Priyo terduga teroris pemboman depan Kedubes Myanmar

Jum'at, 20 Desember 2013 - 16:42 WIB
Priyo terduga teroris...
Priyo terduga teroris pemboman depan Kedubes Myanmar
A A A
Sindonews.com – Priyo Hutomo (21) terduga teroris yang ditangkap Densus 88 merupakan salah seorang pelaku aksi di Kedutaan Myanmar 3 Mei 2013 lalu. Ia sebelumnya telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

Hal tersebut dikatakan Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Dwi Priyatno saat ditemui usai acara penyerahan Penghargaan Bahasa di Wisma Perdamaian, kawasan Tugu Muda, Semarang.

“Dia memang warga Temanggung dan diduga kuat salah satu dari pelaku yang berencana melakukan pengeboman di Kedubes Myanmar beberapa waktu lalu. Penangkapan itu merupakan hasil lidik yang sudah lama dilakukan petugas,” katanya kemarin.

Lebih lanjut Djihartono menambahkan, penangkapan Priyo merupakan pengembangan dari penangkapan sejumlah teroris yang dilakukan di berbagai daerah beberapa waktu lalu. Mereka juga pelaku kasus bom di depan Kedubes Myanmar tanggal 3 Mei 2013.

"Yang lain sudah ditangkap sebelumnya, ini sisanya yang satu ini sudah dibawa ditangkap dan dibawa oleh Densus 88. Kami (Polda Jateng) hanya mem-backup saja," imbuhnya.

Dengan ditangkapnya tersangka teroris itu, Djihartono berharap isntansi terkait bisa menjaga ketenangan masyarakat sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran.

"Kami mengimbau Polri dan instansi terkait supaya membantu menjaga ketengangan masyarakat. Warga juga diharapkan membantu jika ada hal-hal yang mencurigakan segera melapor ke polisi," pungkasnya.

Sementara di lain kesempatan, Ketua Forum Koordinasi dan Penanggulangan Terorisme (FKPT) Jateng, Najahan Musyfak mengatakan jika penangkapan terduga teroris di Jateng tersebut membuktikan jika aksi terorisme masih berpotensi di Jateng.

“Secara kuantitatif kita tidak dapat menyebutkan berapa jumlahnya, namun dari segi fenomena, gerakan-gerakan yang mengarah kepada terorisme masih ada di sekitar kita. Bahkan perekrutan dan pelatihannya juga masih berjalan hingga saat ini,” ujarnya.

Menurut Najahan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab gerakan terorisme masih terjadi hingga saat ini. Salah satunya adalah proses Infiltrasi paham radikal terorisme melalui rumah ibadah, lembaga pendidikan keagamaan, kampus dan sekolah serta seluruh bidang kehidupan masyarkat masih tinggi.

“Penyebaran paham terorisme yang secara massif baik dengan cara konvensional maupun digital masih terjadi hingga saat ini. Hal tersebut diperparah dengan sempitnya cara pandang keagamaan masyarakat dan lemahnya pembinaan dan pencegahan terorisme dari Negara kita,” imbuhnya.

Lebih lanjut Najahan, hasil penelitian pihak FKTP menunjukkan bahwa proses perekrutan terorisme banyak dilakukan kepada kalangan remaja. Hal tersebut dikarenakan, secara psikologis usia remaja masih cenderung labil dan bergelora.

“Fakta membuktikan, umur pelaku bom bunuh diri yang terjadi di Indonesia selama ini rata-rata 18-31 tahun. Berarti, pola perekrutannya di usia sebelum itu. Dan usia Priyo yang baru 21 tahun itu juga menjadi bukti betapa kaum remaja menjadi incaran mereka para teroris untuk memuluskan aksinya,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Densus 88 menangkap Priyo di Dusun Sejayan, Campursari, Temanggung, Jawa Tengah hari Kamis (19/12) sekitar pukul 07.45 WIB. Ia diduga kuat terlibat dalam recana pengeboman di Kedubes Myanmar beberapa waktu lalu.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0692 seconds (0.1#10.140)