Ridwan Kamil Diminta Tutup Lokalisasi Saritem
A
A
A
BANDUNG - Eks Wali Kota Bandung Dada Rosada berharap agar Pejabat Wali Kota Bandung saat ini Ridwan Kamil (RK) atau yang akrab disapa Kang Emil, agar segera menutup secara permanen Lokalisasi Saritem, di Kecamatan Andir.
Seperti diketahui, saat pemerintahan Dada, Saritem sempat ditutup pada tahun 2007. Namun pada kenyataannya lokalisasi tersebut masih hidup, meski tidak terbuka. Bahkan saat Tim Gabungan Polri, TNI, dan Satpol PP Kota Bandung menggelar razia besar pada Jumat 13 Juni, puluhan PSK terjaring dari tempat ini.
"Saya yakin Emil bisa melakukan penertiban, dan mengubah fungsinya. Kalau sekarang Dolly saja bisa, kenapa Bandung yang jadi percontohan malah ada pembiaran. Kan itu sangat disesalkan," ucap Dada, mantan Wali Kota Bandung periode 2003-2013, Sabtu (14/6/2014).
Dada yang kini mendekam di Lapas Sukamiskin itu menceritakan awal penutupan Saritem oleh dirinya. Awalnya, pada April 2007 silam, Dada didatangi oleh komunitas yang bernama Bandung Maksiat Watch (BMW) agar menutup Saritem, dalam kurun waktu dua bulan.
Namun pada kenyataannya, hanya dalam kurun waktu dua minggu Lokalisasi Saritem sudah ditutup, berkat adanya dorongan dari para tokoh agama. Bahkan ratusan PSK dan puluhan germo pun bersepakat untuk pulang kampung dan beralih profesi.
"Sedikit demi sedikit ada 13 lokasi eks Saritem yang berhasil dibebaskan. Tapi itu tidak satu blok, beda-beda. Dan itu kita bertahap untuk melakukan penutupan. Kita sepakat dengan gambar di situ akan menjadi pusat Islamic Center," jelasnya.
Seiring berjalannya waktu, Saritem pun mulai kembali didatangi para PSK, hingga akhirnya mengundang para pria hidung belang. Dada menduga, hal itu bisa kembali muncul lantaran belum adanya ketegasan dari pemerintah untuk meneruskan programnya.
"Bahwa sekarang terjadi lagi (lokalisasi), itu ada perpindahan saya dengan Emil, karena tidak ada waktu penertiban. Karena ada pembiaran (pemerintah), maka mereka merasa ada pembiaran juga (lokalisasi)," ucapnya.
Meski demikian, Dada merasa yakin jika penerusnya mampu menyelesaikan segala permasalahan. Bahkan dia mendukung upaya RK untuk mengubah Saritem menjadi Pasar Emas.
"Saya tidak masalah mau jadi Pasar Emas atau apa pun. Asal jangan dibangun tempat hiburan saja, nanti di sana malah jadi tempat pelacuran lagi. Dan jangan lagi ada pembiaran," tukasnya.
Seperti diketahui, saat pemerintahan Dada, Saritem sempat ditutup pada tahun 2007. Namun pada kenyataannya lokalisasi tersebut masih hidup, meski tidak terbuka. Bahkan saat Tim Gabungan Polri, TNI, dan Satpol PP Kota Bandung menggelar razia besar pada Jumat 13 Juni, puluhan PSK terjaring dari tempat ini.
"Saya yakin Emil bisa melakukan penertiban, dan mengubah fungsinya. Kalau sekarang Dolly saja bisa, kenapa Bandung yang jadi percontohan malah ada pembiaran. Kan itu sangat disesalkan," ucap Dada, mantan Wali Kota Bandung periode 2003-2013, Sabtu (14/6/2014).
Dada yang kini mendekam di Lapas Sukamiskin itu menceritakan awal penutupan Saritem oleh dirinya. Awalnya, pada April 2007 silam, Dada didatangi oleh komunitas yang bernama Bandung Maksiat Watch (BMW) agar menutup Saritem, dalam kurun waktu dua bulan.
Namun pada kenyataannya, hanya dalam kurun waktu dua minggu Lokalisasi Saritem sudah ditutup, berkat adanya dorongan dari para tokoh agama. Bahkan ratusan PSK dan puluhan germo pun bersepakat untuk pulang kampung dan beralih profesi.
"Sedikit demi sedikit ada 13 lokasi eks Saritem yang berhasil dibebaskan. Tapi itu tidak satu blok, beda-beda. Dan itu kita bertahap untuk melakukan penutupan. Kita sepakat dengan gambar di situ akan menjadi pusat Islamic Center," jelasnya.
Seiring berjalannya waktu, Saritem pun mulai kembali didatangi para PSK, hingga akhirnya mengundang para pria hidung belang. Dada menduga, hal itu bisa kembali muncul lantaran belum adanya ketegasan dari pemerintah untuk meneruskan programnya.
"Bahwa sekarang terjadi lagi (lokalisasi), itu ada perpindahan saya dengan Emil, karena tidak ada waktu penertiban. Karena ada pembiaran (pemerintah), maka mereka merasa ada pembiaran juga (lokalisasi)," ucapnya.
Meski demikian, Dada merasa yakin jika penerusnya mampu menyelesaikan segala permasalahan. Bahkan dia mendukung upaya RK untuk mengubah Saritem menjadi Pasar Emas.
"Saya tidak masalah mau jadi Pasar Emas atau apa pun. Asal jangan dibangun tempat hiburan saja, nanti di sana malah jadi tempat pelacuran lagi. Dan jangan lagi ada pembiaran," tukasnya.
(san)