Sinta sebut pemasang gambar Gus Dur sebagai pencuri
A
A
A
Sindonews.com - Pemasangan gambar KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur oleh di baliho milik caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terus menuai kecaman.
Kali ini datang dari Istri Gus Dur, Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid.
Menurut Shinta, sebelum meninggal Gus Dur memang pernah menulis surat wasiat yang ditandatangani Gus Dur juga ditandatangani pengacaranya.
Kata Shinta, Gus Dur berwasiat bahwa siapapun yang memasang kata-kata Gus Dur atau gambar Gus Dur harus disomasi. Terlebih lagi, PKB yang notabene memiliki sejarah kelam terhadap Gus Dur.
"Sebelum wafat, Gus Dur berwasiat barang siapa yang menggunakan gambar atau kata-kata Gus Dur harus disomasi. Yang terjadi saat ini namanya pencuri ya memang nyolong-nyolong wong aturannya sudah jelas," kata Shinta saat menjadi pembicara di pembekalan Caleg Partai NasDem di Surabaya, Kamis (26/12/2013).
Surat wasiat itu dibuat pada tahun 2008, pasca Gus Dur dilengserkan dari Ketua Umum Dewan Syuro PKB oleh Muhaimin Iskandar dkk. Dan kemudian digantikan oleh KH Aziz Manshur, pengasuh Ponpes Tabiyatun Nasiin, Pacul Gowang, Jombang.
Menurut Shinta, pihaknya akan memberikan peringatan kepada parpol yang memasang gambar Gus Dur itu. Karena telah menciderai pesan Gus Dur sebelum meninggal.
Ia juga menjelaskan, memang sosok Gus Dur adalah milik bangsa Indonesia. Sehingga para anak bangsa berhak atas Gus Dur. Tapi khusus untuk kepentingan politik, pihak keluarga mengacu pada surat wasiat yang dibuat oleh Gus Dur dan ditanda tangani oleh pengacaranya itu.
Namun demikian, Shinta mengaku tidak keberatan jika gambar dan kata-kata Gus Dur digunakan untuk kepentingan sosial keagamaan.
"Kami akan minta untuk menurunkan gambar dan kata-kata Gus Dur yang dipakai untuk kampanye. Jika peringatan ini tidak digubris maka akan kami tempuh upaya hukum," katanya.
Kata Shinta, sikap PKB tersebut hanyalah mengklaim saja bahwa Gus Dur adalah milik satu partai, sehingga harus diturunkan. Padahal, sejarahnya tidak begitu. Ia juga menyebut, PKB yang selama ini memasang gambar dan kata-kata Gus Dur tanpa seizin dari pihak keluarga.
"Surat itu masih ada. Ditandatangani oleh Gus Dur dan Pengacaranya," jelasnya.
Persoalan ini mencuat setelah sejumlah caleg dari PKB mencantumkan gambar Gus Dur dalam setiap baliho kampanye. Dalam baliho tersebut, tertulis bahwa 'PKB adalah penerus perjuangan Gus Dur'.
Bahkan, beberapa baliho milik caleg PKB juga dirusak oleh orang tak dikenal. Anehnya, perusakkan itu hanya pada tulisan yang mencatut Gus Dur. Seperti yang dialami oleh Sekjend DPP PKB Imam Nahrowi.
Kali ini datang dari Istri Gus Dur, Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid.
Menurut Shinta, sebelum meninggal Gus Dur memang pernah menulis surat wasiat yang ditandatangani Gus Dur juga ditandatangani pengacaranya.
Kata Shinta, Gus Dur berwasiat bahwa siapapun yang memasang kata-kata Gus Dur atau gambar Gus Dur harus disomasi. Terlebih lagi, PKB yang notabene memiliki sejarah kelam terhadap Gus Dur.
"Sebelum wafat, Gus Dur berwasiat barang siapa yang menggunakan gambar atau kata-kata Gus Dur harus disomasi. Yang terjadi saat ini namanya pencuri ya memang nyolong-nyolong wong aturannya sudah jelas," kata Shinta saat menjadi pembicara di pembekalan Caleg Partai NasDem di Surabaya, Kamis (26/12/2013).
Surat wasiat itu dibuat pada tahun 2008, pasca Gus Dur dilengserkan dari Ketua Umum Dewan Syuro PKB oleh Muhaimin Iskandar dkk. Dan kemudian digantikan oleh KH Aziz Manshur, pengasuh Ponpes Tabiyatun Nasiin, Pacul Gowang, Jombang.
Menurut Shinta, pihaknya akan memberikan peringatan kepada parpol yang memasang gambar Gus Dur itu. Karena telah menciderai pesan Gus Dur sebelum meninggal.
Ia juga menjelaskan, memang sosok Gus Dur adalah milik bangsa Indonesia. Sehingga para anak bangsa berhak atas Gus Dur. Tapi khusus untuk kepentingan politik, pihak keluarga mengacu pada surat wasiat yang dibuat oleh Gus Dur dan ditanda tangani oleh pengacaranya itu.
Namun demikian, Shinta mengaku tidak keberatan jika gambar dan kata-kata Gus Dur digunakan untuk kepentingan sosial keagamaan.
"Kami akan minta untuk menurunkan gambar dan kata-kata Gus Dur yang dipakai untuk kampanye. Jika peringatan ini tidak digubris maka akan kami tempuh upaya hukum," katanya.
Kata Shinta, sikap PKB tersebut hanyalah mengklaim saja bahwa Gus Dur adalah milik satu partai, sehingga harus diturunkan. Padahal, sejarahnya tidak begitu. Ia juga menyebut, PKB yang selama ini memasang gambar dan kata-kata Gus Dur tanpa seizin dari pihak keluarga.
"Surat itu masih ada. Ditandatangani oleh Gus Dur dan Pengacaranya," jelasnya.
Persoalan ini mencuat setelah sejumlah caleg dari PKB mencantumkan gambar Gus Dur dalam setiap baliho kampanye. Dalam baliho tersebut, tertulis bahwa 'PKB adalah penerus perjuangan Gus Dur'.
Bahkan, beberapa baliho milik caleg PKB juga dirusak oleh orang tak dikenal. Anehnya, perusakkan itu hanya pada tulisan yang mencatut Gus Dur. Seperti yang dialami oleh Sekjend DPP PKB Imam Nahrowi.
(lns)