Harga Daging Ayam di Kendal Melejit
A
A
A
KENDAL - Harga daging ayam di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Kendal melejit. Kenaikan harga tersebut diiringi dengan minimnya pasokan daging dari para produsen.
Berdasarkan pantauan di Pasar Kendal, harga daging ayam potong atau ayam sayur mulanya Rp25 ribu per kilogram, naik menjadi Rp29 ribu per kilogram. Sedangkan harga daging ayam kampung mencapai Rp50 ribu per kilogram, dari harga semula Rp60 ribu per kilogram.
Mardiyah (42), salah seorang pedagang daging ayam di Pasar Kendal mengatakan, kenaikan harga daging ayam sudah terjadi sejak sepekan lalu. Hal tersebut disebabkan naiknya harga dari pemasok. "Memang dari pemasok sudah naik. Saya juga menyesuaikan harga di pasaran sesuai dengan harga kulakannya," katanya, Jumat (30/5/2014).
Kenaikan harga tersebut juga diringi dengan minimnya pasokan daging ayam. Biasanya, pedagang daging mendapat pasokan daging ayam kampung sehari 10 ekor per hari. Saat ini hanya menerima lima ekor per hari. Sedangkan ayam sayur 20 ekor, menurun menjadi 15 ekor. "Karena naik, pembeli juga menjadi sepi. Otomatis pendapatan saya menurun," lanjutnya.
Nurul (37), pedagang daging lainnya menambahkan, minimnya pasokan daging ayam diduga karena ada penimbunan mengingat menjelang Bulan Ramadan. Sebab, pada bulan tersebut harga daging ayam relatif sangat tinggi. "Tapi diperkirakan juga karena banyak ayam yang mati," paparnya.
Salah seorang pembeli, Syaifudin (34), mengatakan kenaikan harga daging ayam membuat sebagian pembeli memilih mengkonsumsi menu lain, seperti tahu, tempe, atau ikan. "Biasanya keluarga kami makan dengan menu daging ayam tiga sampai empat kali dalam satu minggu. Tapi sejak harganya naik, kami mengurangi dan memilih ikan laut," katanya.
Dia berharap, kenaikan harga daging tidak terus berlanjut. Sebab, jika saat ini kenaikan terjadi per kilogram Rp5 ribu sampai Rp10 ribu, di Bulan Ramadan dan Lebaran nanti kian tinggi.
Berdasarkan pantauan di Pasar Kendal, harga daging ayam potong atau ayam sayur mulanya Rp25 ribu per kilogram, naik menjadi Rp29 ribu per kilogram. Sedangkan harga daging ayam kampung mencapai Rp50 ribu per kilogram, dari harga semula Rp60 ribu per kilogram.
Mardiyah (42), salah seorang pedagang daging ayam di Pasar Kendal mengatakan, kenaikan harga daging ayam sudah terjadi sejak sepekan lalu. Hal tersebut disebabkan naiknya harga dari pemasok. "Memang dari pemasok sudah naik. Saya juga menyesuaikan harga di pasaran sesuai dengan harga kulakannya," katanya, Jumat (30/5/2014).
Kenaikan harga tersebut juga diringi dengan minimnya pasokan daging ayam. Biasanya, pedagang daging mendapat pasokan daging ayam kampung sehari 10 ekor per hari. Saat ini hanya menerima lima ekor per hari. Sedangkan ayam sayur 20 ekor, menurun menjadi 15 ekor. "Karena naik, pembeli juga menjadi sepi. Otomatis pendapatan saya menurun," lanjutnya.
Nurul (37), pedagang daging lainnya menambahkan, minimnya pasokan daging ayam diduga karena ada penimbunan mengingat menjelang Bulan Ramadan. Sebab, pada bulan tersebut harga daging ayam relatif sangat tinggi. "Tapi diperkirakan juga karena banyak ayam yang mati," paparnya.
Salah seorang pembeli, Syaifudin (34), mengatakan kenaikan harga daging ayam membuat sebagian pembeli memilih mengkonsumsi menu lain, seperti tahu, tempe, atau ikan. "Biasanya keluarga kami makan dengan menu daging ayam tiga sampai empat kali dalam satu minggu. Tapi sejak harganya naik, kami mengurangi dan memilih ikan laut," katanya.
Dia berharap, kenaikan harga daging tidak terus berlanjut. Sebab, jika saat ini kenaikan terjadi per kilogram Rp5 ribu sampai Rp10 ribu, di Bulan Ramadan dan Lebaran nanti kian tinggi.
(zik)