Empat Penambang Emas Ilegal Tertimbun Tanah
A
A
A
TASIKMALAYA - Empat penambang emas di Kampung Cikahurip, Desa Pasir Mukti, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya tertimbun tanah yang ambruk dalam lubang yang mereka gali.
Kejadian ini mengejutkan sejumlah pekerja tambang lainnya yang tidak jauh dari lokasi kejadian. Belum diketahui pasti bagaimana kondisi para pekerja ini namun diperkirakan kecil kemungkinan mereka selamat dari musibah tersebut.
Dari data yang dihimpun KORAN SINDO, ke empat korban yakni Nunu,(37) Ayut (40) Ijhen (42) dan Tatam (35), semuanya merupakan warga Desa Pasir Mukti tidak jauh dari lokasi kejadian.
Mereka merupakan para pekerja tambang emas yang telah biasa beroprasi di sana, sampai Selasa (23/7) malam proses evakusi masih terus berjalan.
Karena sulitnya medan menuju lokasi serta terbatasnya penerangan, upaya evakusi pun berjalan sangat sulit. Apalagi kedalam lubang yang mengubur ke empat korban diketahui mencapai 30 meter. Lokasi pertambangan sendiri berada di kawasan perbukitan, 10 km dari kantor Polsek Cineam.
Sebagai gambaran, diketahui bila kedalaman lubang tanah yang dipergunakan satu penambangan emas bisa mencapai puluhan bahkan ratusan meter ke dalam tanah dengan lebar lubang 0,8 - 1 meter saja.
Disana, tidak tercatat pasti berapa jumlah lubang galian pertambangan emas yang ada, namun yang pasti mereka beroperasi secara ilegal dan sama sekali tidak pernah mengantongi izin dari Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tasikmalaya.
Aktivitas ini telah berjalan selama beberapa tahun terakhir dan pengelolaannya hanya secara personal oleh masyarakat lokal setempat.
Kapolsek Cineam AKP Suharto mengatakan, musibah yang menimpa para penambang emas ini terjadi sekitar pukul 11.00 WIB ketika sejumlah pekerja tambang melakukan aktivitas penggalian seperti biasa.
Kala itu ke empat pekerja masuk dalam lubang berkedalaman 30 meter yang mereka buat untuk mengambil tanah bermaterial biji emas. Biasanya setiap tanah yang digeruk lantas dikeluarkan salah seorang pekerja ke permukaan tanah guna proses pencucian.
"Akan tetapi kala itu proses pengambilan tanah terhenti setelah tidak ada satu pun pekerja yang keluar hingga berjam-jam. Kami melihat ke lokasi namun ternyata lobang galian tambang yang mereka buat cukup kecil hingga menyulitkan upaya evakusi korban. Sangat kecil kemungkinan mereka selamat," jelas Suharto.
Sejumlah pekerja rekan keempat korban kemudian memastikan dengan melihat ke dalam mulut lubang, sayangnya di pertengahan lubang tersebut kondisinya telah tertutup oleh material tanah. Kejadian inipun lantas membuat panik para pekerja lainnya hingga mereka melaporkannya kepada petugas kepolisian sektor Cineam.
Polisi yang datang ke lokasi pada Selasa petang lantas berupaya mengeluarkan para korban dengan menyedot material tanah terlebih dahulu mempergunakan pompa penyedot bertenaga genset.
Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Iyan Sukmana mengaku, langsung menerjunkan anggota BPBD dan relawan bencana untuk mengevakusai para korban.
Belum bisa dipastikan ke empat korban ini masih bisa selamat setelah diketahui tertimbun tanah sedalam puluhan meter. Pihaknya pun bakalan menyelidiki kenapa musibah ini sampai bisa terjadi.
Namun diduga kuat bila jalan lubang pertambangan emas yang mereka buat ada kesalahan dan tidak mampu menopang tanah yang labil gara-gara terus-terusan diguyur hujan.
"Kondisi saat ini hujan terus, dimungkinankan tanah di lokasi sangat labil dan mudah ambruk. Kami datang untuk membantu evakusi, terkait penambangan memang diketahui ilegal dan itu kewenangan Dinas Pertambangan," jelas Iyan.
Kejadian ini mengejutkan sejumlah pekerja tambang lainnya yang tidak jauh dari lokasi kejadian. Belum diketahui pasti bagaimana kondisi para pekerja ini namun diperkirakan kecil kemungkinan mereka selamat dari musibah tersebut.
Dari data yang dihimpun KORAN SINDO, ke empat korban yakni Nunu,(37) Ayut (40) Ijhen (42) dan Tatam (35), semuanya merupakan warga Desa Pasir Mukti tidak jauh dari lokasi kejadian.
Mereka merupakan para pekerja tambang emas yang telah biasa beroprasi di sana, sampai Selasa (23/7) malam proses evakusi masih terus berjalan.
Karena sulitnya medan menuju lokasi serta terbatasnya penerangan, upaya evakusi pun berjalan sangat sulit. Apalagi kedalam lubang yang mengubur ke empat korban diketahui mencapai 30 meter. Lokasi pertambangan sendiri berada di kawasan perbukitan, 10 km dari kantor Polsek Cineam.
Sebagai gambaran, diketahui bila kedalaman lubang tanah yang dipergunakan satu penambangan emas bisa mencapai puluhan bahkan ratusan meter ke dalam tanah dengan lebar lubang 0,8 - 1 meter saja.
Disana, tidak tercatat pasti berapa jumlah lubang galian pertambangan emas yang ada, namun yang pasti mereka beroperasi secara ilegal dan sama sekali tidak pernah mengantongi izin dari Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tasikmalaya.
Aktivitas ini telah berjalan selama beberapa tahun terakhir dan pengelolaannya hanya secara personal oleh masyarakat lokal setempat.
Kapolsek Cineam AKP Suharto mengatakan, musibah yang menimpa para penambang emas ini terjadi sekitar pukul 11.00 WIB ketika sejumlah pekerja tambang melakukan aktivitas penggalian seperti biasa.
Kala itu ke empat pekerja masuk dalam lubang berkedalaman 30 meter yang mereka buat untuk mengambil tanah bermaterial biji emas. Biasanya setiap tanah yang digeruk lantas dikeluarkan salah seorang pekerja ke permukaan tanah guna proses pencucian.
"Akan tetapi kala itu proses pengambilan tanah terhenti setelah tidak ada satu pun pekerja yang keluar hingga berjam-jam. Kami melihat ke lokasi namun ternyata lobang galian tambang yang mereka buat cukup kecil hingga menyulitkan upaya evakusi korban. Sangat kecil kemungkinan mereka selamat," jelas Suharto.
Sejumlah pekerja rekan keempat korban kemudian memastikan dengan melihat ke dalam mulut lubang, sayangnya di pertengahan lubang tersebut kondisinya telah tertutup oleh material tanah. Kejadian inipun lantas membuat panik para pekerja lainnya hingga mereka melaporkannya kepada petugas kepolisian sektor Cineam.
Polisi yang datang ke lokasi pada Selasa petang lantas berupaya mengeluarkan para korban dengan menyedot material tanah terlebih dahulu mempergunakan pompa penyedot bertenaga genset.
Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Iyan Sukmana mengaku, langsung menerjunkan anggota BPBD dan relawan bencana untuk mengevakusai para korban.
Belum bisa dipastikan ke empat korban ini masih bisa selamat setelah diketahui tertimbun tanah sedalam puluhan meter. Pihaknya pun bakalan menyelidiki kenapa musibah ini sampai bisa terjadi.
Namun diduga kuat bila jalan lubang pertambangan emas yang mereka buat ada kesalahan dan tidak mampu menopang tanah yang labil gara-gara terus-terusan diguyur hujan.
"Kondisi saat ini hujan terus, dimungkinankan tanah di lokasi sangat labil dan mudah ambruk. Kami datang untuk membantu evakusi, terkait penambangan memang diketahui ilegal dan itu kewenangan Dinas Pertambangan," jelas Iyan.
(ilo)