15 Tahun Lagi, Surabaya Tak Punya Lahan Tani

Senin, 26 Mei 2014 - 14:36 WIB
15 Tahun Lagi, Surabaya...
15 Tahun Lagi, Surabaya Tak Punya Lahan Tani
A A A
SURABAYA - Dinas Pertanian (Distan) Kota Surabaya mencatat, setiap tahun luas lahan pertanian di Surabaya berkurang sekitar 100 hektare. Hal itu akibat gencarnya pengembang membangun perumahan di atas lahan pertanian. Kini, lahan tani yang tersisa tinggal 15.000 hektare.

Kepala Distan Kota Surabaya Sigit Sugiharsono memperkirakan, lahan pertanian di Surabaya akan habis dalam 15 tahun mendatang. Pasalnya, pengembang terus melakukan pembangunan perumahan-perumahan baru. Baik yang menyasar kelas menengah atas maupun menengah bawah.

Saat ini, lahan pertanian yang tersisa, sebagian sudah dikuasai pengembang. Lahan tersebut tinggal menunggu waktu saja untuk diubah menjadi perumahan.

“Berhubung belum dibangun oleh pengembang, maka lahan pertanian tersebut masih bisa dimanfaatkan warga sekitar untuk ditanami berbagai tanaman,” katanya, kepada wartawan, Senin (26/5/2014).

Sigit menambahkan, lahan pertanian yang ada di Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep, selama ini menjadi obyek wisata urban farming. Tapi ternyata, lahan tersebut sudah dikuasai pengembang Ciputra. Padahal, di kawasan pinggiran Kota Surabaya bagian barat tersebut, hasil pertaniannya cukup bagus, seperti cabe hingga melon.

Begitu juga di Kelurahan Bangkingan, Kecamatan Karang Pilang. Tahun lalu dilakukan panen raya komoditas semangka dan tomat. Ternyata lahan pertanian kawasan tersebut sudah dikuasai pengembang Pakuwon.

“Karena keterbatasan lahan, kami mengembangkan pertanian urban farming yang melibatkan petani setempat. Ini memanfaatkan lahan yang tersisa, terutama di pekarangan untuk ditanami tanaman yang menghasilkan,” jelasnya.

Akibat lahan yang makin berkurang, banyak petani di Surabaya yang ke luar daerah seperti ke Gresik, Sidoarjo, hingga Jombang, untuk mencari lahan pertanian baru. Mereka menyewa sawah di sana, untuk ditanami cabe, padi, dan komoditas lainnnya.

“Banyak petani dari Surabaya yang menyewa tanah di luar Surabaya. Ini karena sudah tidak memungkinkan lagi mengembangkan lahan pertanian di Surabaya. Lahan semakin menyempit. Kami sendiri juga tidak mampu mencegah peruntukan lahan pertanian yang diubah menjadi perumahan. Sawah irigasi di Surabaya juga sudah tidak ada,” paparnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0892 seconds (0.1#10.140)