Bayi lucu ini dibuang di selokan
A
A
A
Sindonews.com - Sekilas tak ada yang aneh dengan M Alfatih, bayi laki-laki yang baru berusia seminggu. Dalam tempat tidurnya, Alfatih tampak tertidur dengan tenang.
Wajahnya tampak lucu dan membuat orang-orang di sekitarnya ingin menyentuh pipi atau hidungnya yang masih mungil.
Tapi siapa sangka, nasib Alfatih cukup tragis. Ia diduga dibuang orangtuanya ke selokan di kawasan Kiaracondong, Kota Bandung, Senin (13/1/2014).
Alfatih ditemukan warga setempat. Oleh pihak kepolisian, ia langsung dibawa ke RS Al Islam, Kota Bandung. Dahi dan pahanya terdapat goresan. Kondisi fisiknya drop.
"Waktu ditemukan, tali pusar dan ari-arinya masih menempel," ujar Direktur RS Al Islam, Sigit Gunarto, Selasa (21/1/2014).
Selain itu, tubuhnya juga kuning. Berat badannya 2,5 kilogram dan panjang 45 centimeter. "Kita langsung beri penanganan intensif. Alhamdulillah sekarang kuningnya sudah berkurang. Berat badannya juga bertambah 50 gram," ungkapnya.
Setelah kondisinya baik, Alfatih lalu diserahkan ke Pusat Pemberdayaan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat. Di Aula RS Al Islam, tadi sore, Alfatih diserahkan pada Ketua P2TP2A, Netty Heryawan.
Selanjutnya, Alatih akan dibawa ke shelter P2TP2A. Kebutuhan Alfatih akan terjamin karena sekarang ia dipelihara negara, dalam hal ini Pemprov Jawa Barat.
"Atas nama negara dan pemprov, saya akan menerima bayi ini untuk dirawat, diberi pengasuhan, bimbingan, dan kesehatan sesuai UU yang berlaku," ucap Netty.
Secara simbolis, serah-terima bayi dilakukan. Meski berganti pelukan, Alfatih tampak tenang, ia tetap terlelap.
Netty menyayangkan adanya tindakan pembuangan bayi itu. Proses hukum pun harus dilanjutkan karena membuang bayi jelas sebuah pelanggaran hukum.
"Saya juga mengimbau kepada para orangtua, jangan sia-siakan anak. Karena kepada mereka kita menyerahkan masa depan dan peradaban," tuturnya.
Soal kasus Alfatih, Netty menduga hal itu dilakukan karena bayi itu tidak diinginkan orantuanya karena lahir di luar pernikahan. Hal itu juga diharapkan tidak lagi terjadi.
Orangtua diharapkan dapat mendidik anak dengan baik, terutama dari pendidikan seksual. Sehingga anak-anak mereka tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.
Sementara soal nama Alfatih, Netty sengaja menghadiahkan nama itu karena Muhammad Alfatih merupakan sosok berpengaruh. Diusia 16 tahun, ia sudah menjadi gubernur. Bahkan ia menaklukkan Konstantinopel pada usia 21 tahun.
"Nama itu spontanitas saja. Saya berharap nama itu harapan dan doa. Kalau anak ini dikasih nama orang yang pernah menorehkan prestasi atau sejarah, mudah-mudahan dia juga akan seperti itu," pungkas Netty.
Wajahnya tampak lucu dan membuat orang-orang di sekitarnya ingin menyentuh pipi atau hidungnya yang masih mungil.
Tapi siapa sangka, nasib Alfatih cukup tragis. Ia diduga dibuang orangtuanya ke selokan di kawasan Kiaracondong, Kota Bandung, Senin (13/1/2014).
Alfatih ditemukan warga setempat. Oleh pihak kepolisian, ia langsung dibawa ke RS Al Islam, Kota Bandung. Dahi dan pahanya terdapat goresan. Kondisi fisiknya drop.
"Waktu ditemukan, tali pusar dan ari-arinya masih menempel," ujar Direktur RS Al Islam, Sigit Gunarto, Selasa (21/1/2014).
Selain itu, tubuhnya juga kuning. Berat badannya 2,5 kilogram dan panjang 45 centimeter. "Kita langsung beri penanganan intensif. Alhamdulillah sekarang kuningnya sudah berkurang. Berat badannya juga bertambah 50 gram," ungkapnya.
Setelah kondisinya baik, Alfatih lalu diserahkan ke Pusat Pemberdayaan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat. Di Aula RS Al Islam, tadi sore, Alfatih diserahkan pada Ketua P2TP2A, Netty Heryawan.
Selanjutnya, Alatih akan dibawa ke shelter P2TP2A. Kebutuhan Alfatih akan terjamin karena sekarang ia dipelihara negara, dalam hal ini Pemprov Jawa Barat.
"Atas nama negara dan pemprov, saya akan menerima bayi ini untuk dirawat, diberi pengasuhan, bimbingan, dan kesehatan sesuai UU yang berlaku," ucap Netty.
Secara simbolis, serah-terima bayi dilakukan. Meski berganti pelukan, Alfatih tampak tenang, ia tetap terlelap.
Netty menyayangkan adanya tindakan pembuangan bayi itu. Proses hukum pun harus dilanjutkan karena membuang bayi jelas sebuah pelanggaran hukum.
"Saya juga mengimbau kepada para orangtua, jangan sia-siakan anak. Karena kepada mereka kita menyerahkan masa depan dan peradaban," tuturnya.
Soal kasus Alfatih, Netty menduga hal itu dilakukan karena bayi itu tidak diinginkan orantuanya karena lahir di luar pernikahan. Hal itu juga diharapkan tidak lagi terjadi.
Orangtua diharapkan dapat mendidik anak dengan baik, terutama dari pendidikan seksual. Sehingga anak-anak mereka tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.
Sementara soal nama Alfatih, Netty sengaja menghadiahkan nama itu karena Muhammad Alfatih merupakan sosok berpengaruh. Diusia 16 tahun, ia sudah menjadi gubernur. Bahkan ia menaklukkan Konstantinopel pada usia 21 tahun.
"Nama itu spontanitas saja. Saya berharap nama itu harapan dan doa. Kalau anak ini dikasih nama orang yang pernah menorehkan prestasi atau sejarah, mudah-mudahan dia juga akan seperti itu," pungkas Netty.
(lns)