2 Unit Ambulans Pengangkut Jenazah Bung Karno Diburu
A
A
A
BLITAR - Pemerintah Kota Blitar memburu dua unit mobil ambulans yang pernah digunakan mengangkut jenazah Proklamator RI Soekarno. Sebagai benda bersejarah jelang kepergian founding father, dua kendaraan roda empat model wagon tersebut rencananya akan ditempatkan di Kompleks Pemakaman Bung Karno (BK), Kelurahan Bendogerit, Kota Blitar.
“Mobil ambulans tersebut juga untuk melengkapi koleksi benda sejarah yang berhubungan dengan Bung Karno, “tutur juru bicara Museum Istana Gebang Bambang In Mardiono, Kamis (17/7/2014).
Berdasarkan sejumlah literature dan keterangan saksi sejarah, dari Lanud Abdurrahman Saleh Malang, jenazah Presiden pertama RI ini dibawa ke Blitar dengan menggunakan sebuah mobil ambulans milik Komando Distrik Militer (Kodim) Malang.
Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada tahun 21 Juni 1970. Sang proklamator ini meninggal dunia di RS Gatot Subroto Jakarta pada usia 69 tahun.
Beberapa sumber mengatakan, saat perjalanan di daerah Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, rombongan iring iringan pengantar jenazah tersebut sempat berhenti.
Sebab mesin ambulans Chevrolet bermodel moncong panjang tersebut mendadak ngadat.
Oleh panitia, jenazah BK kemudian dipindah ke mobil ambulans milik Puspabakti. Yakni semacam biro jasa pengantaran jenazah yang berlamatkan di Malang.
“Saat itu saya sudah berusia 25 tahun. Jadi saya menyaksikan langsung bagaimana mobil jenazah tersebut masuk ke Kota Blitar, “ timpal Mardiono.
Mengacu dokumentasi data dan kesaksian pelaku sejarah, menurut Mardiono proyek pelacakan kedua unit mobil tersebut seharusnya tidak sulit.
Setidaknya penelusuran bisa dilakukan pada pihak Rumah Sakit Angkatan Darat dr Soepraoen Malang. Hal itu mengingat ambulans yang digunakan berasal dari Kodim setempat.
Begitu juga dengan biro jasa Puspabakti yang informasinya hingga kini masih beroperasi aktif.
“Namun kenyataanya tidak mudah. Kita sudah berusaha menghubungi pihak Kodim Blitar untuk meminta bantuan. Termasuk meminta informasi nama sopir ambulans saat itu. Namun hingga kini juga tidak ada respon, “ keluhnya.
Yang dilakukan pengelola museum Istana Gebang saat ini adalah menyampaikan kepada Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar.
“Termasuk soal dana, Pak Samanhudi (wali kota) juga menyatakan dukunganya penuh. Karenanya bagi siapa saja yang mengetahui atau pernah mendengar keberadaan dua unit ambulans tersebut. Kami siap berkoordinasi, “pungkas Mardiono.
Dalam kesempatan itu, Mardiono juga menyampaikan bahwa sejak awal puasa tingkat kunjungan museum Istana Gebang menurun drastis.
Istana Gebang atau dalem gebang yang berada di Jalan Sultan Agung Kota Blitar merupakan rumah masa kecil BK.
Sejak diambil alih dengan mengganti biaya jual beli puluhan miliar kepada pewaris mendiang Ny Soekarmini Wardojo (kakak kandung BK), Pemkot Blitar menetapkan status rumah sebagai museum Istana Gebang.
“Penurunan kunjungan wisatawan Istana Gebang drastis. Biasanya di hari normal rata rata bisa 700 orang per hari, sekarang tinggal 50 sampai 100 orang, “jelasnya.
Sementara seperti diketahui, sejak menjadi museum Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar berjanji akan mengumpulkan semua benda bersejarah terkait BK.
Kepala daerah yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Blitar tersebut selalu menyampaikan hal itu disetiap haul BK. “Kita akan mencari dan mengumpulkan semua benda sejarah terkait Bung Karno, “ ujarnya.
“Mobil ambulans tersebut juga untuk melengkapi koleksi benda sejarah yang berhubungan dengan Bung Karno, “tutur juru bicara Museum Istana Gebang Bambang In Mardiono, Kamis (17/7/2014).
Berdasarkan sejumlah literature dan keterangan saksi sejarah, dari Lanud Abdurrahman Saleh Malang, jenazah Presiden pertama RI ini dibawa ke Blitar dengan menggunakan sebuah mobil ambulans milik Komando Distrik Militer (Kodim) Malang.
Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada tahun 21 Juni 1970. Sang proklamator ini meninggal dunia di RS Gatot Subroto Jakarta pada usia 69 tahun.
Beberapa sumber mengatakan, saat perjalanan di daerah Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, rombongan iring iringan pengantar jenazah tersebut sempat berhenti.
Sebab mesin ambulans Chevrolet bermodel moncong panjang tersebut mendadak ngadat.
Oleh panitia, jenazah BK kemudian dipindah ke mobil ambulans milik Puspabakti. Yakni semacam biro jasa pengantaran jenazah yang berlamatkan di Malang.
“Saat itu saya sudah berusia 25 tahun. Jadi saya menyaksikan langsung bagaimana mobil jenazah tersebut masuk ke Kota Blitar, “ timpal Mardiono.
Mengacu dokumentasi data dan kesaksian pelaku sejarah, menurut Mardiono proyek pelacakan kedua unit mobil tersebut seharusnya tidak sulit.
Setidaknya penelusuran bisa dilakukan pada pihak Rumah Sakit Angkatan Darat dr Soepraoen Malang. Hal itu mengingat ambulans yang digunakan berasal dari Kodim setempat.
Begitu juga dengan biro jasa Puspabakti yang informasinya hingga kini masih beroperasi aktif.
“Namun kenyataanya tidak mudah. Kita sudah berusaha menghubungi pihak Kodim Blitar untuk meminta bantuan. Termasuk meminta informasi nama sopir ambulans saat itu. Namun hingga kini juga tidak ada respon, “ keluhnya.
Yang dilakukan pengelola museum Istana Gebang saat ini adalah menyampaikan kepada Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar.
“Termasuk soal dana, Pak Samanhudi (wali kota) juga menyatakan dukunganya penuh. Karenanya bagi siapa saja yang mengetahui atau pernah mendengar keberadaan dua unit ambulans tersebut. Kami siap berkoordinasi, “pungkas Mardiono.
Dalam kesempatan itu, Mardiono juga menyampaikan bahwa sejak awal puasa tingkat kunjungan museum Istana Gebang menurun drastis.
Istana Gebang atau dalem gebang yang berada di Jalan Sultan Agung Kota Blitar merupakan rumah masa kecil BK.
Sejak diambil alih dengan mengganti biaya jual beli puluhan miliar kepada pewaris mendiang Ny Soekarmini Wardojo (kakak kandung BK), Pemkot Blitar menetapkan status rumah sebagai museum Istana Gebang.
“Penurunan kunjungan wisatawan Istana Gebang drastis. Biasanya di hari normal rata rata bisa 700 orang per hari, sekarang tinggal 50 sampai 100 orang, “jelasnya.
Sementara seperti diketahui, sejak menjadi museum Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar berjanji akan mengumpulkan semua benda bersejarah terkait BK.
Kepala daerah yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Blitar tersebut selalu menyampaikan hal itu disetiap haul BK. “Kita akan mencari dan mengumpulkan semua benda sejarah terkait Bung Karno, “ ujarnya.
(sms)