Tebing Gunung Madu terus terkikis
A
A
A
Sindonews.com - Curah hujan yang tinggi di Kabupaten Boyolali, belakangan ini membuat tebing Gunung Madu yang berada di Perbatasan Kecamatan Klego dan Simo mulai terkikis. Kikisan tanah tersebut terjadi setiap hujan deras turun.
Berdasar pantauan SINDO, kikisan tersebut terjadi di beberapa titik yang ada di tebing gunung tersebut. Kondisi itu diperparah dengan tidak adanya pondasi penyangga di tebing-tebing tersebut, yang membuat tanah dapat bergerak dengan bebas terbawa aliran air.
Kikisan tebing tersebut juga sangat membahayakan para pengguna jalan yang melintas di kawasan itu. Apalagi jalur itu merupakan cukup padat mengingat merupakan jalur alternatif Salatiga-Solo.
Keterangan yang didapatkan dari warga Desa Tanjung Kecamatan Klego, Sarmuni, menyebutkan longsoran kecil mulai terjadi di sejak beberapa hari terakhir ini. Menurutnya, longsoran pertama terjadi saat hujan deras mengguyur beberapa waktu lalu.
Meskipun demikian, longsoran itu tidak sampai menutup bahu jalan. Tanah longsoran hanya sampai di selokan yang ada di pinggir jalan.
”Waktu hujan deras sepekan lalu, tanah yang ada di tebing itu langsung longsor, akan tetapi hanya sedikit tidak sampai menutup jalan. Namun setelah longsor pertama itu beberapa tebing lainnya juga ikut tergerus air dan terkikis sedikit demi sedikit,” ucapnya kepada SINDO, Minggu (2/2/2014) siang.
Warga lainnya, Sunar, menyebutkan longsoran terjadi akibat tebing gunung tidak memiliki selokan air. Sehingga air akan mengalir ke segala arah hingga mengikis tebing-tebing yang ada.
Dia khawatir jika curah hujan semakin tinggi, maka longsoran akan menutup jalur alternatif Salatiga-Solo, mengingat jalur tersebut tepat berada di samping tebing Gunung Madu.
“Yang dikhawatirkan itu kalau curah hujan tinggi dan berakibat longsor. Selain itu akan berbahaya jika longsornya itu menimpa pengguna jalan yang melintas,” ucapnya.
Berdasar pantauan SINDO, kikisan tersebut terjadi di beberapa titik yang ada di tebing gunung tersebut. Kondisi itu diperparah dengan tidak adanya pondasi penyangga di tebing-tebing tersebut, yang membuat tanah dapat bergerak dengan bebas terbawa aliran air.
Kikisan tebing tersebut juga sangat membahayakan para pengguna jalan yang melintas di kawasan itu. Apalagi jalur itu merupakan cukup padat mengingat merupakan jalur alternatif Salatiga-Solo.
Keterangan yang didapatkan dari warga Desa Tanjung Kecamatan Klego, Sarmuni, menyebutkan longsoran kecil mulai terjadi di sejak beberapa hari terakhir ini. Menurutnya, longsoran pertama terjadi saat hujan deras mengguyur beberapa waktu lalu.
Meskipun demikian, longsoran itu tidak sampai menutup bahu jalan. Tanah longsoran hanya sampai di selokan yang ada di pinggir jalan.
”Waktu hujan deras sepekan lalu, tanah yang ada di tebing itu langsung longsor, akan tetapi hanya sedikit tidak sampai menutup jalan. Namun setelah longsor pertama itu beberapa tebing lainnya juga ikut tergerus air dan terkikis sedikit demi sedikit,” ucapnya kepada SINDO, Minggu (2/2/2014) siang.
Warga lainnya, Sunar, menyebutkan longsoran terjadi akibat tebing gunung tidak memiliki selokan air. Sehingga air akan mengalir ke segala arah hingga mengikis tebing-tebing yang ada.
Dia khawatir jika curah hujan semakin tinggi, maka longsoran akan menutup jalur alternatif Salatiga-Solo, mengingat jalur tersebut tepat berada di samping tebing Gunung Madu.
“Yang dikhawatirkan itu kalau curah hujan tinggi dan berakibat longsor. Selain itu akan berbahaya jika longsornya itu menimpa pengguna jalan yang melintas,” ucapnya.
(rsa)