Pakar Pendidikan Nilai Tuhan Membusuk Sebagai Kritik

Rabu, 03 September 2014 - 12:50 WIB
Pakar Pendidikan Nilai Tuhan Membusuk Sebagai Kritik
Pakar Pendidikan Nilai Tuhan Membusuk Sebagai Kritik
A A A
SURABAYA - Beragam tanggapan muncul dari Tema OSCAR Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UINSA Surabaya yang bertajuk 'Tuhan Membusuk'. Di antaranya datang dari Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur Zainuddin Maliki.

Menurutnya, tema tersebut masih dalam batas kewajaran dan dalam konteks wacana lingkungan ilmiah. "Justru yang di luar kewajaran adalah pihak yang membawa permasalahan ini ke ranah hukum," kata Zainuddin, kepada wartawan, Rabu (3/8/2014).

Katanya, tema ini adalah kritik dari mahasiswa terhadap manusia yang menjadikan Tuhan bukan dalam tataran tertinggi. Dalam tataran ilmiah, mahasiswa hanya ingin menyampaikan bahwa saat ini banyak kelompok manusia yang menganggap dirinya Tuhan.

Malahan, menjadikan Tuhan untuk kepentingan-kepentingan jahat, seperti dalam politik yang 'menjual' Tuhan. Hanya saja, kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu, bahasa yang digunakan terkesan ekstrem hingga menuai protes.

"Dan jika yang protes itu tahu apa maksudnya, maka mereka akan sepakat dengan pemahaman bahwa Tuhan adalah zat yang dimuliakan," terangnya.

Dia melanjutkan, kalangan yang protes maupun mahasiswa memiliki tujuan yang sama, yakni memuliakan Tuhan dalam arti yang sebenarnya. Bukan melecehkan simbol agama. "Tujuan mereka sebenarnya sama dengan mahasiswa, memuliakan simbol Tuhan," terangnya.

Seperti diketahui OSCAR Mahasiswa Baru Fakultas Ushuludin dan Filsafat UIN Surabaya pada 28-31 Agustus 2014 menuai banyak protes. Sejumlah spanduk yang bertuliskan "Tuhan Membusuk" diunggah dalam situs jejaring sosial.

Bahkan, Ormas FPI merespon dengan melaporkan ke Polda Jatim atas dugaan penistaan agama. Namun bagi mahasiswa, persoalan itu sudah selesai, dengan selesainya masa OSCAR.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0402 seconds (0.1#10.140)
pixels