Waspada PSK Dolly asal Malang Bawa HIV
A
A
A
MALANG - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Malang bakal memantau Pekerja Seks Komersial (PSK) secara intensif selama tiga bulan kedepan. Hal ini menyusul penutupan lokalisasi Dolly di Surabaya, malam ini.
Kepala Dinsos Kota Malang Djoko Yuwono mengatakan, berdasarkan data Provinsi Jawa Timur, jumlah PSK Dolly yang berasal dari Kota Malang berjumlah tiga orang. Namun, pihaknya akan memantau secara intens, sebab yang perlu diantisipasi adalah PSK Dolly yang berasal dari Kabupaten Malang yang mencapai lebih dari 100 orang.
"Ini yang perlu diantisipasi, karena wilayah kota dan kabupaten berdekatan," ujarnya, kepada wartawan, Rabu (18/6/2014).
Menurutnya, instruksi Gubernur Jawa Timur mengharuskan semua pemerintah daerah melakukan pengawasan terhadap PSK dari Dolly yang berasal dari daerah masing-masing. Mereka yang dipulangkan ke daerah asal mendapatkan dana bantuan dari pemerintah untuk biaya hidup dan modal usaha para PSK.
Sementara itu, Direktur Yayasan Paramitra Asiah Suginato mengatakan, mobilisasi PSK dari Dolly diperkirakan menyebar ke beberapa daerah di sekitar Surabaya seperti Pasuruan, dan Malang. "Selain itu juga perlu dipantau di tempat karaoke dan hotel," katanya.
Menurutnya, yang paling penting lagi adalah mewaspadai penyebaran HIV/AIDS dan penyakit infeksi menular seksual (IMS). Sebab, kesehatan para PSK tidak dapat dikontrol lagi ketika tidak berada di lokalisasi, sehingga perlu perhatian khusus dari pemerintah.
Kepala Dinsos Kota Malang Djoko Yuwono mengatakan, berdasarkan data Provinsi Jawa Timur, jumlah PSK Dolly yang berasal dari Kota Malang berjumlah tiga orang. Namun, pihaknya akan memantau secara intens, sebab yang perlu diantisipasi adalah PSK Dolly yang berasal dari Kabupaten Malang yang mencapai lebih dari 100 orang.
"Ini yang perlu diantisipasi, karena wilayah kota dan kabupaten berdekatan," ujarnya, kepada wartawan, Rabu (18/6/2014).
Menurutnya, instruksi Gubernur Jawa Timur mengharuskan semua pemerintah daerah melakukan pengawasan terhadap PSK dari Dolly yang berasal dari daerah masing-masing. Mereka yang dipulangkan ke daerah asal mendapatkan dana bantuan dari pemerintah untuk biaya hidup dan modal usaha para PSK.
Sementara itu, Direktur Yayasan Paramitra Asiah Suginato mengatakan, mobilisasi PSK dari Dolly diperkirakan menyebar ke beberapa daerah di sekitar Surabaya seperti Pasuruan, dan Malang. "Selain itu juga perlu dipantau di tempat karaoke dan hotel," katanya.
Menurutnya, yang paling penting lagi adalah mewaspadai penyebaran HIV/AIDS dan penyakit infeksi menular seksual (IMS). Sebab, kesehatan para PSK tidak dapat dikontrol lagi ketika tidak berada di lokalisasi, sehingga perlu perhatian khusus dari pemerintah.
(san)