air pada sungai yang mengalir hingga ke sejumlah kabupaten di Jawa Barat ini pun menyusut, menjadi 1,6 meter kubik per detik. Untuk mengantisipasi munculnya masalah pada sejumlah saluran irigasi di sejumlah kecamatan, Dinas SDAP Garut mulai mengoptimalkan fungsi tiga bendung daerah irigasi (DI).
“Tiga bendung yang kami optimalkan ini adalah Bendung Bayongbong, di Kecamatan Bayongbong, Cipeujeuh, di Kecamatan Cilawu, dan Cimaragas, di Kecamatan Garut Kota,” terangnya.
Ketiganya, tambah Uu, berhubungan dengan Sungai Cimanuk, secara langsung serta difungsikan untuk mengatasi pengairan di wilayah Kecamatan Bayongbong, Cilawu, Garut Kota, hingga Karangpawitan.
“Jika tidak dioptimalkan, kekeringan pada areal pertanian di wilayah tengah Garut dapat terjadi,” paparnya.
“Biasanya, ketinggian air sungai mencapai satu meter. Namun kondisi saat ini, air berkurang hanya sekitar 10 cm saja,” kata Kepala Dinas Sumber Daya Air Mineral dan Pertambangan (SDAP) Kabupaten Garut Uu Saefudin, di ruang kerjanya, Senin (15/9/2014).
Akibatnya, debit air pada sungai yang mengalir hingga ke sejumlah kabupaten di Jawa Barat ini pun menyusut, menjadi 1,6 meter kubik per detik. Untuk mengantisipasi munculnya masalah pada sejumlah saluran irigasi di sejumlah kecamatan, Dinas SDAP Garut mulai mengoptimalkan fungsi tiga bendung daerah irigasi (DI).
“Tiga bendung yang kami optimalkan ini adalah Bendung Bayongbong, di Kecamatan Bayongbong, Cipeujeuh, di Kecamatan Cilawu, dan Cimaragas, di Kecamatan Garut Kota,” terangnya.
Ketiganya, tambah Uu, berhubungan dengan Sungai Cimanuk, secara langsung serta difungsikan untuk mengatasi pengairan di wilayah Kecamatan Bayongbong, Cilawu, Garut Kota, hingga Karangpawitan.
“Jika tidak dioptimalkan, kekeringan pada areal pertanian di wilayah tengah Garut dapat terjadi,” paparnya.
(san)