Warga Resah, Beruang Berkeliaran di Pemukiman
A
A
A
KAYUAGUNG - Selama dua pekan terakhir, warga Desa Belanti, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), diresahkan dengan munculnya kawanan beruang hutan.
Warga yang hendak beraktivitas sehari-hari pun akhirnya memilih untuk tidak keluar rumah lantaran takut jika sewaktu-waktu beruang hutan ini menyerang mereka.
Munculnya kawanan beruang hutan di wilayah itu dibenarkan mantan Kepala Desa (kades) Pantai, Kecamatan SP Padang, Usman.
Menurutnya, munculnya beruang hutan di Desa Belanti ini terjadi sejak dua pekan terakhir. "Desa Pantai berbatasan dengan Desa Belanti dan Desa Rengas Pitu, nah munculnya beruang hutan di Desa Belanti ini karena ada pembukaan areal perkebunan di kawasan hutan Desa Rawang Besar," ujar Usman, Senin (14/7/2014).
Menurut dia, beruang hutan yang sering dilihat warga jumlahnya mencapai 4 ekor, 2 ekor yang berukuran besar dan 2 ekor lagi berukuran kecil.
"Warga menduga yang besar itu induknya, sementara yang kecil anak-anak beruang. Berdasarkan informasi, seekor beruang besar 3 hari lalu mati karena tercebur ke dalam sumur warga. Dan lainnya masih berkeliaran," timpal Usman.
Iwan, warga Belanti mengaku sejauh ini belum ada warga yang menjadi korban serangan kawanan beruang hutan ini, namun warga tetap waspada jika sewaktu-waktu hewan herbivora ini akan memasuki kawasan pedesaan.
"Memang belum ada korban, tapi kami cemas jika nanti bertemu secara langsung," timpalnya.
Dikatakannya, beruang hutan yang muncul ini warnanya hitam kecoklatan dan pada bagian dadanya terdapat warna putih.
"Yang sering muncul tingginya kira-kira 1 meter, tapi tiga hari lalu mati karena terjebak di dalam sumur warga. Kami tetap waspada karena ada 3 ekor lagi yang masih berkeliaran," ungkap Iwan seraya mengaku pihaknya bersama perangkat desa akan berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan OKI.
Sementara itu Kepala Dinas Kehutanan OKI, Alibuddin ketika dikonfirmasi mengaku belum menerima informasi atas munculnya kawanan beruang di wilayah Sirah Pulau Padang tersebut.
"Nanti akan kita turunkan tim kelapangan, jika memungkinkan akan kita tangkap untuk selanjutnya kita serahkan ke BKSDA di Palembang," tandasnya.
Warga yang hendak beraktivitas sehari-hari pun akhirnya memilih untuk tidak keluar rumah lantaran takut jika sewaktu-waktu beruang hutan ini menyerang mereka.
Munculnya kawanan beruang hutan di wilayah itu dibenarkan mantan Kepala Desa (kades) Pantai, Kecamatan SP Padang, Usman.
Menurutnya, munculnya beruang hutan di Desa Belanti ini terjadi sejak dua pekan terakhir. "Desa Pantai berbatasan dengan Desa Belanti dan Desa Rengas Pitu, nah munculnya beruang hutan di Desa Belanti ini karena ada pembukaan areal perkebunan di kawasan hutan Desa Rawang Besar," ujar Usman, Senin (14/7/2014).
Menurut dia, beruang hutan yang sering dilihat warga jumlahnya mencapai 4 ekor, 2 ekor yang berukuran besar dan 2 ekor lagi berukuran kecil.
"Warga menduga yang besar itu induknya, sementara yang kecil anak-anak beruang. Berdasarkan informasi, seekor beruang besar 3 hari lalu mati karena tercebur ke dalam sumur warga. Dan lainnya masih berkeliaran," timpal Usman.
Iwan, warga Belanti mengaku sejauh ini belum ada warga yang menjadi korban serangan kawanan beruang hutan ini, namun warga tetap waspada jika sewaktu-waktu hewan herbivora ini akan memasuki kawasan pedesaan.
"Memang belum ada korban, tapi kami cemas jika nanti bertemu secara langsung," timpalnya.
Dikatakannya, beruang hutan yang muncul ini warnanya hitam kecoklatan dan pada bagian dadanya terdapat warna putih.
"Yang sering muncul tingginya kira-kira 1 meter, tapi tiga hari lalu mati karena terjebak di dalam sumur warga. Kami tetap waspada karena ada 3 ekor lagi yang masih berkeliaran," ungkap Iwan seraya mengaku pihaknya bersama perangkat desa akan berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan OKI.
Sementara itu Kepala Dinas Kehutanan OKI, Alibuddin ketika dikonfirmasi mengaku belum menerima informasi atas munculnya kawanan beruang di wilayah Sirah Pulau Padang tersebut.
"Nanti akan kita turunkan tim kelapangan, jika memungkinkan akan kita tangkap untuk selanjutnya kita serahkan ke BKSDA di Palembang," tandasnya.
(sms)