Bayi penderita tumor ganas butuh pertolongan
A
A
A
Sindonews.com - Seorang bayi berumur dua tahun bernama Reno Aditya, warga Lingkungan I, Kelurahan Bayung Lencir Indah, Kecamatan Bayung Lencir, tak hentinya menangis.
Bayi yang menderita tumor ganas tersebut, sedang terkulai lemah dan selalu memegangi kepalanya. Di bawah mata kiri, dekat hidungnya, tampak jelas benjolan sebesar bola pingpong.
Rasa sakit yang diderita bayi pasangan Lehman Peryadi dan Marmanah, itu terjadi lebih kurang 3-4 bulan belakangan. Awalnya, benjolan di bawah mata kirinya tidak terlalu besar. Namun beberapa bulan belakangan, ada kecendrungan membesar sehingga mengenai mata kirinya.
“Keseharian Reno menangis terus, bahkan tidak mau dekat sama orang selain orang tuanya,” ujar Lehman, bapak kandung Reno, kepada wartawan, Kamis (12/12/2013).
Bola matanya kini ditumbuhi daging sebesar bola pingpong yang setiap hari semakin membesar. Bulatan hitam di matanya itu, kini telah rusak dan menurut sang ayah, Reno tidak dapat melihat.
"Sebelumnya, mata Reno ada bercak merah seperti kemasukan debu, dan langsung dibawa ke rumah sakit (RS) di Jambi, kemudian sembuh," sambung Lehman.
Namun setelah kembali ke rumah dari rumah sakit tersebut, satu bulan kemudian Reno tiba-tiba demam panas dan muncul keanehan di matanya. Bercak merah yang ada di matanya beberapa waktu lalu muncul kembali dan menyerang bulatan hitam matanya. "Saya bawa ke Jambi di klinik mata, dokternya juga bilang hanya kemasukan debu," terangnya.
Namun, seiring waktu, bercak merah tersebut berubah menjadi benjolan dan terus membesar hingga akhirnya bola mata Reno ditumbuhi daging hingga keluar kelopak matanya.
Kemudian, orang tuanya membawa Reno ke Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) di Palembang untuk mendapatkan pengobatan. Namun alangkah terkejutnya mereka, karena dokter menyatakan kalau Reno menderita tumor ganas. “Kami bingung jika Reno harus di operasi. Karena biayanya pasti mahal,” terangnya.
Ibunda Reno, Marmanah mengaku pasrah dengan penyakit yang diderita anaknya tersebut. Sang ayah yang bekerja di perusahaan swasta dan ibunya yang hanya ibu rumah tangga, mengaku bingung dengan biaya pengobatan anaknya.
Untuk itu, dia berharap adanya uluran dari para dermawan terhadap penderitaan anaknya tersebut.
Bayi yang menderita tumor ganas tersebut, sedang terkulai lemah dan selalu memegangi kepalanya. Di bawah mata kiri, dekat hidungnya, tampak jelas benjolan sebesar bola pingpong.
Rasa sakit yang diderita bayi pasangan Lehman Peryadi dan Marmanah, itu terjadi lebih kurang 3-4 bulan belakangan. Awalnya, benjolan di bawah mata kirinya tidak terlalu besar. Namun beberapa bulan belakangan, ada kecendrungan membesar sehingga mengenai mata kirinya.
“Keseharian Reno menangis terus, bahkan tidak mau dekat sama orang selain orang tuanya,” ujar Lehman, bapak kandung Reno, kepada wartawan, Kamis (12/12/2013).
Bola matanya kini ditumbuhi daging sebesar bola pingpong yang setiap hari semakin membesar. Bulatan hitam di matanya itu, kini telah rusak dan menurut sang ayah, Reno tidak dapat melihat.
"Sebelumnya, mata Reno ada bercak merah seperti kemasukan debu, dan langsung dibawa ke rumah sakit (RS) di Jambi, kemudian sembuh," sambung Lehman.
Namun setelah kembali ke rumah dari rumah sakit tersebut, satu bulan kemudian Reno tiba-tiba demam panas dan muncul keanehan di matanya. Bercak merah yang ada di matanya beberapa waktu lalu muncul kembali dan menyerang bulatan hitam matanya. "Saya bawa ke Jambi di klinik mata, dokternya juga bilang hanya kemasukan debu," terangnya.
Namun, seiring waktu, bercak merah tersebut berubah menjadi benjolan dan terus membesar hingga akhirnya bola mata Reno ditumbuhi daging hingga keluar kelopak matanya.
Kemudian, orang tuanya membawa Reno ke Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) di Palembang untuk mendapatkan pengobatan. Namun alangkah terkejutnya mereka, karena dokter menyatakan kalau Reno menderita tumor ganas. “Kami bingung jika Reno harus di operasi. Karena biayanya pasti mahal,” terangnya.
Ibunda Reno, Marmanah mengaku pasrah dengan penyakit yang diderita anaknya tersebut. Sang ayah yang bekerja di perusahaan swasta dan ibunya yang hanya ibu rumah tangga, mengaku bingung dengan biaya pengobatan anaknya.
Untuk itu, dia berharap adanya uluran dari para dermawan terhadap penderitaan anaknya tersebut.
(san)