Jenazah mahasiswa Undip divisum di RSUD Garut
A
A
A
Sindonews.com - Seorang mahasiswi Universitas Dipenogoro (Undip), Miftah Anggraeni (19), yang dinyatakan tewas dalam peristiwa banjir bandang di Garut, Jawa Barat, akan divisum di RSUD dr Slamet Garut.
Kepala bagian Informatika Setda Kabupaten Garut Basuki Eko mengatakan, jenazah telah diberangkatkan dari kawasan Cijayana, Kecamatan Mekarmukti, Kabupaten Garut pada Senin 14 April 2014 malam.
"Sebelum diberangkatkan ke kediaman keluarga, jenazah akan divisum terlebih dahulu di RSUD dr Slamet Garut dini hari ini," kata Eko, Selasa (15/4/2014) dini hari.
Miftah Anggraeni merupakan satu-satunya korban tewas dalam peristiwa banjir bandang yang menerjang 11 mahasiswa di Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut. Dugaan sementara, penyebab kematian Miftah adalah adanya benturan atau terlalu banyak menelan air yang masuk ke dalam tubuhnya.
Saat ditemukan, Miftah masih mengenakan peralatan lengkap seperti helm dan pelampung.
Korban dan ke-10 mahasiswa ini tengah mengikuti kegiatan arung jeram (rafting) di Sungai Cikandang. Jika dihitung jarak antara lokasi mereka memulai rafting hingga ke kawasan Cijayana, akhir tempat tujuan, maka para pegiat arung jeram ini mesti menempuh panjang sungai sekira 50 km.
Dari total 11 orang mahasiswa yang ikut di kegiatan tersebut, satu orang lainnya merupakan mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Garut (STTG). Berdasarkan informasi yang dihimpun, mahasiswa asal Garut ini beridentitas Ipey.
Pada perkembangan terakhir, pihak berwenang di Garut menyatakan para korban yang sebelumnya dilaporkan hanyut sudah ditemukan seluruhnya. Nyawa sebanyak 10 mahasiswa berhasil diselamatkan, sedangkan Miftah Anggraeni ditemukan tewas.
Baca:
Mahasiswa Undip yang rafting di Garut berjumlah 10 orang
Kepala bagian Informatika Setda Kabupaten Garut Basuki Eko mengatakan, jenazah telah diberangkatkan dari kawasan Cijayana, Kecamatan Mekarmukti, Kabupaten Garut pada Senin 14 April 2014 malam.
"Sebelum diberangkatkan ke kediaman keluarga, jenazah akan divisum terlebih dahulu di RSUD dr Slamet Garut dini hari ini," kata Eko, Selasa (15/4/2014) dini hari.
Miftah Anggraeni merupakan satu-satunya korban tewas dalam peristiwa banjir bandang yang menerjang 11 mahasiswa di Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut. Dugaan sementara, penyebab kematian Miftah adalah adanya benturan atau terlalu banyak menelan air yang masuk ke dalam tubuhnya.
Saat ditemukan, Miftah masih mengenakan peralatan lengkap seperti helm dan pelampung.
Korban dan ke-10 mahasiswa ini tengah mengikuti kegiatan arung jeram (rafting) di Sungai Cikandang. Jika dihitung jarak antara lokasi mereka memulai rafting hingga ke kawasan Cijayana, akhir tempat tujuan, maka para pegiat arung jeram ini mesti menempuh panjang sungai sekira 50 km.
Dari total 11 orang mahasiswa yang ikut di kegiatan tersebut, satu orang lainnya merupakan mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Garut (STTG). Berdasarkan informasi yang dihimpun, mahasiswa asal Garut ini beridentitas Ipey.
Pada perkembangan terakhir, pihak berwenang di Garut menyatakan para korban yang sebelumnya dilaporkan hanyut sudah ditemukan seluruhnya. Nyawa sebanyak 10 mahasiswa berhasil diselamatkan, sedangkan Miftah Anggraeni ditemukan tewas.
Baca:
Mahasiswa Undip yang rafting di Garut berjumlah 10 orang
(mhd)