Sopir Angkot Kritis Ditikam 3 Tukang Becak
A
A
A
MEDAN - Sopianto Ginting (42), warga Jalan Sembada, Kelurahan Padang Bulan Selayang, Kecamatan Medan Selayang, masih terbaring terbaring lemas di ruang ICCU RS Santa Elisabeth Medan.
Pasalnya, sopir angkot 11 trayek Aksara-Padang Bulan ini nyaris tewas setelah ditikam tiga pemuda di Pasar Jalan Selam Sutomo, Minggu 6 Juli 2014 dini hari.
Sopianto pun mengalami luka di bagian perut kanannya akibat ditusuk benda tajam yang mengenai ulu hatinya. Sopir angkot ini ditikam lantaran persoalan sepele, gara-gara mengangkut labu sebanyak dua karung goni.
Informasi yang diperoleh wartawan, saat itu korban hendak pulang ke rumahnya setelah seharian menarik angkot. Sesampainya di Pasar Jalan Seram-Jalan Sutomo, korban diberhentikan oleh seorang perempuan yang diketahui bernama Melisa (53).
Perempuan setengah baya ini menyetop angkot untuk mengakut dua karung goni labu. Setelah sepakat bernegosiasi soal harga, keduanya pun beranjak pergi. Namun, secara tiba-tiba tiga orang yang mengendarai becak dayung spontan emosi lantaran angkot berwarna kuning 11 BK 1091 GD yang dibawa korban menghalangi jalan mereka.
Ketiganya pun menegur korban sekaligus melarangnya untuk membawa labu tersebut. Salah seorang dari ketiga pria itu masuk ke dalam angkot sambil memaki korban. Namun, Melisa menyuruh korban untuk tak meladeninya.
Singkat cerita, tiba-tiba pria yang di dalam angkot itu melayangkan bogem mentah ke arah korban. Keduanya pun terlibat perkelahian hingga akhirnya dua pelaku itu ikut berduel tak jauh dari angkot.
Ketika sedang berduel, salah seorang dari kelompok itu kemudian memeluk korban sembari menikamnya dengan benda tajam.
Seketika saja, perut korban langsung mengeluarkan darah. Ketiga pelaku yang mengeroyoknya langsung kabur. Dalam kondisi itu, korban sempat meringis kesakitan di pintu sopir dan tak berapa lama kemudian masuk ke dalam kemudi kendarannya.
Dengan kondisi perut kanan bersimbah darah, korban langsung kabur membawa angkotnya ke arah Jalan Guru Patimpus dan menuju Jalan Gatot Subroto. Setibanya di pos polisi Bundaran Mayestik, korban kemudian pingsan.
Petuga Polantas yang melihat korban langsung berusaha menolongnya dengan membawa ke RS Bhayangkara Medan. Nyawa korban akhirnya berhasil diselamatkan dan kemudian dirujuk ke RS Santa Elisabeth Medan.
"Saat ini kondisinya lemah dan belum bisa banyak berbicara. Dia mengalami luka tusukan 1 liang yang mengenai ulu hatinya. Sudah Rp40 jutaan biaya perawatannya keluar dan sekarang mau dioperasi," ujar Istri Korban, Efi Wati Sitepu (35), bersama kemenakannya Frangky Ginting (27), saat membuat laporan pengaduan di Polsekta Medan Timur, Senin (14/7/2014).
Dia menyebutkan, dirinya baru bisa membuat laporan polisi hari ini, lantaran masih sibuk merawat suaminya. "Kemarin-itu suami saya kritis, jadi saya belum bisa buat laporan. Kalau sekarang kondisinya mulai membaik, tapi masih terlalu capek," sebutnya sembari meminta agar pihak kepolisian menangkap pelakunya.
Sementara itu, Kapolsekta Medan Timur Kompol Juliani Prihartini mengatakan, pihaknya masih menyelidiki dan mendalami kasusnya.
"Kita sedikit kesulitan, lantaran korban dan saksi tidak mengenali betul wajah pelaku. Namun demikian, saat ini kita masih kumpulkan alat bukti dan memeriksa sejumlah saksi," tandasnya.
Pasalnya, sopir angkot 11 trayek Aksara-Padang Bulan ini nyaris tewas setelah ditikam tiga pemuda di Pasar Jalan Selam Sutomo, Minggu 6 Juli 2014 dini hari.
Sopianto pun mengalami luka di bagian perut kanannya akibat ditusuk benda tajam yang mengenai ulu hatinya. Sopir angkot ini ditikam lantaran persoalan sepele, gara-gara mengangkut labu sebanyak dua karung goni.
Informasi yang diperoleh wartawan, saat itu korban hendak pulang ke rumahnya setelah seharian menarik angkot. Sesampainya di Pasar Jalan Seram-Jalan Sutomo, korban diberhentikan oleh seorang perempuan yang diketahui bernama Melisa (53).
Perempuan setengah baya ini menyetop angkot untuk mengakut dua karung goni labu. Setelah sepakat bernegosiasi soal harga, keduanya pun beranjak pergi. Namun, secara tiba-tiba tiga orang yang mengendarai becak dayung spontan emosi lantaran angkot berwarna kuning 11 BK 1091 GD yang dibawa korban menghalangi jalan mereka.
Ketiganya pun menegur korban sekaligus melarangnya untuk membawa labu tersebut. Salah seorang dari ketiga pria itu masuk ke dalam angkot sambil memaki korban. Namun, Melisa menyuruh korban untuk tak meladeninya.
Singkat cerita, tiba-tiba pria yang di dalam angkot itu melayangkan bogem mentah ke arah korban. Keduanya pun terlibat perkelahian hingga akhirnya dua pelaku itu ikut berduel tak jauh dari angkot.
Ketika sedang berduel, salah seorang dari kelompok itu kemudian memeluk korban sembari menikamnya dengan benda tajam.
Seketika saja, perut korban langsung mengeluarkan darah. Ketiga pelaku yang mengeroyoknya langsung kabur. Dalam kondisi itu, korban sempat meringis kesakitan di pintu sopir dan tak berapa lama kemudian masuk ke dalam kemudi kendarannya.
Dengan kondisi perut kanan bersimbah darah, korban langsung kabur membawa angkotnya ke arah Jalan Guru Patimpus dan menuju Jalan Gatot Subroto. Setibanya di pos polisi Bundaran Mayestik, korban kemudian pingsan.
Petuga Polantas yang melihat korban langsung berusaha menolongnya dengan membawa ke RS Bhayangkara Medan. Nyawa korban akhirnya berhasil diselamatkan dan kemudian dirujuk ke RS Santa Elisabeth Medan.
"Saat ini kondisinya lemah dan belum bisa banyak berbicara. Dia mengalami luka tusukan 1 liang yang mengenai ulu hatinya. Sudah Rp40 jutaan biaya perawatannya keluar dan sekarang mau dioperasi," ujar Istri Korban, Efi Wati Sitepu (35), bersama kemenakannya Frangky Ginting (27), saat membuat laporan pengaduan di Polsekta Medan Timur, Senin (14/7/2014).
Dia menyebutkan, dirinya baru bisa membuat laporan polisi hari ini, lantaran masih sibuk merawat suaminya. "Kemarin-itu suami saya kritis, jadi saya belum bisa buat laporan. Kalau sekarang kondisinya mulai membaik, tapi masih terlalu capek," sebutnya sembari meminta agar pihak kepolisian menangkap pelakunya.
Sementara itu, Kapolsekta Medan Timur Kompol Juliani Prihartini mengatakan, pihaknya masih menyelidiki dan mendalami kasusnya.
"Kita sedikit kesulitan, lantaran korban dan saksi tidak mengenali betul wajah pelaku. Namun demikian, saat ini kita masih kumpulkan alat bukti dan memeriksa sejumlah saksi," tandasnya.
(san)