Ketua RT coba gagalkan diskusi Tan Malaka
A
A
A
Sindonews.com - Bedah buku "Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia Jilid 4", di Gerobak Art Hysteria, Jalan Stonen 29, Semarang, pada Senin 17 Februari 2014, terus menulai polemik.
Setelah mendapat kecaman dari Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila (PP) Kota Semarang, kini penolakan juga disampaikan Ketua RT03/IV, Kelurahan Bandanngisor, Kecamaan Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah, Endah Soelistio.
Aksi latah ketua RT itu disampaikan dalam secarik kertas bernomor 17/03-IV/V/2014, kepada pelaksana diskusi, Komunitas Hysteria/Gerobak Art. Kendati begitu, Endah tidak bisa menjelaskan pelarangan itu, selain mengatasnamakan warga.
Menanggapi hal itu, Kelana Siwi Kristyaningtyas, Caretaker Serikat Kebudayaan Masyarakat Indonesia (SeBUMI) Jawa Tengah mengecam pelarangan itu. Menurutnya larangan diskusi buku Tan Malaka oleh Ketua RT sangat tidak logis.
"Diskusi itu bukan sesuatu yang membahayakan, apalagi menyebabkan pemberontakan. Supaya mereka juga terbebas dari ketakutan yang berlebihan," ujar Kelana, Sabtu (15/2/2014).
Lebih buruk, dia melihat upaya pelarangan diskusi itu sebagai bentuk pengekangan terhadap kebebasan berpikir, berpendapat, dan berekspresi. Hal yang kerap dilakukan pemeritahan militer Orde Baru.
"Ini baru menimpa Histeria, bisa saja nantinya menimpa aku, kamu, dan dia. Maka, jangan pada diam, ayo ramai-ramai ke acara bedah bukunya Tan Malaka di Histeria. Bersama-sama kita selamatkan acara ini," tukasnya.
Berikut isi surat keberatan yang dilayangkan Endah kepada Komunitas Hysteria:
Bersama ini kami segenap pengurus RT 03 RWIV Kelurahan Bandanngisor, Kecamaan Gajahmungkur, Semarang, merujuk pada informasi-informasi yang muncul pada media massa online tentang rencana kegiatan bedah buku berjudul "Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia" yang ditulis oleh peneliti sejarah Belanda bernama Harry A Poeze yang akan diadakan di lingkungan wilayah RT03 RWIV oleh Komunitas Hysteria/Gerobak Art, di Jalan Stonen, No.29, Semarang, maka kami seluruh warga RT03 RWIV, Kelurahan Bendanngisor, Kecamatan Gajahmungkur, dengan tegas menolak untuk diadakan kegiatan tersebut di wilayah kami.
Demikian pemberitahuan ini disampaikan agar dapat menjadikan perhatian bagi pihak-pihak yang berencana mengadakan kegiatan tersebut.
Sebelumnya diberitakan, Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila Kota Semarang melarang diadakannya bedah buku "Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia Jilid 4" dengan alasan dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Berikut surat resmi PP yang ditujukan kepada Kepala Polrestabes Semarang. Surat itu ditandatangani Ketua Joko Santoso dan Sekretaris Moch Imron ini.
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Bedah Buku Tan Malaka "Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia Jilid 4" dengan pembicara Harry Poeze oleh salah satu Lembaga Masyarakat di Kota Semarang, pada Senin 17 Februari 2014, jam 19.30 WIB, di Gerobak Art Histeria, Jalan Stonen 29 Semarang. Bersama ini kami sampaikan kepada bapak bahwa MPC Pemuda Pancasila Kota Semarang keberatan atas rencana penyelenggaraan kegiatan tersebut dan mohon kiranya kegiatan tersebut tidak mendapatkan ijin dari Polrestabes Kota Semarang, karena akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan di Kota Semarang.
Sebelumnya, bedah buku "Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia Jilid 4", di Perpustakaan & Kolabtiv C20, Jalan Dr. Cipto 20, Surabaya, tepatnya di jalan kecil seberang bekas Konjen Amerika, berhasil dibubarkan massa ormas Islam.
Sulaeman, salah seorang peserta diskusi mengaku terkejut dengan dibatalkannya diskusi itu. Sebab, pihak kepolisian sudah mengijinkan acara itu. Namun, karena campur tangan ormas tertentu, diskusi jadi dibatalkan.
"Rencananya diskusi akan diadakan sekira pukul 18.30-21.00 WIB. Aku ke sana sekira pukul 18.00 WIB. Tetapi ada tulisan dalam selembar kertas dari panitia yang mengatakan diskusi dibatalkan," ujar Sulaeman, saat dihubungi Sindonews, Jumat 7 Februari 2014.
Baca juga:
Usai FPI, bedah buku Tan Malaka dibubarkan PP
Setelah mendapat kecaman dari Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila (PP) Kota Semarang, kini penolakan juga disampaikan Ketua RT03/IV, Kelurahan Bandanngisor, Kecamaan Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah, Endah Soelistio.
Aksi latah ketua RT itu disampaikan dalam secarik kertas bernomor 17/03-IV/V/2014, kepada pelaksana diskusi, Komunitas Hysteria/Gerobak Art. Kendati begitu, Endah tidak bisa menjelaskan pelarangan itu, selain mengatasnamakan warga.
Menanggapi hal itu, Kelana Siwi Kristyaningtyas, Caretaker Serikat Kebudayaan Masyarakat Indonesia (SeBUMI) Jawa Tengah mengecam pelarangan itu. Menurutnya larangan diskusi buku Tan Malaka oleh Ketua RT sangat tidak logis.
"Diskusi itu bukan sesuatu yang membahayakan, apalagi menyebabkan pemberontakan. Supaya mereka juga terbebas dari ketakutan yang berlebihan," ujar Kelana, Sabtu (15/2/2014).
Lebih buruk, dia melihat upaya pelarangan diskusi itu sebagai bentuk pengekangan terhadap kebebasan berpikir, berpendapat, dan berekspresi. Hal yang kerap dilakukan pemeritahan militer Orde Baru.
"Ini baru menimpa Histeria, bisa saja nantinya menimpa aku, kamu, dan dia. Maka, jangan pada diam, ayo ramai-ramai ke acara bedah bukunya Tan Malaka di Histeria. Bersama-sama kita selamatkan acara ini," tukasnya.
Berikut isi surat keberatan yang dilayangkan Endah kepada Komunitas Hysteria:
Bersama ini kami segenap pengurus RT 03 RWIV Kelurahan Bandanngisor, Kecamaan Gajahmungkur, Semarang, merujuk pada informasi-informasi yang muncul pada media massa online tentang rencana kegiatan bedah buku berjudul "Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia" yang ditulis oleh peneliti sejarah Belanda bernama Harry A Poeze yang akan diadakan di lingkungan wilayah RT03 RWIV oleh Komunitas Hysteria/Gerobak Art, di Jalan Stonen, No.29, Semarang, maka kami seluruh warga RT03 RWIV, Kelurahan Bendanngisor, Kecamatan Gajahmungkur, dengan tegas menolak untuk diadakan kegiatan tersebut di wilayah kami.
Demikian pemberitahuan ini disampaikan agar dapat menjadikan perhatian bagi pihak-pihak yang berencana mengadakan kegiatan tersebut.
Sebelumnya diberitakan, Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila Kota Semarang melarang diadakannya bedah buku "Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia Jilid 4" dengan alasan dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Berikut surat resmi PP yang ditujukan kepada Kepala Polrestabes Semarang. Surat itu ditandatangani Ketua Joko Santoso dan Sekretaris Moch Imron ini.
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Bedah Buku Tan Malaka "Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia Jilid 4" dengan pembicara Harry Poeze oleh salah satu Lembaga Masyarakat di Kota Semarang, pada Senin 17 Februari 2014, jam 19.30 WIB, di Gerobak Art Histeria, Jalan Stonen 29 Semarang. Bersama ini kami sampaikan kepada bapak bahwa MPC Pemuda Pancasila Kota Semarang keberatan atas rencana penyelenggaraan kegiatan tersebut dan mohon kiranya kegiatan tersebut tidak mendapatkan ijin dari Polrestabes Kota Semarang, karena akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan di Kota Semarang.
Sebelumnya, bedah buku "Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia Jilid 4", di Perpustakaan & Kolabtiv C20, Jalan Dr. Cipto 20, Surabaya, tepatnya di jalan kecil seberang bekas Konjen Amerika, berhasil dibubarkan massa ormas Islam.
Sulaeman, salah seorang peserta diskusi mengaku terkejut dengan dibatalkannya diskusi itu. Sebab, pihak kepolisian sudah mengijinkan acara itu. Namun, karena campur tangan ormas tertentu, diskusi jadi dibatalkan.
"Rencananya diskusi akan diadakan sekira pukul 18.30-21.00 WIB. Aku ke sana sekira pukul 18.00 WIB. Tetapi ada tulisan dalam selembar kertas dari panitia yang mengatakan diskusi dibatalkan," ujar Sulaeman, saat dihubungi Sindonews, Jumat 7 Februari 2014.
Baca juga:
Usai FPI, bedah buku Tan Malaka dibubarkan PP
(san)