Ribuan itik di Sragen tiba-tiba tak bernyawa
A
A
A
Sindonews.com - Sejak beberapa hari terakhir ribuan itik milik peternak yang berada di tiga desa di Kecamatan Ngrampal, Sragen, Jawa Tengah mendadak mati dalam waktu yang hampir bersamaan.
Diduga, ternak tersebut mati mendadak setelah terjangkit virus Avian Influenza (AI) atau yang akrab disebut masyarakat sebagai flu burung.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, jumlah itik yang mati sejak empat hari terakhir sebanyak 2.925 ekor. Wilayah tersebut meliputi Dusun Kretek, Desa Bandungsogo; Dusun Baok, Desa Kebonromo; dan Desa Sidomulyo.
Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sragen pun turun tangan ke lokasi untuk memusnahkan ribuan ternak yang mati tersebut. Pihak Disnakkan juga melakukan penyemprotan cairan desinfektan untuk mencegah penyebaran virus yang lebih luas lagi.
"Dari informasi yang kami dapat, matinya unggas di Sragen memiliki ciri-ciri yang sama dengan virus AI. Yakni ternak mendadak lemas, tidak ada nafsu makan. Selain tiba-tiba lemas dan tidak mau makan, gejala lainnya adalah sakit di bagian leher menekuk dan mata menunjukkan keputih-putihan. Setelah itu akhirnya mati mendadak," jelas salah seorang petugas kesehatan Disnakkan Sragen, Widodo, Jumat (7/2/2014).
Selain itu, Widodo juga menjelaskan biasanya flu burung menyerang unggas yang yang berusia muda. Untuk mengetahui secara detil penyebab kematian unggas, pihaknya langsung mengambil sampel dan mengujinya ke laboratorium untuk memastikan penyebab kematian itik tersebut.
"Pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab kematian unggas. Rata-rata terjadi infiltrasi limfosit dalam jumlah tinggi pada otot jantung, peradangan akut pada otak, kornea mata yang memutih, serta perubahan fisik lainnya," ungkapnya.
Diduga, ternak tersebut mati mendadak setelah terjangkit virus Avian Influenza (AI) atau yang akrab disebut masyarakat sebagai flu burung.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, jumlah itik yang mati sejak empat hari terakhir sebanyak 2.925 ekor. Wilayah tersebut meliputi Dusun Kretek, Desa Bandungsogo; Dusun Baok, Desa Kebonromo; dan Desa Sidomulyo.
Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sragen pun turun tangan ke lokasi untuk memusnahkan ribuan ternak yang mati tersebut. Pihak Disnakkan juga melakukan penyemprotan cairan desinfektan untuk mencegah penyebaran virus yang lebih luas lagi.
"Dari informasi yang kami dapat, matinya unggas di Sragen memiliki ciri-ciri yang sama dengan virus AI. Yakni ternak mendadak lemas, tidak ada nafsu makan. Selain tiba-tiba lemas dan tidak mau makan, gejala lainnya adalah sakit di bagian leher menekuk dan mata menunjukkan keputih-putihan. Setelah itu akhirnya mati mendadak," jelas salah seorang petugas kesehatan Disnakkan Sragen, Widodo, Jumat (7/2/2014).
Selain itu, Widodo juga menjelaskan biasanya flu burung menyerang unggas yang yang berusia muda. Untuk mengetahui secara detil penyebab kematian unggas, pihaknya langsung mengambil sampel dan mengujinya ke laboratorium untuk memastikan penyebab kematian itik tersebut.
"Pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab kematian unggas. Rata-rata terjadi infiltrasi limfosit dalam jumlah tinggi pada otot jantung, peradangan akut pada otak, kornea mata yang memutih, serta perubahan fisik lainnya," ungkapnya.
(rsa)