Onthelis Padati Parangtritis

Minggu, 07 September 2014 - 16:04 WIB
Onthelis Padati Parangtritis
Onthelis Padati Parangtritis
A A A
BANTUL - Ribuan pecinta sepeda onthel (onthelis), memadati Pantai Parangtritis. Berbagai atribut yang mereka kenakan mulai dari pakaian Jawa hingga pakaian pejuang tempo dulu menambah semarak suasana pantai kenamaan di DIY in, Minggu (7/9/2014).

Hari ini memang menjadi ajang pesta para onthelis di Yogyakarta. Acara yang digagas Asosiasi Klithikan Onthelis Nusantara (Akon) itu membawa kesan berarti bagi para peserta yang datang dari berbagai daerah itu.

Ketua Panitia Djogja Segoro Onthel, Fendy, mengatakan, berkumpulnya para onthelis ini merupakan acara gathering yang dikemas berbeda dengan acara-acara sebelumnya. Gathering onthelis biasanya diadakan di dalam kota Yogya maupun kota lainnya. "Kami ingin suasana yang berbeda dari biasanya," kata Fendy.

Gathering yang selama ini mereka lakukan seringkali tak mampu memenuhi akomodasi para onthelis. Pasalnya, ruang yang tersedia di dalam kota tidak memadai untuk digunakan para peserta. Masalah-masalah seperti kurang luasnya parkir, jalanan yang macet, dan tempat menginap peserta dari luar kota sering mengemuka.

Fendy mengatakan, gathering ini juga menjadi ajang silaturahmi onthelis se-Indonesia. Selain itu, acara tersebut juga dimaksudkan untuk mengenalkan alternatif wisata yang ada di DIY.

Rencananya, acara tersebut digelar rutin setiap dua tahunan. "Ke depan, kami juga ingin lebih bisa mengeksplorasi keindahan alam DIY."

Salah satu peserta gathering, Agus Widagdo (35), warga Godean, Sleman mengaku puas dengan kegiatan kali ini. Meski harus mengayuh sejauh 40 kilometer (km), ia tidak merasakan lelah. Perasaan takjub tak henti diungkapkannya saat mengayuh sepeda yang populer di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia itu.

"Ada sensasi yang berbeda saat menyusuri deretan gumuk pasir yang ada di pantai selatan Pulau Jawa itu," tuturnya.

Kendati sudah sering touring dengan mengayuh sepeda onthel buatan 1946-nya, ngonthel di pantai merupakan pengalaman pertamanya. Belum lagi, semilir angin sepoi-sepoi khas pantai menjadi sensasi tersendiri saat peluh mengucur seusai ngonthel.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6545 seconds (0.1#10.140)