Disentri Serang Kaliwungu
A
A
A
KENDAL - Penyakit disentri yang menyerang balita mewabah di wilayah Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Penyakit ini disebabkan oleh sejenis basil yang membuat penderita terus-menerus buang air besar yang terkadang bercampur darah.
Hari Purwanto (34), warga Desa Karang Tengah, Kecamatan Kaliwungu mengatakan, penyakit disentri telah menyerang anak keduanya Ainur, yang masih berusia dua tahun. Saat ini, anaknya sedang mendapatkan perawatan inap di sebuah rumah sakit swasta di Kaliwungu. "Gejalanya demam dan tidak mau makan. Setelah itu diare tak henti-henti. Mulanya, saya pikir hanya demam biasa," katanya, Selasa (17/6/2014).
Sebelum dibawa ke rumah sakit, lebih dulu dia merawat sendiri anaknya dengan memberikan obat penurun panas. Namun, sekian waktu demamnya tidak turun. Malah diare yang menyerang anaknya semakin menjadi-jadi, sehari bisa 10-15 kali sehari. "Sering sekali, karena sudah diare akut sampai buang air besar disertai darah. Setelah saya bawa ke rumah sakit, baru diketahui anak saya kena disentri," jelasnya.
Kendati demikian, dia mengaku belum mengatahui sebab datangnya penyakit itu. Dia hanya menduga melalui kotoran yang ada di kuku jari tangan anaknya. "Penyebabnya belum tahu, mungkin karena sering memasukkan jari dalam mulut. Namanya anak-anak, kan sering memasukkan apa pun yang disentuh ke dalam mulut," papar dia.
Hal tersebut juga dialami Ulin Nuha. Ulin yang berusia tiga tahun ini adalah anak kedua Eko Yulianto (40), warga Kutoharjo, Kecamatan Kaliwungu. Ulin sempat mengalami kejang disertai demam. "Awalnya saya periksakan ke dokter, diberi obat penurun panas. Tapi bukan demam turun tapi justru malah diikuti diare," ucapnya.
Menurutnya, dia langsung merujuk anaknya itu ke rumah sakit setempat. Ternyata di rumah sakit dia juga menemukan sedikitnya empat anak yang sedang dirawat akibat penyakit ini. "Sudah empat hari ini anak saya dirawat di rumah sakit. Saya bisa segera sembuh," tandasnya.
Hari Purwanto (34), warga Desa Karang Tengah, Kecamatan Kaliwungu mengatakan, penyakit disentri telah menyerang anak keduanya Ainur, yang masih berusia dua tahun. Saat ini, anaknya sedang mendapatkan perawatan inap di sebuah rumah sakit swasta di Kaliwungu. "Gejalanya demam dan tidak mau makan. Setelah itu diare tak henti-henti. Mulanya, saya pikir hanya demam biasa," katanya, Selasa (17/6/2014).
Sebelum dibawa ke rumah sakit, lebih dulu dia merawat sendiri anaknya dengan memberikan obat penurun panas. Namun, sekian waktu demamnya tidak turun. Malah diare yang menyerang anaknya semakin menjadi-jadi, sehari bisa 10-15 kali sehari. "Sering sekali, karena sudah diare akut sampai buang air besar disertai darah. Setelah saya bawa ke rumah sakit, baru diketahui anak saya kena disentri," jelasnya.
Kendati demikian, dia mengaku belum mengatahui sebab datangnya penyakit itu. Dia hanya menduga melalui kotoran yang ada di kuku jari tangan anaknya. "Penyebabnya belum tahu, mungkin karena sering memasukkan jari dalam mulut. Namanya anak-anak, kan sering memasukkan apa pun yang disentuh ke dalam mulut," papar dia.
Hal tersebut juga dialami Ulin Nuha. Ulin yang berusia tiga tahun ini adalah anak kedua Eko Yulianto (40), warga Kutoharjo, Kecamatan Kaliwungu. Ulin sempat mengalami kejang disertai demam. "Awalnya saya periksakan ke dokter, diberi obat penurun panas. Tapi bukan demam turun tapi justru malah diikuti diare," ucapnya.
Menurutnya, dia langsung merujuk anaknya itu ke rumah sakit setempat. Ternyata di rumah sakit dia juga menemukan sedikitnya empat anak yang sedang dirawat akibat penyakit ini. "Sudah empat hari ini anak saya dirawat di rumah sakit. Saya bisa segera sembuh," tandasnya.
(zik)