FPI Laporkan Tuhan Membusuk ke Polisi
A
A
A
SURABAYA - Tema Orientasi Studi Cinta Akademik dan Almamater (Oscar) Mahasiswa Baru (Maba) 2014 di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya yang bertajuk "Tuhan Membusuk" berbuntut panjang.
Ormas Front Pembela Islam (FPI) Jawa Timur melaporkan mahasiswa UIN Surabaya ke Polda Jatim terkait munculnya spanduk Tuhan membusuk itu. FPI menganggap, mahasiswa telah melakukan penistaan agama pada Oscar 28-31 Agustus lalu.
Sekjen FPI Jatim Khoiruddin dengan didampingi sejumlah pengurus dan kuasa hukum mendatangi Sentra Pelayananan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jatim, di Jalan Ahmad Yani, Surabaya. Mereka juga membawa sejumlah bukti berupa foto copy spanduk yang bertuliskan Tuhan membusuk, meronstruksi fundamentalisme menuju Islam kosmopolitan.
"Kami melaporkan mahasiswa UIN Surabaya atas tudingan melakukan penistaan agama dengan tema tersebut," katanya, Selasa (2/1/2014).
Khoiruddin mengaku, sejumlah bukti itu didapat dari mengunduh gambar-gambar yang telah beredar di sejumlah situs jejaring sosial. Pihaknya juga akan berkonsultasi dengan polisi untuk menjerat mahasiswa dengan Undang-undang ITE. Pasalnya, spanduk bertuliskan Tuhan membusuk juga beredar di dunia maya, baik di Facebook maupun Twitter.
"Masih kami konsultasikan, apakah bisa dikenakan dengan dua pasal sekaligus. Penistaan agama dan Undang-undang ITE," terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, tema OSCAR di UINSA Surabaya menuai heboh. Tema yang diangkat oleh Fakultas Ushuluddin dan Filsafat cukup kontroversi, yakni Tuhan membusuk.
Tema itu menuai kontroversi dari pengguna Facebook, setelah sejumlah foto terkiat kegiatan Oscar ini diunggah oleh akun Facebook bernama Hasan Achmad. Namun, pihak penyelenggara telah memberi penjelasan bahwa yang dimaksud dengan Tuhan membusuk bukanlah Tuhan yang maha esa, melainkan Tuhan-tuhan yang ada dalam diri manusia.
Termasuk dengan membawa nama Tuhan atas kepentingan politik. Tuhan membusuk adalah kebenaran-kebenaran yang lahir dalam diri manusia, yang kemudian menjelma sebagai sang pengadil. Padahal sang pengadil sejati adalah Tuhan zat yang esa.
Manusia memiliki sifat-sifat ketuhanan yang kemudian menjadikan manusia menjadi orang yang paling benar dari kebenaran-kebenaran yang lain. Kebenaran yang lahir dalam diri manusia menjadi disakralkan untuk kepentingan-kepentingan politik.
Ormas Front Pembela Islam (FPI) Jawa Timur melaporkan mahasiswa UIN Surabaya ke Polda Jatim terkait munculnya spanduk Tuhan membusuk itu. FPI menganggap, mahasiswa telah melakukan penistaan agama pada Oscar 28-31 Agustus lalu.
Sekjen FPI Jatim Khoiruddin dengan didampingi sejumlah pengurus dan kuasa hukum mendatangi Sentra Pelayananan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jatim, di Jalan Ahmad Yani, Surabaya. Mereka juga membawa sejumlah bukti berupa foto copy spanduk yang bertuliskan Tuhan membusuk, meronstruksi fundamentalisme menuju Islam kosmopolitan.
"Kami melaporkan mahasiswa UIN Surabaya atas tudingan melakukan penistaan agama dengan tema tersebut," katanya, Selasa (2/1/2014).
Khoiruddin mengaku, sejumlah bukti itu didapat dari mengunduh gambar-gambar yang telah beredar di sejumlah situs jejaring sosial. Pihaknya juga akan berkonsultasi dengan polisi untuk menjerat mahasiswa dengan Undang-undang ITE. Pasalnya, spanduk bertuliskan Tuhan membusuk juga beredar di dunia maya, baik di Facebook maupun Twitter.
"Masih kami konsultasikan, apakah bisa dikenakan dengan dua pasal sekaligus. Penistaan agama dan Undang-undang ITE," terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, tema OSCAR di UINSA Surabaya menuai heboh. Tema yang diangkat oleh Fakultas Ushuluddin dan Filsafat cukup kontroversi, yakni Tuhan membusuk.
Tema itu menuai kontroversi dari pengguna Facebook, setelah sejumlah foto terkiat kegiatan Oscar ini diunggah oleh akun Facebook bernama Hasan Achmad. Namun, pihak penyelenggara telah memberi penjelasan bahwa yang dimaksud dengan Tuhan membusuk bukanlah Tuhan yang maha esa, melainkan Tuhan-tuhan yang ada dalam diri manusia.
Termasuk dengan membawa nama Tuhan atas kepentingan politik. Tuhan membusuk adalah kebenaran-kebenaran yang lahir dalam diri manusia, yang kemudian menjelma sebagai sang pengadil. Padahal sang pengadil sejati adalah Tuhan zat yang esa.
Manusia memiliki sifat-sifat ketuhanan yang kemudian menjadikan manusia menjadi orang yang paling benar dari kebenaran-kebenaran yang lain. Kebenaran yang lahir dalam diri manusia menjadi disakralkan untuk kepentingan-kepentingan politik.
(san)