Gemuruh Merapi terdengar hingga Prambanan
Rabu, 30 April 2014 - 10:45 WIB
Gemuruh Merapi terdengar hingga Prambanan
A
A
A
Sindonews.com - Suara gemuruh dari Gunung Merapi terdengar jelas hingga pemukiman warga di kawasan Prambanan, yang berjarak sekira 30 kilo perjalanan darat ke arah selatan dari Gunung Merapi. Jarak itu menjadi pendek, jika bisa ditarik garis lurus melalui udara antara Prambanan dengan puncak Gunung Merapi.
"Tadi malam antara pukul 20.00-22.00 WIB itu terdengar jelas suara gemuruh dari Merapi. Yang di sini saja mendengar gludak-gluduk, apalagi yang di Merapi, mungkin pada enggak bisa tidur nyenyak," kata Sumarno, warga Prambanan, saat berbincang dengan wartawan, Rabu (30/4/2014).
Bapak tiga anak yang tinggal di sekitar situs peninggalan sejarah candi Watu Gudik itu sempat keluar rumah tadi malam untuk melihat arah utara, yakni puncak Merapi. Namun, karena gelap tidak terlihat adanya aktivitas seperti keluarnya lava pijar.
"Kalau meletus (eksplosif) itu terlihat jelas laharnya yang keluar dari puncak, merah menyala seperti 2010 lalu. Melihatnya ya cuma malam hari, kalau siang atau pagi malah tidak begitu jelas," terangnya.
Sebagaimana diketahui, sejak pukul 23.50 WIB, BPPTKG Yogyakarta menaikan status Gunung Merapi satu tingkat dari normal menjadi waspada. Selain terdengar suara gemuruh, aktivitas kegempaan di gunung tersebut juga mengalami peningkatan.
Sejak tanggal 20-29 April, tercatat gempa guguran sebanyak 37, multiphase 13 kali, hembusan 14 kali, tektonik 24 kali, dan gempa low frekuensi 29 kali. "Status aktivitas Gunung Merapi dinaikan dari tingkat normal menjadi waspada," kata Kepala BPPTKG Subandrio.
"Tadi malam antara pukul 20.00-22.00 WIB itu terdengar jelas suara gemuruh dari Merapi. Yang di sini saja mendengar gludak-gluduk, apalagi yang di Merapi, mungkin pada enggak bisa tidur nyenyak," kata Sumarno, warga Prambanan, saat berbincang dengan wartawan, Rabu (30/4/2014).
Bapak tiga anak yang tinggal di sekitar situs peninggalan sejarah candi Watu Gudik itu sempat keluar rumah tadi malam untuk melihat arah utara, yakni puncak Merapi. Namun, karena gelap tidak terlihat adanya aktivitas seperti keluarnya lava pijar.
"Kalau meletus (eksplosif) itu terlihat jelas laharnya yang keluar dari puncak, merah menyala seperti 2010 lalu. Melihatnya ya cuma malam hari, kalau siang atau pagi malah tidak begitu jelas," terangnya.
Sebagaimana diketahui, sejak pukul 23.50 WIB, BPPTKG Yogyakarta menaikan status Gunung Merapi satu tingkat dari normal menjadi waspada. Selain terdengar suara gemuruh, aktivitas kegempaan di gunung tersebut juga mengalami peningkatan.
Sejak tanggal 20-29 April, tercatat gempa guguran sebanyak 37, multiphase 13 kali, hembusan 14 kali, tektonik 24 kali, dan gempa low frekuensi 29 kali. "Status aktivitas Gunung Merapi dinaikan dari tingkat normal menjadi waspada," kata Kepala BPPTKG Subandrio.
(san)
