Gunung Merapi Kembali Normal, Warga Senang
A
A
A
SLEMAN - Status Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah, sudah diturunkan satu level, dari waspada menjadi normal aktif. Penurunan itu, terhitung sejak pukul 16.00 WIB.
"Warga lereng Merapi menyambut senang penurunan status tersebut. Tetapi mereka tetap waspada," kata Kepala Desa Kepoharjo, Cangkringan, Sleman, Heri Suprapto saat dikonfirmasi, Jumat (23/5/2014).
Heri mengaku, sudah memberitahukan kabar tersebut ke masyarakat, melalui radio komunitas. Meski belum ada surat resmi, namun kabar tersebut sudah disebarkan ke masyarakat di lereng Merapi.
"Saya juga sudah sampaikan melalui HT ke komunitas Merapi. Walaupun surat resmi belum saya terima, tapi kabar penurunan status disambut senang masyarakat, sudah menyebar informasi itu," tambahnya.
Sebagaimana diketahui, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menurunkan status Merapi menjadi normal.
Beberapa alasannya, karena adanya penurunan kegempaan, dalam jumlah, maupun jenisnya. Seperti jenis gempa, yang terjadi MP, guguran, dan tektonik rendah. Sementara gempa vulkanik, low frekuensi, dan LHF sebagai indikasi awal terjadinya letusan minor atau kecil sudah tidak terjadi.
Selain itu, suara gemuruh dan dentuman tidak terdengar dalam dua minggu terakhir, sehingga disimpulkan untuk menurunkan status Merapi, terhitung sejak pukul 16.00 WIB.
Sementara untuk pendakian, direkomendasikan hanya sampai di Pasarbubar (2500 m dpl), di luar radius 1 km dari puncak. Sebelumnya, gunung tersebut statusnya waspada, terhitung sejak pukul 23.55 WIB, pada 29 April 2014.
"Warga lereng Merapi menyambut senang penurunan status tersebut. Tetapi mereka tetap waspada," kata Kepala Desa Kepoharjo, Cangkringan, Sleman, Heri Suprapto saat dikonfirmasi, Jumat (23/5/2014).
Heri mengaku, sudah memberitahukan kabar tersebut ke masyarakat, melalui radio komunitas. Meski belum ada surat resmi, namun kabar tersebut sudah disebarkan ke masyarakat di lereng Merapi.
"Saya juga sudah sampaikan melalui HT ke komunitas Merapi. Walaupun surat resmi belum saya terima, tapi kabar penurunan status disambut senang masyarakat, sudah menyebar informasi itu," tambahnya.
Sebagaimana diketahui, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menurunkan status Merapi menjadi normal.
Beberapa alasannya, karena adanya penurunan kegempaan, dalam jumlah, maupun jenisnya. Seperti jenis gempa, yang terjadi MP, guguran, dan tektonik rendah. Sementara gempa vulkanik, low frekuensi, dan LHF sebagai indikasi awal terjadinya letusan minor atau kecil sudah tidak terjadi.
Selain itu, suara gemuruh dan dentuman tidak terdengar dalam dua minggu terakhir, sehingga disimpulkan untuk menurunkan status Merapi, terhitung sejak pukul 16.00 WIB.
Sementara untuk pendakian, direkomendasikan hanya sampai di Pasarbubar (2500 m dpl), di luar radius 1 km dari puncak. Sebelumnya, gunung tersebut statusnya waspada, terhitung sejak pukul 23.55 WIB, pada 29 April 2014.
(san)