Nenek Nyaris Buta karena Kepalanya Digerogoti Belatung
A
A
A
POLMAN - Cici Pondo (58) yang hidup sebatang kara di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, nyaris buta setelah sebagian kepala nenek miskin ini hilang lantaran luka borok yang dipenuhi belatung.
Untuk biaya pengobatan nenek malang ini hanya berharap belas kasih dari orang lain termasuk untuk makan sehari hari.
Warga Kampung Salujerre, Desa Batu Panga Daala, Kecamatan Luyo ini hidup sebatangkara tanpa sanak saudara. Sang nenek menjalani hari harinya digubuk kecil berukuran 2x4 meter yang nyaris ambruk.
Sebagian kepala sinenek malang ditutup perban untuk menutupi luka parah setelah dimakan belatung hingga kepalanya sebagian hilang.
Kondisi sakit Cicci Pondi ini telah lebih kurang 7 tahun dideritanya. Penderitaan yang dialami nenek malang ini berawal saat sebuah benjolan menyerupai bisul di kepala.
Lantaran tidak pernah mendapatkan perawatan hingga luka tersebut makin membesar dan mengeluarkan ulat kecil menyerupai belatung.
Ulat belatung tersebut yang memakan daging kepala Cicci Pondi hingga kondisinya sangat parah dan nyaris buta.
Ironisnya meski sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit umum dengan biaya dari Bupati Polewali Mandar enam bulan lalu, namun tak juga sembuh.
Si nenek ini hanya bisa bertahan beberapa hari lantaran tak ada satupun warga yang ingin menjaganya.
Tempat tinggal si nenek malang ini memang sangat jauh dari kota kabupaten sehingga akses pengobatan tidak bisa berjalan normal terlebih lagi pengobatan tersebut membutuhkan biaya besar.
Untung saja ada seorang perawat desa yang sekali sebulan merawat luka di kepala si nenek hingga belatung yang dulunya memenuhi kepala kini sudah berkurang.
Namun sejak sebulan terakhir pengobatan yang harusnya rutin dilakukan terpaksa dihentikan lantaran ketiadaan biaya.
Biaya pengobatan Cicci Pondi sejak dulu didapat dari bantuan warga sekitar yang hiba melihat kondisinya termasuk untuk biaya makan sehari hari.
Kini Cicci Pondi si nenek malang ini hanya bisa pasrah dan berharap ada belas kasih dari dermawan untuk membantu biaya pengobatan sakit yang dideritanya.
Untuk biaya pengobatan nenek malang ini hanya berharap belas kasih dari orang lain termasuk untuk makan sehari hari.
Warga Kampung Salujerre, Desa Batu Panga Daala, Kecamatan Luyo ini hidup sebatangkara tanpa sanak saudara. Sang nenek menjalani hari harinya digubuk kecil berukuran 2x4 meter yang nyaris ambruk.
Sebagian kepala sinenek malang ditutup perban untuk menutupi luka parah setelah dimakan belatung hingga kepalanya sebagian hilang.
Kondisi sakit Cicci Pondi ini telah lebih kurang 7 tahun dideritanya. Penderitaan yang dialami nenek malang ini berawal saat sebuah benjolan menyerupai bisul di kepala.
Lantaran tidak pernah mendapatkan perawatan hingga luka tersebut makin membesar dan mengeluarkan ulat kecil menyerupai belatung.
Ulat belatung tersebut yang memakan daging kepala Cicci Pondi hingga kondisinya sangat parah dan nyaris buta.
Ironisnya meski sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit umum dengan biaya dari Bupati Polewali Mandar enam bulan lalu, namun tak juga sembuh.
Si nenek ini hanya bisa bertahan beberapa hari lantaran tak ada satupun warga yang ingin menjaganya.
Tempat tinggal si nenek malang ini memang sangat jauh dari kota kabupaten sehingga akses pengobatan tidak bisa berjalan normal terlebih lagi pengobatan tersebut membutuhkan biaya besar.
Untung saja ada seorang perawat desa yang sekali sebulan merawat luka di kepala si nenek hingga belatung yang dulunya memenuhi kepala kini sudah berkurang.
Namun sejak sebulan terakhir pengobatan yang harusnya rutin dilakukan terpaksa dihentikan lantaran ketiadaan biaya.
Biaya pengobatan Cicci Pondi sejak dulu didapat dari bantuan warga sekitar yang hiba melihat kondisinya termasuk untuk biaya makan sehari hari.
Kini Cicci Pondi si nenek malang ini hanya bisa pasrah dan berharap ada belas kasih dari dermawan untuk membantu biaya pengobatan sakit yang dideritanya.
(sms)