PCNU Surabaya Dukung Penutupan Dolly
A
A
A
SURABAYA - Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya Saiful Chalim mendukung langkah Pemerintah Kota (Pemkot) menutup lokalisasi Dolly. Menurutnya, sebagian besar warga Surabaya menginginkan lokalisasi yang dibangun noni asal Belanda, Dolly Van Der Mart, itu ditutup.
Gus Chalim, sapaan Saiful Chalim mengatakan, penolakan warga karena akan kehilangan sumber pendapatan tidak semuanya dibenarkan. Sebab, warga yang hidup dari geliat Dolly tidak banyak. Warga yang hidup dari Dolly tidak sebanding dengan jumlah warga yang ada di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan. Justru yang paling banyak mengambil keuntungan dari keberadaan Dolly adalah masyarakat luar kota Surabaya. Pasalnya, hampir 90% PSK dari luar daerah.
"Meski ada penolakan, pemkot harus cermat melaksanakan rencana penutupan pada 19 Juni mendatang. Pemkot juga harus memikirkan langkah apa saja setelah Dolly ditutup," terangnya, Kamis (22/5/2014)
Gus Chalim menegaskan, pemkot harus pandai-pandai dalam mencari solusi terbaik supaya tidak ada korban. Salah satu yang dikhawatirkan, pasca Dolly ditutup akan memicu munculnya praktik asusila. Sebab, para pelanggan kelas menengah yang kerap datang ke Dolly tidak lagi memiliki tempat menyalurkan hasrat seksual. "Menutup itu sebagai keharusan, tapi yang perlu diperhatikan solusi yang harus diambil, ini penyelesaiannya harus tuntas sampai ke akar-akarnya."
Menurutnya, penutupan Dolly harus diselesaikan dengan benar. Dia juga berharap tidak ada unsur kepentingan politik di balik rencana pemkot tersebut. Hal ini tentu sangat wajar. Pasalnya, tidak lama lagi akan digelar pemilihan presiden (pilpres) 2014.
Gus Chalim, sapaan Saiful Chalim mengatakan, penolakan warga karena akan kehilangan sumber pendapatan tidak semuanya dibenarkan. Sebab, warga yang hidup dari geliat Dolly tidak banyak. Warga yang hidup dari Dolly tidak sebanding dengan jumlah warga yang ada di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan. Justru yang paling banyak mengambil keuntungan dari keberadaan Dolly adalah masyarakat luar kota Surabaya. Pasalnya, hampir 90% PSK dari luar daerah.
"Meski ada penolakan, pemkot harus cermat melaksanakan rencana penutupan pada 19 Juni mendatang. Pemkot juga harus memikirkan langkah apa saja setelah Dolly ditutup," terangnya, Kamis (22/5/2014)
Gus Chalim menegaskan, pemkot harus pandai-pandai dalam mencari solusi terbaik supaya tidak ada korban. Salah satu yang dikhawatirkan, pasca Dolly ditutup akan memicu munculnya praktik asusila. Sebab, para pelanggan kelas menengah yang kerap datang ke Dolly tidak lagi memiliki tempat menyalurkan hasrat seksual. "Menutup itu sebagai keharusan, tapi yang perlu diperhatikan solusi yang harus diambil, ini penyelesaiannya harus tuntas sampai ke akar-akarnya."
Menurutnya, penutupan Dolly harus diselesaikan dengan benar. Dia juga berharap tidak ada unsur kepentingan politik di balik rencana pemkot tersebut. Hal ini tentu sangat wajar. Pasalnya, tidak lama lagi akan digelar pemilihan presiden (pilpres) 2014.
(zik)