Cerita Nelayan Sinjai yang Sempat Ditahan Australia
A
A
A
SINJAI - Surya bin Darli (14) dan Mustan bin Tuwo (24), dua nelayan yang sempat ditahan Australia, telah tiba kampung halamannya di Dusun Marana, Desa Pasimarannu, Kecamatan Sinjai Timur, Rabu dini hari.
Mereka diantar oleh pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sinjai. Saat ditemui Rabu (4/6/2014) siang, Mustan tampak lelah. Dengan didampingi keluarganya, dia menuturkan perjalanannya hingga ditangkap dan dipulangkan pihak Otoritas Laut Australia.
Kapal Babussalam 03 yang ditumpanginya berangkat dari Sinjai akhir April lalu menuju Pacitan Jawa Timur. Pada tanggal 17 Mei, mereka meninggalkan Pacitan, Jawa Timur menuju rumpon yang telah dipasang berjarak sekitar 200 mil. Waktu tempuh menuju rumpon tersebut selama dua hari tiga malam.
Setibanya di rumpon tersebut, mereka kemudian melakukan aktivitas penangkapan ikan tuna dan kemudian hasil tangkapannya dipetieskan. Rabu tanggal 21 Mei, pada saat lagi asyik-asyiknya melakukan aktivitas pengepakan ikan tuna dari rumpon ke kapal, tiba-tiba pihak Otoritas Laut Australia mendatangi mereka berlima dan menyuruh mereka naik ke kapal. Kemudian, kapal mereka ditarik ke Pulau Christmas, sementara rumponnya langsung dimusnahkan.
"Saya kaget, Pak. Lagi asyik-asyiknya melakukan pengepakan ikan tuna dari rumpon ke kapal, tiba-tiba polisi Australia datang dan langsung meminta kami ikut bersama mereka. Kami berlima pun lalu dibawa ke Pulau Christmas, sementara rumpon kami langsung dibakar dan dimusnahkan," ujar Mustan.
Setelah tiba di Pulau Christmas, mereka langsung dibawa ke kamp imigran Australia dan bergabung bersama ratusan imigran lainnya yang sebagian besar berasal dari Timur Tengah. Sementara, Kapal Babussalam 03 yang mereka tumpangi dibawa kembali ke tengah laut lalu dimusnahkan. "Kapal kami beserta isinya dibawa ke tengah laut dan dimusnahkan," katanya.
Mereka berlima diperlakukan baik selama berada di kamp imigran. Saat akan dipulangkan ke Indonesia, Mustan dan Surya sempat diberi uang saku sebesar 50 dolar oleh pihak Konsulat RI di Darwin, Australia.
Menurut Mustan, kedua rekannya yakni Asrullah dan Illa akan dipulangkan Jumat (6/6/2014). Sementara, nakhoda kapal, Musran, masih harus menjalani pemeriksaan oleh pihak Australia. Mustan mengatakan sudah kapok dan tidak akan ikut lagi melaut setelah kejadian penangkapan ini. "Saya sudah kapok, Pak, tidak mau ikut melaut lagi, masih trauma dengan kejadian ini," ujar Mustan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sinjai Sultan H Tare mengatakan, dirinya bersyukur dengan kembalinya kedua nelayan tersebut. Pihaknya juga masih melakukan komunikasi intensif dengan pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan RI untuk pemulangan tiga orang nelayan lainnya yang masih berada di Australia.
Mereka diantar oleh pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sinjai. Saat ditemui Rabu (4/6/2014) siang, Mustan tampak lelah. Dengan didampingi keluarganya, dia menuturkan perjalanannya hingga ditangkap dan dipulangkan pihak Otoritas Laut Australia.
Kapal Babussalam 03 yang ditumpanginya berangkat dari Sinjai akhir April lalu menuju Pacitan Jawa Timur. Pada tanggal 17 Mei, mereka meninggalkan Pacitan, Jawa Timur menuju rumpon yang telah dipasang berjarak sekitar 200 mil. Waktu tempuh menuju rumpon tersebut selama dua hari tiga malam.
Setibanya di rumpon tersebut, mereka kemudian melakukan aktivitas penangkapan ikan tuna dan kemudian hasil tangkapannya dipetieskan. Rabu tanggal 21 Mei, pada saat lagi asyik-asyiknya melakukan aktivitas pengepakan ikan tuna dari rumpon ke kapal, tiba-tiba pihak Otoritas Laut Australia mendatangi mereka berlima dan menyuruh mereka naik ke kapal. Kemudian, kapal mereka ditarik ke Pulau Christmas, sementara rumponnya langsung dimusnahkan.
"Saya kaget, Pak. Lagi asyik-asyiknya melakukan pengepakan ikan tuna dari rumpon ke kapal, tiba-tiba polisi Australia datang dan langsung meminta kami ikut bersama mereka. Kami berlima pun lalu dibawa ke Pulau Christmas, sementara rumpon kami langsung dibakar dan dimusnahkan," ujar Mustan.
Setelah tiba di Pulau Christmas, mereka langsung dibawa ke kamp imigran Australia dan bergabung bersama ratusan imigran lainnya yang sebagian besar berasal dari Timur Tengah. Sementara, Kapal Babussalam 03 yang mereka tumpangi dibawa kembali ke tengah laut lalu dimusnahkan. "Kapal kami beserta isinya dibawa ke tengah laut dan dimusnahkan," katanya.
Mereka berlima diperlakukan baik selama berada di kamp imigran. Saat akan dipulangkan ke Indonesia, Mustan dan Surya sempat diberi uang saku sebesar 50 dolar oleh pihak Konsulat RI di Darwin, Australia.
Menurut Mustan, kedua rekannya yakni Asrullah dan Illa akan dipulangkan Jumat (6/6/2014). Sementara, nakhoda kapal, Musran, masih harus menjalani pemeriksaan oleh pihak Australia. Mustan mengatakan sudah kapok dan tidak akan ikut lagi melaut setelah kejadian penangkapan ini. "Saya sudah kapok, Pak, tidak mau ikut melaut lagi, masih trauma dengan kejadian ini," ujar Mustan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sinjai Sultan H Tare mengatakan, dirinya bersyukur dengan kembalinya kedua nelayan tersebut. Pihaknya juga masih melakukan komunikasi intensif dengan pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan RI untuk pemulangan tiga orang nelayan lainnya yang masih berada di Australia.
(zik)