Sakit Tak Sembuh, Pasien Mardi Waluyo Terjun Bebas
A
A
A
BLITAR - Winarto (35) pasien RSU Mardi Waluyo Kota Blitar ditemukan tewas dengan kondisi tulang kepala remuk berkubang darah.
Warga Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar itu diduga menyudahi hidup dengan melompat dari lantai tiga rumah sakit yang memiliki ketinggian sekitar 17 meter.
Persendian tangan dan kaki pasien dengan keluhan penyakit tenggorokan itu juga patah. Fikri (19) petugas cleaning service RSU Mardi Waluyo yang pertama kali melihat jasad tanpa busana dengan posisi tengkurap itu, awalnya mengira sebagai orang mabuk.
"Setelah tahu kondisinya penuh darah, saya langsung melapor ke bagian keamanan. Sepertinya yang bersangkutan meninggal dunia seketika, " tuturnya kepada petugas.
Informasi yang disampaikan rumah sakit, korban merupakan pasien ruang rawat Dahlia lantai dua nomor delapan.
Yang bersangkutan dirawat sejak 27 Juni 2014 dengan rekam medik menderita sakit tenggorokan.
Informasi dari keluarga menyebutkan bahwa sudah sepuluh hari yang bersangkutan kesulitan menelan makanan dan minuman.
Selain sakit yang tak kunjung sembuh, korban memang nampak gelisah yang diduga terkait peristiwa kematian istrinya yang belum lama terjadi.
Sebelum ditemukan tak bernyawa, Fikri mengaku sempat melihat korban berjalan jalan naik ke lantai tiga dengan jarum infus ditangan.
"Karenanya melihat kondisinya diduga yang bersangkutan melompat dari lantai tiga," timpalnya.
Kasatreskrim Polres Kota Blitar AKP Slamet Riyadi membenarkan bahwa dugaan sementara korban bunuh diri dengan cara melompat dari ketinggian.
"Kita sudah memeriksa sejumlah saksi termasuk dari pihak keluarga. Dugaan sementara korban bunuh diri dengan melompat dari ketinggian, " ujarnya.
Warga Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar itu diduga menyudahi hidup dengan melompat dari lantai tiga rumah sakit yang memiliki ketinggian sekitar 17 meter.
Persendian tangan dan kaki pasien dengan keluhan penyakit tenggorokan itu juga patah. Fikri (19) petugas cleaning service RSU Mardi Waluyo yang pertama kali melihat jasad tanpa busana dengan posisi tengkurap itu, awalnya mengira sebagai orang mabuk.
"Setelah tahu kondisinya penuh darah, saya langsung melapor ke bagian keamanan. Sepertinya yang bersangkutan meninggal dunia seketika, " tuturnya kepada petugas.
Informasi yang disampaikan rumah sakit, korban merupakan pasien ruang rawat Dahlia lantai dua nomor delapan.
Yang bersangkutan dirawat sejak 27 Juni 2014 dengan rekam medik menderita sakit tenggorokan.
Informasi dari keluarga menyebutkan bahwa sudah sepuluh hari yang bersangkutan kesulitan menelan makanan dan minuman.
Selain sakit yang tak kunjung sembuh, korban memang nampak gelisah yang diduga terkait peristiwa kematian istrinya yang belum lama terjadi.
Sebelum ditemukan tak bernyawa, Fikri mengaku sempat melihat korban berjalan jalan naik ke lantai tiga dengan jarum infus ditangan.
"Karenanya melihat kondisinya diduga yang bersangkutan melompat dari lantai tiga," timpalnya.
Kasatreskrim Polres Kota Blitar AKP Slamet Riyadi membenarkan bahwa dugaan sementara korban bunuh diri dengan cara melompat dari ketinggian.
"Kita sudah memeriksa sejumlah saksi termasuk dari pihak keluarga. Dugaan sementara korban bunuh diri dengan melompat dari ketinggian, " ujarnya.
(sms)