Emon jadi tulang punggung keluarganya

Rabu, 07 Mei 2014 - 03:04 WIB
Emon jadi tulang punggung keluarganya
Emon jadi tulang punggung keluarganya
A A A
Sindonews.com - Hampir satu pekan terakhir ini, wajah dan nama Andri Sobari alias Emon selalu terpampang di media massa. Petualangan seks menyimpangnya terhadap 110 orang anak, menjadi isu terhangat yang tak henti menjadi buah bibir masyarakat.

Di balik kisah hidupnya yang kelam itu, ternyata sosok Emon memiliki kepribadian yang patut dihargai.

Selain dikenal oleh warga sekitar sebagai pemuda yang rajin beribdah, Emon juga dikenal sebagai anak yang bertanggungjawab kepada orang tua dan kedua adiknya. Emon merupakan putra sulung dari tiga bersaudara pasangan Sobari (Alm) dan Sohati (40). Namun sejak Sobari berpulang ke Rahamatullah, seluruh kebutuhan nafkah keluarga hampir sepenuhnya ditanggung oleh Emon.
Karena itu tak heran jika kasus kekerasan seksual ini cukup mengejutkan bagi orang-orang terdekat, seperti di antaranya teman dekat, kerabat, para tetangga, terlebih lagi bagi Solihat, ibu kandung Emon.

Wanita yang sudah lama berstatus janda ini tampak syok mengetahui prilaku anaknya yang tidak lazim, baik dari sisi hukum maupun ajaran agama. Apalagi para korbannya merupakan anak-anak dari tetangganya.

Bagaikan petir di siang hari, kondisi inilah yang dirasakan Sohati saat mendengar anaknya ditangkap polisi. Lebih menyakitkan lagi, ketika Solihat mengetahui putra sulungnya itu dibekuk karena melakukan tindakan yang sangat memalukan, yakni melakukan sodomi terhadap 110 orang anak.

Solihat harus menghadapi cobaan berat ini seorang diri atau paling tidak bersama dengan dua orang adik kandung Emon.

Berulangkali Sohati menangis seraya mengusapkan telapak tangan ke bagian dadanya, seolah menahan debaran jantung akibat tersayat kenyataan pahit. Saat membesuk putra sulungnya yang mendekam di sel tahanan Mapolres Sukabumi Kota, langkah kaki Sohati terlihat gontai.

Sesekali wanita berkerudung itu harus dipapah oleh anak bungsunya yang juga adik dari Emon, berinisial Y.


Di matanya tampak keputusasaan dalam menjalani hidup. Betapa tidak sejak beberapa tahun terakhir ini, Emon sudah menjadi tulang punggung bagi Solihat. Seluruh kebutuhan nafkahnya, ditanggung oleh Emon meski dalam serba keterbatasan.

Pasalnya upah kerja Emon yang diperolehanya dari pabrik swasta di kawasan Citamiang tidak terbilang besar, yakni sekitar Rp300 ribu per minggu. Kini tulang punggung keluarga itu harus mendekam di balik jeruji besi lantaran prilakunya yang menyimpang.

“Kenapa kau lakukan semua ini?” lirih Sohati saat membesuk Emon di Mapolres Sukabumi Kota. Meski tak kuasa menerima kenyataan ini, namun Sohati menyadari aib yang menimpa putra kesayangannya ini tidak bisa dihindarkan lagi.

Dia hanya pasrah dan hanya meminta perlindungan kepada aparat kepolisian agar melakukan pengamanan di sekitar tempat tinggalnya. Sohati mengaku takut tempat tinggalnya itu menjadi target amukan warga yang anaknya telah menjadi korban perlakuan tak senonoh Emon.

Sejak anaknya ditangkap, beberapa hari terakhir ini Sohati lebih memilih mengurung diri di dalam rumah. Bukan hanya harus menanggung malu saja, tapi tindakan Sohati ini dilakukan karena rasa takutnya akan emosi warga sekitar.

“Tidak pernah terpikirkan sedikit pun akan menghadapi cobaan sebasar ini. Bagi saya dan adik-adiknya, Emon adalah orang yang baik dan bertanggungjawab. Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosanya. Untuk para orang tua yang anaknya menjadi korban, saya haturkan maaf sebesar-besarnya” ungkap Sohati seraya menahan isak tangisnya.

Ada hal lainnya yang membuat Sohati kian merasa sedih atas kejadian ini. Adalah keinginan Emon untuk menikah dengan seorang gadis yang menjadi kekasihnya. Rencana pernikahan tersebut sudah lama diungkapkan Emon kepada ibunya. Sebab adik laki-lakinya sudah lebih dahulu menikah. Karena hal itu pula Sohati tidak pernah mengira jika anaknya itu memiliki kelainan seks.

Y, adik bungsu Emon mengutarakan kesedihannya atas apa yang sudah menimpa kakak kesayangannya. Bagi dia, Emon adalah figure kakak yang mampu berperan sebagai ayah. Tdak jarang dia selalu mengalah hanya untuk memenuhi keinginan Y. “Seperti dia memberi uang jajan, padahal saya tau saat itu dia tidak memiliki uang,” kata Y.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6442 seconds (0.1#10.140)