Cuaca Buruk, Ribuan Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

Kamis, 07 Agustus 2014 - 20:10 WIB
Cuaca Buruk, Ribuan...
Cuaca Buruk, Ribuan Nelayan Garut Tak Bisa Melaut
A A A
GARUT - Ribuan nelayan di pantai selatan Garut berhenti melaut karena cuaca buruk. Akibatnya, hasil tangkapan ikan mereka terus mengalami penurunan.

Para nelayan di Pantai Santolo, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, menuturkan, menurunnya jumlah tangkapan ikan mereka telah berlangsung lama, yaitu sejak Januari 2014.

"Sudah mau delapan bulan kondisi begini kami alami, ketika kami sangat sulit untuk mendapatkan ikan saat berlayar. Penyebabnya karena faktor cuaca yang selalu buruk sehingga hasil tangkapan kami terus menurun," ujar Otong (45), salah seorang nelayan Pantai Santolo, Kamis (7/8/2014).

Otong menambahkan, hujan yang terus menerus terjadi selama ini telah mengakibatkan cuaca begitu buruk di kawasan pantai. Gelombang air laut pun besar dan selalu diiringi tiupan angin kencang. "Kondisi ini bukan hanya menyebabkan ikan sulit ditemui di kawasan pantai, namun juga membahayakan keselamatan para nelayan yang pergi melaut," ujarnya.

Dia menambahkan, saat ini hasil tangkapan ikan para nelayan Pantai Santolo mengalami penurunan yang sangat drastis yaitu mencapai 90 persen dari biasanya. Dalam keadaan normal, satu kapal kecil bisa mendapatkan ikan sampai satu ton setiap kali melaut.

"Namun untuk saat ini, paling banyak hanya dapat satu kuintal ikan. Hal ini tentu sangat menyulitkan para nelayan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya yang tentunya tidak bisa ditangguhkan," katanya.

Tak heran kalau saat ini lebih banyak nelayan yang memilih berhenti melaut. Selain untuk menghindari kerugian akibat ikan yang didapatkan pada setiap kali melaut tidak sebanding dengan pengeluaran, nelayan juga tidak mau mengambil risiko mempertaruhkan keselamatan jiwa mereka dengan melawan ganasnya alam akibat buruknya cuaca.

"Daripada terus mengalami kerugian karena hasil tangkapan ikan yang selalu minim, malah tidak sebanding dengan biaya yang harus kita keluarkan saat melaut, ya mending kita berhenti saja melaut sambil menunggu cuaca normal kembali. Tak hanya itu, jika kami tetap memaksakan untuk terus melaut, keselamatan kami pun terancam karena gelombang dan angin yang sangat besar."

Lebih jauh Otong memaparkan, jumlah nelayan yang biasa berlayar di kawasan Pantai Santolo dan sekitarnya mencapai sekitar seribu orang. Untuk bisa mendapatkan penghasilan, sebagian nelayan terpaksa beralih profesi menjadi tukang ojek atau menjadi pengantar wisatawan yang mau menyeberang.

Keluhan yang sama juga diungkapkan Undang (42), nelayan Pantai Santolo lainnya. Berbeda dengan nelayan lainnya yang rata-rata memilih menjadi tukang ojek atau menggunakan perahunya untuk membawa wisatawan menyeberang, Undang lebih memilih menjadi kuli bangunan untuk bisa mendapatkan penghasilan.

"Saya tidak punya perahu. Kalau melaut itu karena bersama-sama dengan tetangga yang profesinya juga sebagai nelayan. Makanya, di saat kondisi begini, ketika yang lain memilih menjadi tukang ojek atau menyeberangkan wisatawan ketika berhenti melaut, saya terpaksa jadi kuli bangunan," ucapnya.

Sementara itu salah seorang pedagang ikan di kawasan Pantai Santolo, Nunung (35), menuturkan buruknya cuaca di kawasan pantai selama ini telah menyebabkan kurangnya pasokan ikan dari nelayan. Tak heran kalau saat ini harga ikan laut di Pantai Santolo sangat tinggi karena kadang didatangkan dari daerah lain.
(zik)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6233 seconds (0.1#10.24)