Demo penutupan tempat hiburan malam di Bone ricuh
A
A
A
Sindonews.com - Demo ratusan pengurus Aliansi Masyarakat untuk rakyat Bone (Amure), di Kantor Perizinan Satu Atap Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, diwarnai kericuhan.
Pendemo yang menuntut agar tempat hiburan malam di Kabupaten Bone segera ditutup, namun saat berada di kantor tersebut, pendemo marah dan sempat menendang fasilitas kantor.
Polisi dan Satpol PP yang merasa hal tersebut merupakan sebuah pelanggaran, berusaha menangkap pendemo. Namun aksi itu dihalau oleh pendemo yang lain. Sehingga, terjadi aksi saling dorong dan saling pukul antara polisi dengan pendemo.
Pendemo menilai, banyak tempat hiburan malam tadinya memiliki izin usaha untuk rumah makan dan tempat karaoke. Namun kenyataannya, dijadikan sebagai tempat yang menyediakan minuman keras, bahkan wanita penghibur.
Pendemo bahkan menilai adanya unsur trafficking dalam usaha hiburan malam tersebut. Karena menurut mereka, sejumlah anak yang masih di bawah umur didatangkan dari luar Kabupaten Bone dan dipekerjakan di tempat hiburan malam tersebut.
Kepala Kantor Perizinan Satu Atap dinilai, peristiwa itu terjadi karena lemahnya penegakan aturan. Karena tetap membiarkan tempat-tempat hiburan malam tersebut tetap beroperasi.
Lantaran tidak ditemui oleh Kepala Kantor Perizinan Satu Atap Bone, pendemo marah dan masuk ke dalam kantor. Mereka mengamuk dan menendang sejumlah fasilitas kantor.
Polisi dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang melihat aksi tersebut berusaha untuk menyuruh pendemo keluar. Hingga terjadi aksi adu mulut.
Namun pendemo yang merasa aspirasi yang disampaikan tersebut adalah untuk masyarakat Bone sendiri, sehingga ngotot untuk menemui kepala kantor. Aksi tersebut mendapat perlawanan. Sehingga aksi saling dorong dan saling pukul tidak dapat dihindari.
Polisi yang mengawal aksi tersebut langsung berusaha menenangkan pendemo dan meminta pendemo untuk membubarkan diri. Sehingga aksi saling dorong dan saling pukul dapat diatasi.
Dani, Koordinator Aksi Pendemo mengaku, dirinya sangat kecewa dengan perlakuan yang diterimanya di kantor tersebut. Padahal, pihaknya ingin melihat Bone lebih baik, yang bebas dari tempat-tempat hiburan yang akan merusak moral generasi muda.
Lebih lanjut, dia berjanji, jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi, maka pihaknya sendiri yang akan turun menutup tempat hiburan malam.
Pendemo yang menuntut agar tempat hiburan malam di Kabupaten Bone segera ditutup, namun saat berada di kantor tersebut, pendemo marah dan sempat menendang fasilitas kantor.
Polisi dan Satpol PP yang merasa hal tersebut merupakan sebuah pelanggaran, berusaha menangkap pendemo. Namun aksi itu dihalau oleh pendemo yang lain. Sehingga, terjadi aksi saling dorong dan saling pukul antara polisi dengan pendemo.
Pendemo menilai, banyak tempat hiburan malam tadinya memiliki izin usaha untuk rumah makan dan tempat karaoke. Namun kenyataannya, dijadikan sebagai tempat yang menyediakan minuman keras, bahkan wanita penghibur.
Pendemo bahkan menilai adanya unsur trafficking dalam usaha hiburan malam tersebut. Karena menurut mereka, sejumlah anak yang masih di bawah umur didatangkan dari luar Kabupaten Bone dan dipekerjakan di tempat hiburan malam tersebut.
Kepala Kantor Perizinan Satu Atap dinilai, peristiwa itu terjadi karena lemahnya penegakan aturan. Karena tetap membiarkan tempat-tempat hiburan malam tersebut tetap beroperasi.
Lantaran tidak ditemui oleh Kepala Kantor Perizinan Satu Atap Bone, pendemo marah dan masuk ke dalam kantor. Mereka mengamuk dan menendang sejumlah fasilitas kantor.
Polisi dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang melihat aksi tersebut berusaha untuk menyuruh pendemo keluar. Hingga terjadi aksi adu mulut.
Namun pendemo yang merasa aspirasi yang disampaikan tersebut adalah untuk masyarakat Bone sendiri, sehingga ngotot untuk menemui kepala kantor. Aksi tersebut mendapat perlawanan. Sehingga aksi saling dorong dan saling pukul tidak dapat dihindari.
Polisi yang mengawal aksi tersebut langsung berusaha menenangkan pendemo dan meminta pendemo untuk membubarkan diri. Sehingga aksi saling dorong dan saling pukul dapat diatasi.
Dani, Koordinator Aksi Pendemo mengaku, dirinya sangat kecewa dengan perlakuan yang diterimanya di kantor tersebut. Padahal, pihaknya ingin melihat Bone lebih baik, yang bebas dari tempat-tempat hiburan yang akan merusak moral generasi muda.
Lebih lanjut, dia berjanji, jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi, maka pihaknya sendiri yang akan turun menutup tempat hiburan malam.
(san)