Gunung Slamet Lontarkan Lava Pijar Setinggi 400 Meter

Senin, 18 Agustus 2014 - 20:00 WIB
Gunung Slamet Lontarkan Lava Pijar Setinggi 400 Meter
Gunung Slamet Lontarkan Lava Pijar Setinggi 400 Meter
A A A
PEMALANG - Gunung Slamet terus bergejolak, hari ini berdasarkan data pengamatan siaga Gunung Slamet di Pos Gambuhan pada 18 Agustus 2014 pukul 00.00 – 06.00 terjadi 2 kali letusan abu warna kecoklatan tinggi 300 – 400 meter condong ke barat.

Juga terdengar 7 kali suara dentuman dan gemuruh yang kuat sebanyak 85 kali serta lontaran material pijar setinggi 50 – 400 meter. Terkait aktivitas kegempaan, terdata 46 kali terjadi gempa letusan, 1 kali gempa vulanik dalam.

“Masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak Gunung Slamet. Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di luar radius tersebut agar tenang dan beraktivitas seperti biasa,” ungkap Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Surono.

Sementara menurut Ketua Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah Sarwa Permana menyebut kawasan sekitar Gunung Slamet belum perlu dilakukan evakuasi secara besar–besaran, walaupun status gunung api tertinggi ke dua di Pulau Jawa itu dalam kondisi siaga (level III).
Dia bahkan menyebut lontaran material pijar masih dalam kondisi aman, belum sampai ke permukiman.

“Sekarang radius yang dikosongkan dari aktivitas adalah 4 kilometer dari pusat kawah. Jika mencapai 6,5 km itu sudah ada permukiman warga, walaupun kecil di Pemalang. Nah jika 8 – 10 km itu harus dilakukan evakuasi besar – besaran,” ungkapnya saat ditemui di Gedung DPRD Provinsi Jateng, Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Senin (18/8/2014).

Untuk jangka pendek, kata dia, sudah dibuat titik – titik kumpul dan pengungsian di masing – masing kabupaten terdampak.

Ada lima kabupaten menjadi wilayah terdampak ancaman erupsi Gunung Slamet; Purbalingga, Banyumas, Tegal, Brebes dan Pemalang. Di lima kabupaten itu ada 174.644 KK yang tersebar di 34 desa dan 11 kecamatan.

“Memang jalur evakuasi kondisinya masih belum bagus, sekarang terus diupayakan. Rencana jangka panjang akan dibuat jalur evakuasi. Gunung Slamet dalam sejarahnya tidak pernah meletus dan terjadi pengungsian besar–besaran. Tapi kami belajar dari Gunung Sinabung, yang tidak pernah meletus ternyata akhirnya meletus,” lanjutnya.

Jika pengungsian nanti ternyata betul–betul dilakukan, kata dia, harus diprioritaskan manula, ibu hamil dan anak–anak. “Untuk ternak itu nomor dua lah,” ucapnya.

Pihaknya bersama Dinas Kesehatan, kata Sarwa, juga telah membagikan masker dan logistik. Masker yang dibagikan total berjumlah 56 ribu, Banyumas terbanyak menerima dengan angka 16 ribu masker. Sisanya masing–masing 10 ribu masker.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8594 seconds (0.1#10.140)