Besaran BOS Negeri dan Swasta Disamakan
A
A
A
CIREBON - Wali Kota Cirebon Ano Sutrisno berjanji memberikan perhatian yang sama kepada sekolah negeri maupun swasta mulai tahun ajaran baru ini. Karenanya, dia menghendaki orangtua tak memaksakan anak-anaknya masuk sekolah berstatus negeri.
Dia menyatakan, minat orangtua dan anak memiliki perbedaan. Pada gilirannya, minat akan mempengaruhi prestasi siswa bersangkutan. Pemkot Cirebon dalam hal ini secara perlahan akan mengubah pola pikir para orangtua. "Saya ingin orangtua tidak memaksakan anaknya masuk sekolah negeri. Harapan ini akan kami barengi melalui peningkatan kualitas manajemen sekolah swasta," papar dia, Minggu (29/6/2014).
Dia menegaskan, kebijakan dan perhatian pemerintah kepada sekolah swasta dan negeri tidak akan jauh berbeda. Salah satu bentuk perhatian yang diberikan pihaknya kepada sekolah swasta berupa pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang besarannya sama dengan sekolah negeri.
Pemkot Cirebon telah menyerahkan dana BOS Rp2,3 juta/siswa/tahun. Nilai itu sama antara siswa sekolah negeri maupun sekolah swasta. Dia mengklaim, BOS Kota Cirebon dimungkinkan tertinggi dibanding BOS dari daerah lain, seperti Kabupaten Cirebon dan kota lain. "Bahkan mungkin ada kota/kabupaten lain yang tak mampu beri BOS," ujar dia.
Pihaknya menargetkan, mulai 2013 hingga 2018 warga Kota Cirebon wajib mengenyam pendidikan sampai SMA. Dana BOS senilai lebih dari Rp2 juta itu diharapkan dapat meringankan beban orangtua dan mendorong semangat orangtua menyekolahkan anak-anaknya.
Menurut dia, paradigma orangtua ke depan harus diubah. Anak-anak tidak harus bersekolah di sekolah negeri, mengingat saat ini tak sedikit siswa sekolah swasta yang berprestasi. Hal ini dikatakannya tak lepas dari mutu sekolah swasta yang tak kalah dengan sekolah negeri.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon Wahyo menjelaskan, dana BOS yang dicairkan masing-masing Rp2,3 juta/siswa/tahun untuk SMA dan untuk SMK sebesar Rp2,4 juta/siswa/tahun. "Untuk subsidi SPP Rp750 ribu, BOS Rp150 ribu, dan LKS Rp92.970," tambah dia.
Dia menyatakan, minat orangtua dan anak memiliki perbedaan. Pada gilirannya, minat akan mempengaruhi prestasi siswa bersangkutan. Pemkot Cirebon dalam hal ini secara perlahan akan mengubah pola pikir para orangtua. "Saya ingin orangtua tidak memaksakan anaknya masuk sekolah negeri. Harapan ini akan kami barengi melalui peningkatan kualitas manajemen sekolah swasta," papar dia, Minggu (29/6/2014).
Dia menegaskan, kebijakan dan perhatian pemerintah kepada sekolah swasta dan negeri tidak akan jauh berbeda. Salah satu bentuk perhatian yang diberikan pihaknya kepada sekolah swasta berupa pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang besarannya sama dengan sekolah negeri.
Pemkot Cirebon telah menyerahkan dana BOS Rp2,3 juta/siswa/tahun. Nilai itu sama antara siswa sekolah negeri maupun sekolah swasta. Dia mengklaim, BOS Kota Cirebon dimungkinkan tertinggi dibanding BOS dari daerah lain, seperti Kabupaten Cirebon dan kota lain. "Bahkan mungkin ada kota/kabupaten lain yang tak mampu beri BOS," ujar dia.
Pihaknya menargetkan, mulai 2013 hingga 2018 warga Kota Cirebon wajib mengenyam pendidikan sampai SMA. Dana BOS senilai lebih dari Rp2 juta itu diharapkan dapat meringankan beban orangtua dan mendorong semangat orangtua menyekolahkan anak-anaknya.
Menurut dia, paradigma orangtua ke depan harus diubah. Anak-anak tidak harus bersekolah di sekolah negeri, mengingat saat ini tak sedikit siswa sekolah swasta yang berprestasi. Hal ini dikatakannya tak lepas dari mutu sekolah swasta yang tak kalah dengan sekolah negeri.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon Wahyo menjelaskan, dana BOS yang dicairkan masing-masing Rp2,3 juta/siswa/tahun untuk SMA dan untuk SMK sebesar Rp2,4 juta/siswa/tahun. "Untuk subsidi SPP Rp750 ribu, BOS Rp150 ribu, dan LKS Rp92.970," tambah dia.
(zik)