Ketua Paguyuban TKI Kendal di Korsel Meninggal
A
A
A
KENDAL - Bambang Sugiharto (42), seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kelurahan Ngilir RT 5 RW 1, Kecamatan Kendal, meninggal dunia di Korea Selatan. Hingga saat ini penyebeb kematian korban belum diketahui secara pasti.
Kabid Transmigrasi, Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Kabupaten Kendal, Supardi mengatakan bahwa pihaknya mendapat informasi meninggalnya korban, Jumat (8/8) oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Korea Selatan. Korban merupakan Ketua Paguyuban Bahurekso di Korea Selatan. Paguyuban ini untuk mengkoordinir TKI dan TKW asal Kabupaten Kendal yang ada di Korea Selatan.
"Kabar meninggalnya korban kami terima langsung dari KBRI setempat, Jumat lalu," ujarnya, Kamis (14/8/2014).
Soal penyebab meninggalnya korban, Supardi mengaku belum mengetahui secara pasti. Dari informasi yang didapatnya, korban melakukan kegiatan bersama TKI lain pada 7 Agustus hingga malam hari. Namun, sekitar pukul 04.00 waktu Korea Selatan, korban mengalami kejang-kejang dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.
"Nyawa korban tidak bisa tertolong dan dinyatakan meninggal 8 Agustus, sekitar pukul 05.00 waktu di sana," lanjutnya.
Rencananya, jenazah korban akan sampai di rumah duka sekitar 23.00 WIB. Supardi menjelaskan, jenazah korban diterbangkan dari Korea Selatan pukul 11.00 WIB melalui Jakarta, kemudian ke rumah duka.
Sementara itu, Arief Fitriyanto, kakak korban mengaku menerima informasi terkait meninggalnya korban dari Wawan, salah seorang rekan korban di Korea Selatan, Jumat (8/8/2014) sesaat setelah kejadian.
"Malam sebelum meninggal, adik saya mengadakan kegiatan di Sekretariat Paguyuban Bahurekso di sana bersama anggota lain. Mereka masak-masak sampai tidur di lokasi. Tapi, saat hendak salat subuh, adik saya mengalami kejang dan dilaporkan ke KBRI setempat, kemudian disarankan untuk dibawa ke rumah sakit," kata dia.
Menurut Arief, adiknya itu tidak memiliki riwayat penyakit dalam. Bambang mulai bekerja di Korea Selatan tahun 2008, lalu sempat pulang pada Mei 2013. Hanya tiga bulan di kampung halaman, Bambang kembali berangkat ke Korea Selatan 8 Agustus 2013. "Satu tahun persis adik saya di Korea, bekerja di perusahaan bagian mesin. Tapi jelasnya kami tidak tahu pasti perusahaan apa. Korban meninggalkan satu istri dan dua anak."
Arief menambahkan, pemakaman rencananya dilakukan besok di kompleks pemakaman kelurahan setempat.
Kabid Transmigrasi, Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Kabupaten Kendal, Supardi mengatakan bahwa pihaknya mendapat informasi meninggalnya korban, Jumat (8/8) oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Korea Selatan. Korban merupakan Ketua Paguyuban Bahurekso di Korea Selatan. Paguyuban ini untuk mengkoordinir TKI dan TKW asal Kabupaten Kendal yang ada di Korea Selatan.
"Kabar meninggalnya korban kami terima langsung dari KBRI setempat, Jumat lalu," ujarnya, Kamis (14/8/2014).
Soal penyebab meninggalnya korban, Supardi mengaku belum mengetahui secara pasti. Dari informasi yang didapatnya, korban melakukan kegiatan bersama TKI lain pada 7 Agustus hingga malam hari. Namun, sekitar pukul 04.00 waktu Korea Selatan, korban mengalami kejang-kejang dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.
"Nyawa korban tidak bisa tertolong dan dinyatakan meninggal 8 Agustus, sekitar pukul 05.00 waktu di sana," lanjutnya.
Rencananya, jenazah korban akan sampai di rumah duka sekitar 23.00 WIB. Supardi menjelaskan, jenazah korban diterbangkan dari Korea Selatan pukul 11.00 WIB melalui Jakarta, kemudian ke rumah duka.
Sementara itu, Arief Fitriyanto, kakak korban mengaku menerima informasi terkait meninggalnya korban dari Wawan, salah seorang rekan korban di Korea Selatan, Jumat (8/8/2014) sesaat setelah kejadian.
"Malam sebelum meninggal, adik saya mengadakan kegiatan di Sekretariat Paguyuban Bahurekso di sana bersama anggota lain. Mereka masak-masak sampai tidur di lokasi. Tapi, saat hendak salat subuh, adik saya mengalami kejang dan dilaporkan ke KBRI setempat, kemudian disarankan untuk dibawa ke rumah sakit," kata dia.
Menurut Arief, adiknya itu tidak memiliki riwayat penyakit dalam. Bambang mulai bekerja di Korea Selatan tahun 2008, lalu sempat pulang pada Mei 2013. Hanya tiga bulan di kampung halaman, Bambang kembali berangkat ke Korea Selatan 8 Agustus 2013. "Satu tahun persis adik saya di Korea, bekerja di perusahaan bagian mesin. Tapi jelasnya kami tidak tahu pasti perusahaan apa. Korban meninggalkan satu istri dan dua anak."
Arief menambahkan, pemakaman rencananya dilakukan besok di kompleks pemakaman kelurahan setempat.
(zik)