Kebakaran Savana Bromo Meluas Menjadi 100 Hektare
A
A
A
MALANG - Kebakaran yang terjadi di Padang Savana kawasan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) meluas hingga 100 hektare.
Kebakaran yang terjadi sejak Selasa, 9 September 2014 sore ini hingga kini belum bisa dipadamkan petugas.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Ayu Dewi Utari, mengatakan, api merembet ke arah selatan dan barat karena arah angin menuju ke sana.
Keringnya rumput dan pakis karena musim kemarau juga menyebabkan api sulit dikendalikan.
"Api dengan cepat merembet di tebing dengan ketinggian lebih dari 300 meter. "Upaya petugas menjaga api agar tidak melompati sekat bakar yang sudah dibuat," kata Ayu Dewi Utari, Rabu (10/9/2014).
Hingga siang ini, puluhan petugas dari TNBTS, TNI, Polri, relawan, serta masyarakat masih berusaha memadamkan api.
Titik api yang berada di dataran kemarin sudah padam dan tidak merembet ke titik lokasi wisata teletubies.
Kebakaran di Padang Savana hampir terjadi setiap tahun ketika musim kemarau. Papan rambu larangan membuang puntung rokok sembarang dan membuat api unggun juga dipasang.
Tim siaga kebakaran juga sudah mengantisipasi sejak musim kemarau lalu. Data TNBTS menyebutkan, kebakaran yang terjadi sejak 2007 hingga 2011 menghanguskan Savana seluas 1.688 hektare dengan 61 kasus. Sedangkan di tahun 2012 lalu kebakaran di padang savana mencapai 33 hektare.
Rosek Nursahid, ketua organisasi perlindungan hutan dan satwa, flora fauna, meminta petugas TNBTS lebih intensif melakukan kontrol dan patroli untuk mencegah para pengunjung Bromo membuat api unggun maupun membuang puntung rokok. Sebab, kebakaran yang terjadi pasti karena faktor manusia.
"Kalau tidak karena puntung rokok, ya pemadaman api unggun yang kurang sempurna," katanya.
Kebakaran yang terjadi sejak Selasa, 9 September 2014 sore ini hingga kini belum bisa dipadamkan petugas.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Ayu Dewi Utari, mengatakan, api merembet ke arah selatan dan barat karena arah angin menuju ke sana.
Keringnya rumput dan pakis karena musim kemarau juga menyebabkan api sulit dikendalikan.
"Api dengan cepat merembet di tebing dengan ketinggian lebih dari 300 meter. "Upaya petugas menjaga api agar tidak melompati sekat bakar yang sudah dibuat," kata Ayu Dewi Utari, Rabu (10/9/2014).
Hingga siang ini, puluhan petugas dari TNBTS, TNI, Polri, relawan, serta masyarakat masih berusaha memadamkan api.
Titik api yang berada di dataran kemarin sudah padam dan tidak merembet ke titik lokasi wisata teletubies.
Kebakaran di Padang Savana hampir terjadi setiap tahun ketika musim kemarau. Papan rambu larangan membuang puntung rokok sembarang dan membuat api unggun juga dipasang.
Tim siaga kebakaran juga sudah mengantisipasi sejak musim kemarau lalu. Data TNBTS menyebutkan, kebakaran yang terjadi sejak 2007 hingga 2011 menghanguskan Savana seluas 1.688 hektare dengan 61 kasus. Sedangkan di tahun 2012 lalu kebakaran di padang savana mencapai 33 hektare.
Rosek Nursahid, ketua organisasi perlindungan hutan dan satwa, flora fauna, meminta petugas TNBTS lebih intensif melakukan kontrol dan patroli untuk mencegah para pengunjung Bromo membuat api unggun maupun membuang puntung rokok. Sebab, kebakaran yang terjadi pasti karena faktor manusia.
"Kalau tidak karena puntung rokok, ya pemadaman api unggun yang kurang sempurna," katanya.
(sms)