Gempa Kebumen rangsang aktivitas Gunung Merapi
A
A
A
Sindonews.com - Gempa bumi berkekuatan 6,5 Skala Richter (SR) yang mengguncang Kebumen, Jawa Tengah (Jateng) dan sekitarnya, kemarin, dinyatakan telah merangsang aktivitas Gunung Merapi.
Mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono menyebut, aktivitas itu terjadi karena kantong-kantong magma di Gunung Merapi sedikit demi sedikit kembali terisi.
"Gempa Kebumen memicu aktivitas Merapi. Meski tidak besar, gempa itu mempercepat terisinya kantong Merapi yang meletus pada tahun 2010 lalu dan habis karena memuntahkan seluruh isinya," ungkap Surono kepada SINDOnews, Minggu (26/1/2014).
Hal ini dikatakan sangat wajar terjadi, mengingat karakter gunung api di Pulau Jawa yang dikenal sangat aktif. Tak pelak jika aktivitas sedikit saja bisa merangsang aktivitas gunung api yang berada di sekitar lokasi gempa terjadi.
"Gunung di Pulau Jawa galak-galak, karena ada arus tegak lurus antara gunung yang satu dengan gunung yang lainnya. Namun, semua tergantung tekanan gas masing-masing gunung," jelas Staf Ahli Kementerian ESDM ini.
Meski begitu, dia menyatakan agar warga tak perlu khawatir dengan reaksi ini. Pasalnya, untuk mengisi kantong magma hingga penuh dan kembali meletus membutuhkan waktu yang cukup lama.
Baca:
Gempa Kebumen akibat pergerakan lempengan Indo-Australia
Mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono menyebut, aktivitas itu terjadi karena kantong-kantong magma di Gunung Merapi sedikit demi sedikit kembali terisi.
"Gempa Kebumen memicu aktivitas Merapi. Meski tidak besar, gempa itu mempercepat terisinya kantong Merapi yang meletus pada tahun 2010 lalu dan habis karena memuntahkan seluruh isinya," ungkap Surono kepada SINDOnews, Minggu (26/1/2014).
Hal ini dikatakan sangat wajar terjadi, mengingat karakter gunung api di Pulau Jawa yang dikenal sangat aktif. Tak pelak jika aktivitas sedikit saja bisa merangsang aktivitas gunung api yang berada di sekitar lokasi gempa terjadi.
"Gunung di Pulau Jawa galak-galak, karena ada arus tegak lurus antara gunung yang satu dengan gunung yang lainnya. Namun, semua tergantung tekanan gas masing-masing gunung," jelas Staf Ahli Kementerian ESDM ini.
Meski begitu, dia menyatakan agar warga tak perlu khawatir dengan reaksi ini. Pasalnya, untuk mengisi kantong magma hingga penuh dan kembali meletus membutuhkan waktu yang cukup lama.
Baca:
Gempa Kebumen akibat pergerakan lempengan Indo-Australia
(rsa)