8 Kg Ayam Tiren Ditemukan di Pasar Kembangsari

Kamis, 03 Juli 2014 - 21:56 WIB
8 Kg Ayam Tiren Ditemukan di Pasar Kembangsari
8 Kg Ayam Tiren Ditemukan di Pasar Kembangsari
A A A
UNGARAN - Masyarakat diminta lebih berhati-hati saat membeli daging ayam maupun sapi di pasar tradisional.

Tim gabungan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Semarang dan Polres Semarang menemukan adanya penjualan ayam bangkai atau ayam mati kemarin (tiren) di Pasar Kembangsari, Kecamatan Tengaran.

“Kami temukan, sebanyak delapan kilogram ayam bangkai atau yang biasa disebut ayam tiren di Pasar Kembangsari,” ungkap Kepala Disnakan Kabupaten Semarang Agus Purwoko Djati, Kamis (3/7/2014).

Menurut Agus, menjelang dan selama Ramadan pihaknya dan kepolisian melakukan pengawasan secara intensif peredaran bahan asal hewan (BAH) di tujuh pasar tradisional di wilayahnya, seperti Pasar Projo Ambarawa, Suruh dan Kembangsari.

Operasi pemantauan dan pengawasan tersebut dimaksudkan agar tidak ada lagi pedagang yang menjual BAH yang tidak layak konsumsi.

Sebab biasanya peredaran BAH akan meningkat saat Ramadan atau jelang hari raya Idul Fitri seiring meningkatnya permintaan masyarakat.

“Sebenarnya operasi seperti itu rutin dilaksanakan tidak hanya bulan Ramadan saja. Namun di Ramadan lebih diintensifkan. Sebab peredaran BAH meningkat sejalan meningkatnya konsumsi masyarakat. Momentum itu banyak dimanfaatkan pedagang nakal menjual BAH yang tidak layak konsumsi,” jelasnya.

Selain ayam tiren, hasil pantauan tim gabungan di sejumlah pasar tradisional mulai awal tahun hingga saat ini masih menemukan peredaran daging glonggongan.

Juga masih ditemukan sejumlah pedagang yang menjual daging ayam dari hasil pemotongan yang tidak sesuai standar halal. “Jumlahnya memang tidak seberapa tapi tetap harus kami waspadai,” ujar Agus.

Kasi Kesmavet Disnakan Kabupaten Semarang, Asto Kuntoro memperkirakan seminggu sebelum Lebaran jumlah penjualan daging meningkat.

Dikhawatirkan penjualan daging yang tidak aman, sehat utuh dan halal (ASUH) juga akan meningkat di masa tersebut.

Sementara guna mencegah masyarakat membeli produk hewan yang tidak ASUH, Disnakan mengintensifkan sosialisasi tentang cara memilih daging yang sehat melalui PKK Kecamatan dan Kelurahan se Kabupaten Semarang.

Selain itu, memberikan pembinaan pada juru sembelih tentang teknik penyembelihan yang halal.

“Ciri-ciri daging sapi sehat yakni warna merah cerah, aroma tidak amis atau bau, lapisan lemak tipis, serabut otot besar dan kenyal serta tidak berair. Jika dicampur daging babi atau celeng bisa periksa karena daging babi atau celeng seratnya lebih lembut, warna merah keputihan, lapisan lemaknya tebal,” tutur Asto.

Sementara itu untuk daging ayam sehat, kulit berwarna putih bersih mengkilat, tidak memar dan tidak berlendir.

Ayam tiren ciri-cirinya kulit ada bercak merah, berdarah pada bagian kepala dan leher, bagian dalam karkas warnanya kemerahan, berbau anyir.

“Waspadai juga daging yang diawetkan dengan formalin. Ciri-cirinya kulit keset atau peret, lalat tidak suka hingga dikarkas dagingnya,” imbuhnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6199 seconds (0.1#10.140)