Kekeringan Landa Enam Kecamatan di Blitar
A
A
A
BLITAR - Kemarau panjang mengakibatkan sedikitnya enam kecamatan di wilayah selatan Kabupaten Blitar mulai dilanda kekeringan.
Dalam sepekan terakhir ini, sebagian warga yang menghuni wilayah Kecamatan Wonotirto, Kecamatan Bakung, Kecamatan Kademangan, Kecamatan Wonotirto, Kecamatan Panggungrejo, dan Kecamatan Binangun mulai kesulitan mendapatkan air bersih.
Sumur dan mata air alam tidak lagi memancarkan air. Sementara, musim penghujan belum juga datang. "Kita telah menerima laporan kekeringan ini," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Blitar Heru Irawan kepada wartawan, Kamis (28/8/2014).
Untuk kebutuhan air minum, termasuk mandi, cuci, dan kakus (MCK), sejumlah warga terpaksa berburu ke kawasan hutan yang masih tersedia sumber air.
Selain jauh, ketersediaan air yang tidak mencukupi membuat warga rela mengantre panjang. Menurut Heru, ada sebanyak 30 desa di wilayah Blitar selatan yang masuk ke dalam zona rawan kekeringan. Di antaranya, Desa Wonotirto, Desa Sumberboto, Desa Gununggede, Desa Kaligrenjeng, Desa Ngadipuro, dan Desa Ngeni.
Sekadar diketahui, kondisi alam Blitar selatan sebagian besar berupa dataran tinggi (perbukitan) kapur.
"Desa-desa ini merupakan langganan kekeringan setiap musim kemarau panjang. Karenanya kita akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memberikan bantuan air bersih," jelasnya.
Secara terpisah, Bupati Blitar Herry Noegroho membenarkan adanya musibah kekeringan yang mulai melanda sebagian warga Blitar selatan.
Sebagai solusi, bupati mengaku sudah menginstruksikan seluruh dinas terkait untuk segera mengirimkan bantuan air bersih ke lokasi kekeringan.
"Kita sudah meminta pihak terkait, baik itu BPBD dan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya untuk segera mengirimkan pasokan air bersih. Terkait musibah alam ini, kita juga menyediakan anggaran di pos cadangan," ujarnya.
Dalam sepekan terakhir ini, sebagian warga yang menghuni wilayah Kecamatan Wonotirto, Kecamatan Bakung, Kecamatan Kademangan, Kecamatan Wonotirto, Kecamatan Panggungrejo, dan Kecamatan Binangun mulai kesulitan mendapatkan air bersih.
Sumur dan mata air alam tidak lagi memancarkan air. Sementara, musim penghujan belum juga datang. "Kita telah menerima laporan kekeringan ini," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Blitar Heru Irawan kepada wartawan, Kamis (28/8/2014).
Untuk kebutuhan air minum, termasuk mandi, cuci, dan kakus (MCK), sejumlah warga terpaksa berburu ke kawasan hutan yang masih tersedia sumber air.
Selain jauh, ketersediaan air yang tidak mencukupi membuat warga rela mengantre panjang. Menurut Heru, ada sebanyak 30 desa di wilayah Blitar selatan yang masuk ke dalam zona rawan kekeringan. Di antaranya, Desa Wonotirto, Desa Sumberboto, Desa Gununggede, Desa Kaligrenjeng, Desa Ngadipuro, dan Desa Ngeni.
Sekadar diketahui, kondisi alam Blitar selatan sebagian besar berupa dataran tinggi (perbukitan) kapur.
"Desa-desa ini merupakan langganan kekeringan setiap musim kemarau panjang. Karenanya kita akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memberikan bantuan air bersih," jelasnya.
Secara terpisah, Bupati Blitar Herry Noegroho membenarkan adanya musibah kekeringan yang mulai melanda sebagian warga Blitar selatan.
Sebagai solusi, bupati mengaku sudah menginstruksikan seluruh dinas terkait untuk segera mengirimkan bantuan air bersih ke lokasi kekeringan.
"Kita sudah meminta pihak terkait, baik itu BPBD dan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya untuk segera mengirimkan pasokan air bersih. Terkait musibah alam ini, kita juga menyediakan anggaran di pos cadangan," ujarnya.
(zik)