Longsor di Sibolga diduga akibat pengerukan tebing
A
A
A
Sindonews.com - Kapolres Kota Sibolga Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Guntur AS mengatakan, sebelum terjadi longsor warga sudah megingatkan agar aktivitas pengerukan tebing dengan menggunakan alat berat segera dianulir, karena sangat membahayakan penduduk.
Namun peringatan warga tersebut diabaikan dan pengerukan tetap dijalankan. Hingga akhirnya terjadi hujan deras dan tanah longsor menimbun rumah warga, di Jalan Sudirman, Gang Walet, Kelurahan Aek Parombunan, Kecamatan Sibolga Selatan.
"Kami akan menegakkan hukum bagi siapapun yang terlibat dalam peristiwa ini. Saat ini, kami belum bisa menetapkan siapa saja pelaku, karen harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap pekerjaan itu, apakah proyek Negara, Pemerintah Daerah (Pemda) atau swasta?" kata Guntur, di lokasi kejadian, Jumat (4/4/2014).
Dia menambahkan, pihaknya akan melakukan pengecekan apakah ada Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) dan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UPL) Hidupnya serta adakah kajian-kajian lingkungan hidupnya dan bagaimana dokumen–dokumennya.
Selain itu, pihaknya juga akan mengecek apakah proyek tersebut sudah memenuhi syarat atau prosedur terkait dengan ketaatan dalam penataan lingkungan hidup, karena jelas kegiatan yang dilakukan telah mengubah bentangan alam dan merusak tatanan, alam serta ekosistem di situ.
“Kalau ini belum nyata dan jelas ada kelalaian yang sangat fatal di dalamnya. Maka kalau sudah seperti ini, Tuhan marah dan saya akan tegakkan hukumnya seadil-adilnya, apalagi ini menyangkut nyawa. Mohon maaf, siapapun yang terlibat akan saya mainkan,” ancamnya.
Sebelumnya diberitakan, masyarakat Kota Sibolga berduka. Tiga pelajar di daerah itu tewas tertimbun longsor yang menimpa empat unit rumah warga, di Jalan Sudirman, Gang Walet, Kelurahan Aek Parombunan, Kecamatan Sibolga Selatan.
Ketiga korban yang diketahui masih bersaudara, terdiri dari Syahriana Alfi Nasution (15), pelajar SMP 5 Kelas IX, Hannum, (12), pelajar Kelas VI SD, dan Darma (10), pelajar Kelas IV SD.
Selain korban tewas, ada beberapa korban kritis. Terdiri dari Sri Poniem (14), pelajar Kelas VIII SMP 5 (sedang dirawat di RSU Meta Medika), ditambah lima orang lainnya. Terdiri dari Hasan (48) (dirawat di RSU FL. Tobing), Fariem (35) (dirawat di RSU FL. Tobing), Syahrial Nasution (49), Nurhanifah (45), dan Muhammad Syafri Tanjung (38).
Baca juga:
Sibolga berduka, 3 pelajar tewas tertimbun longsor
Namun peringatan warga tersebut diabaikan dan pengerukan tetap dijalankan. Hingga akhirnya terjadi hujan deras dan tanah longsor menimbun rumah warga, di Jalan Sudirman, Gang Walet, Kelurahan Aek Parombunan, Kecamatan Sibolga Selatan.
"Kami akan menegakkan hukum bagi siapapun yang terlibat dalam peristiwa ini. Saat ini, kami belum bisa menetapkan siapa saja pelaku, karen harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap pekerjaan itu, apakah proyek Negara, Pemerintah Daerah (Pemda) atau swasta?" kata Guntur, di lokasi kejadian, Jumat (4/4/2014).
Dia menambahkan, pihaknya akan melakukan pengecekan apakah ada Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) dan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UPL) Hidupnya serta adakah kajian-kajian lingkungan hidupnya dan bagaimana dokumen–dokumennya.
Selain itu, pihaknya juga akan mengecek apakah proyek tersebut sudah memenuhi syarat atau prosedur terkait dengan ketaatan dalam penataan lingkungan hidup, karena jelas kegiatan yang dilakukan telah mengubah bentangan alam dan merusak tatanan, alam serta ekosistem di situ.
“Kalau ini belum nyata dan jelas ada kelalaian yang sangat fatal di dalamnya. Maka kalau sudah seperti ini, Tuhan marah dan saya akan tegakkan hukumnya seadil-adilnya, apalagi ini menyangkut nyawa. Mohon maaf, siapapun yang terlibat akan saya mainkan,” ancamnya.
Sebelumnya diberitakan, masyarakat Kota Sibolga berduka. Tiga pelajar di daerah itu tewas tertimbun longsor yang menimpa empat unit rumah warga, di Jalan Sudirman, Gang Walet, Kelurahan Aek Parombunan, Kecamatan Sibolga Selatan.
Ketiga korban yang diketahui masih bersaudara, terdiri dari Syahriana Alfi Nasution (15), pelajar SMP 5 Kelas IX, Hannum, (12), pelajar Kelas VI SD, dan Darma (10), pelajar Kelas IV SD.
Selain korban tewas, ada beberapa korban kritis. Terdiri dari Sri Poniem (14), pelajar Kelas VIII SMP 5 (sedang dirawat di RSU Meta Medika), ditambah lima orang lainnya. Terdiri dari Hasan (48) (dirawat di RSU FL. Tobing), Fariem (35) (dirawat di RSU FL. Tobing), Syahrial Nasution (49), Nurhanifah (45), dan Muhammad Syafri Tanjung (38).
Baca juga:
Sibolga berduka, 3 pelajar tewas tertimbun longsor
(san)