Warga Tuntut Relokasi SPPBE
A
A
A
BANTUL - Ratusan warga Dusun Keyongan Lor, Pedukuhan Dukuh, Desa Sabdodadi, Bantul mendatangi DPRD Bantul. Mereka menuntut agar bangunan Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) yang berada di wilayah mereka segera dipindah. Mereka khawatir, bangunan yang sudah berdiri lima tahun ini meledak.
Wadjiman, salah seorang warga mengatakan, warga menuntut agar SPPBE dipindah karena banyak kerugian yang menimpa mereka. Selain tidak nyaman dengan bau yang ditimbulkan serta ketakutan adanya truk tangki yang cukup besar lalu lalang di SPPBE, perekonomian warga juga mengalami penurunan. "Warung-warung ataupun toko milik warga sekarang menurun omsetnya karena pembeli khawatir untuk datang," keluhnya, Selasa (17/6/2014).
Supardjiyono, warga lainnya, mengatakan belum ada kontribusi positif dari SPPBE. Saat ini, hanya ada dua warga sekitar yang bekerja di SPPBE tersebut. Sedangkan kontribusi lainnya sama sekali tidak ada, sehingga warga banyak dirugikan.
Tak hanya itu, warga juga mempertanyakan ketika tiba-tiba pihak SPPBE menyodorkan blanko persetujuan perpanjangan izin. Dari blanko tersebut ternyata sudah ada tanda tangan dari warga yang letaknya jauh dari SPPBE tersebut. Dan, yang janggal lagi, ada nama warga yang sudah meninggal tetapi ikut tanda tangan. "Ada tiga orang yang meninggal kok tanda tangan," pungkasnya.
Wadjiman, salah seorang warga mengatakan, warga menuntut agar SPPBE dipindah karena banyak kerugian yang menimpa mereka. Selain tidak nyaman dengan bau yang ditimbulkan serta ketakutan adanya truk tangki yang cukup besar lalu lalang di SPPBE, perekonomian warga juga mengalami penurunan. "Warung-warung ataupun toko milik warga sekarang menurun omsetnya karena pembeli khawatir untuk datang," keluhnya, Selasa (17/6/2014).
Supardjiyono, warga lainnya, mengatakan belum ada kontribusi positif dari SPPBE. Saat ini, hanya ada dua warga sekitar yang bekerja di SPPBE tersebut. Sedangkan kontribusi lainnya sama sekali tidak ada, sehingga warga banyak dirugikan.
Tak hanya itu, warga juga mempertanyakan ketika tiba-tiba pihak SPPBE menyodorkan blanko persetujuan perpanjangan izin. Dari blanko tersebut ternyata sudah ada tanda tangan dari warga yang letaknya jauh dari SPPBE tersebut. Dan, yang janggal lagi, ada nama warga yang sudah meninggal tetapi ikut tanda tangan. "Ada tiga orang yang meninggal kok tanda tangan," pungkasnya.
(zik)