154 km lintasan kereta api di Jabar rawan longsor

154 km lintasan kereta api di Jabar rawan longsor
A
A
A
Sindonews.com - PT KAI Daop II mewaspadai sejumlah titik lintasan kereta api (KA) yang rawan longsor. Humas PT KAI Daop II, Jaka Jarkasih, menyebutkan, dari 386 km lintasan yang ada, sepanjang 154 km atau 40 persen rel di Jawa Barat (Jabar) rawan longsor.
“Curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini membuat kami harus mewaspadai adanya jalur KA yang ambles karena longsor. Faktor utamanya adalah kontur geografis dimana lintasan KA itu berada,” kata Jaka, Senin (16/12/2013).
Jalur KA di Garut dengan panjang sekira 35 km merupakan salah satu dari banyak lintasan yang rawan longsor. Jalur lain yang juga rawan adalah lintasan di antara Stasiun Ciganea- Sukatani-Plered, Purwakarta, sepanjang 11 km, Cika dongdong-Cilame, Tasikmalaya, sepanjang 42 km.
“Ada juga jalur yang berada di antara Stasiun Cimekar-Haurpugur-Nagreg, Kabupaten Bandung, sepanjang 22 km , dan Awipari- Karangpucung, Tasikmalaya, sepanjang 28 km,” sebutnya.
Jaka menambahkan, meski telah dinyatakan normal sejak pukul 07.05 Wib, pihaknya mesti memeriksa ulang jalur Cibatu-Leuwigoong di KM 207+8-9, Kampung Karangsari, Kecamatan Leuwigoong, yang sempat ambles karena longsor pada Minggu (15/12) malam. Setiap KA yang melintasi jalur tersebut, sementara ini harus mengurangi kecepatan dengan batas maksimal 5 km per jam.
“Memang, jalur sudah kembali normal, namun kami memerlukan waktu kurang lebih selama dua jam untuk memastikan tidak ada pergeseran tanah lagi di jalur Cibatu-Leuwigoong. Ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya longsor susulan yang dapat mengakibatkan hambatan pada keberangkatan KA,” jelasnya.
Amblesnya jalur Cibatu-Leuwigoong di KM 207+8-9 ini diakui Jaka telah berdampak pada terhambatnya keberangkatan sejumlah KA. Beberapa KA yang terhambat dan harus dipindah jalur ke lintasan utara adalah KA Turangga, KA Kahuripan, KA Puto Jaya Selatan, KA Lodaya, KA Pasundan, KA Argowilis, dan lainnya.
Baca juga: Pasca amblas, jalur KA Leles-Cibatu kembali normal
“Curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini membuat kami harus mewaspadai adanya jalur KA yang ambles karena longsor. Faktor utamanya adalah kontur geografis dimana lintasan KA itu berada,” kata Jaka, Senin (16/12/2013).
Jalur KA di Garut dengan panjang sekira 35 km merupakan salah satu dari banyak lintasan yang rawan longsor. Jalur lain yang juga rawan adalah lintasan di antara Stasiun Ciganea- Sukatani-Plered, Purwakarta, sepanjang 11 km, Cika dongdong-Cilame, Tasikmalaya, sepanjang 42 km.
“Ada juga jalur yang berada di antara Stasiun Cimekar-Haurpugur-Nagreg, Kabupaten Bandung, sepanjang 22 km , dan Awipari- Karangpucung, Tasikmalaya, sepanjang 28 km,” sebutnya.
Jaka menambahkan, meski telah dinyatakan normal sejak pukul 07.05 Wib, pihaknya mesti memeriksa ulang jalur Cibatu-Leuwigoong di KM 207+8-9, Kampung Karangsari, Kecamatan Leuwigoong, yang sempat ambles karena longsor pada Minggu (15/12) malam. Setiap KA yang melintasi jalur tersebut, sementara ini harus mengurangi kecepatan dengan batas maksimal 5 km per jam.
“Memang, jalur sudah kembali normal, namun kami memerlukan waktu kurang lebih selama dua jam untuk memastikan tidak ada pergeseran tanah lagi di jalur Cibatu-Leuwigoong. Ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya longsor susulan yang dapat mengakibatkan hambatan pada keberangkatan KA,” jelasnya.
Amblesnya jalur Cibatu-Leuwigoong di KM 207+8-9 ini diakui Jaka telah berdampak pada terhambatnya keberangkatan sejumlah KA. Beberapa KA yang terhambat dan harus dipindah jalur ke lintasan utara adalah KA Turangga, KA Kahuripan, KA Puto Jaya Selatan, KA Lodaya, KA Pasundan, KA Argowilis, dan lainnya.
Baca juga: Pasca amblas, jalur KA Leles-Cibatu kembali normal
(rsa)