Tak Sepakat Dolly Ditutup, Ini Cara Wali Kota Blitar

Minggu, 22 Juni 2014 - 14:10 WIB
Tak Sepakat Dolly Ditutup,...
Tak Sepakat Dolly Ditutup, Ini Cara Wali Kota Blitar
A A A
SAMPANG - Penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak oleh Pemkot Surabaya beberapa waktu lalu, tak hanya menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat, namun juga di kalangan birokrat. Salah seorangnya, Wali Kota Blitar M Samanhudi Anwar.

Menurut Samanhudi, cara penutupan lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini itu tidak menyelesaikan permasalahan.

"Saya Kepala Daerah yang tidak setuju dengan penutupan Dolly ini, karena tidak akan menyelesaikan masalah yang ada," terang Samanhudi saat berada di Kabupaten Sampang, Minggu (22/6/2014).

Pria asal Desa Alas Raje, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, Madura ini mencontohkan caranya untuk mengurangi praktik prostitusi. Yakni rutin melakukan kunjungan kerja ke lokalisasi itu.

Kunjungan kerja ini kerap dilakukannya dalam dua bulan sekali. Namun kunjungan itu bukan untuk melakukan hal negatif, melainkan mencari warga Blitar yang menjajakan diri di lokalisasi itu.

Jika ada warga Blitar, kata Samanhudi, pihaknya membawa pulang. Selanjutnya diberi pelatihan dan modal. Sehingga mereka tidak lagi menjadi PSK, dan bisa mencari nafkah dengan cara halal.

"Itu cara yang terbaik. Ini juga untuk menangkal penyebaran virus HIV supaya tidak menyebar. Sebab, virus HIV sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian bagi si penderita," pungkasnya.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0789 seconds (0.1#10.140)