Ingat Surabaya ingat Dolly
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Kota Surabaya yang berencana menutup lokalisasi Dolly 2014 mendatang diperkirakan akan memicu masalah.
Ardi warga Kebraon, Surabaya mengaku sepakat dengan penutupan lokalisasi Dolly. Karena, Dolly menjadi pertanda yang jelek bagi Kota Surabaya. Setiap orang ingat Surabaya pasti tak lepas dari lokalisasi Dolly.
"Ya sepakat sih untuk penutupan Dolly. Khan beberapa lokalisasi juga sudah ditutup. Kayak Jakarta, Semarang juga sudah ditutup," katanya, Selasa (10/12/2013).
Menurutnya, penutupan Dolly ini tentunya akan memicu dampak sosial lainnya. Nah, pemerintah juga harus sportif untuk menegakkan aturan. Salah satunya, adalah menjamurnya panti pijat di Surabaya. Bahkan, beberapa di antaranya menyediakan jasa esek-esek.
"Ini saja saat Dolly belum ditutup sudah seperti itu bagaimana nanti kalau tutup. Dan pemerintah juga harus ada solusi terhadap ini. Panti Pijat penyedia jasa plus-plus juga harus ditertibkan," katanya.
Perizinan itu yang mengeluarkan Pemkot Surabaya. Nah, dalam mengeluarkan izin itu harus ada verifikasi tenaga pemijatnya. Artinya, harus ada sertifikat pelatihan.
Sehingga, panti pijat itu benar-benar tertib bukan hanya sebagai kedok prostitusi terselubung.
"Percuma jika Dolly ditutup tapi prostitusi terselubung bertambah marak. Artinya, hanya beda tempat saja. Dulunya di lokalisasi dan sekarang di panti pijat," ujarnya.
Sementara Edi Fahrizal warga Wonocolo, Surabaya juga sepakat atas penutupan Dolly. Menurutnya, wacana itu telah ada sejak lama. Di antaranya, ketika masa pemerintahan Gubernur Wahono.
Sayangnya, terjadi tarik ulur hingga sampai hari ini belum terlaksana. Nah, ketika Pemkot Surabaya berinisiatif untuk menutup, menurutnya langkah yang cukup bagus.
"Dulu Dolly sempat akan direlokasi ke Balas Klumprik, Kecamatan Karang Pilang tapi menuai penolakkan. Bahkan, ada pula wacana yang akan dipindahkan ke kawasan Kenjeran juga menuai penolakkan. Dolly tentu lebih banyak membawa mudarat," ujarnya lagi.
Kata Edi, tentunya pemerintah memiliki solusi-solusi ketika Dolly sudah tutup. Solusi itu untuk warga yang tinggal di sekeliling lokalisasi, para PSK dan Mucikari.
"Saya pikir baguslah jika Dolly ditutup. Tentunya akan membawa Surabaya lebih baik," tandasnya.
Ardi warga Kebraon, Surabaya mengaku sepakat dengan penutupan lokalisasi Dolly. Karena, Dolly menjadi pertanda yang jelek bagi Kota Surabaya. Setiap orang ingat Surabaya pasti tak lepas dari lokalisasi Dolly.
"Ya sepakat sih untuk penutupan Dolly. Khan beberapa lokalisasi juga sudah ditutup. Kayak Jakarta, Semarang juga sudah ditutup," katanya, Selasa (10/12/2013).
Menurutnya, penutupan Dolly ini tentunya akan memicu dampak sosial lainnya. Nah, pemerintah juga harus sportif untuk menegakkan aturan. Salah satunya, adalah menjamurnya panti pijat di Surabaya. Bahkan, beberapa di antaranya menyediakan jasa esek-esek.
"Ini saja saat Dolly belum ditutup sudah seperti itu bagaimana nanti kalau tutup. Dan pemerintah juga harus ada solusi terhadap ini. Panti Pijat penyedia jasa plus-plus juga harus ditertibkan," katanya.
Perizinan itu yang mengeluarkan Pemkot Surabaya. Nah, dalam mengeluarkan izin itu harus ada verifikasi tenaga pemijatnya. Artinya, harus ada sertifikat pelatihan.
Sehingga, panti pijat itu benar-benar tertib bukan hanya sebagai kedok prostitusi terselubung.
"Percuma jika Dolly ditutup tapi prostitusi terselubung bertambah marak. Artinya, hanya beda tempat saja. Dulunya di lokalisasi dan sekarang di panti pijat," ujarnya.
Sementara Edi Fahrizal warga Wonocolo, Surabaya juga sepakat atas penutupan Dolly. Menurutnya, wacana itu telah ada sejak lama. Di antaranya, ketika masa pemerintahan Gubernur Wahono.
Sayangnya, terjadi tarik ulur hingga sampai hari ini belum terlaksana. Nah, ketika Pemkot Surabaya berinisiatif untuk menutup, menurutnya langkah yang cukup bagus.
"Dulu Dolly sempat akan direlokasi ke Balas Klumprik, Kecamatan Karang Pilang tapi menuai penolakkan. Bahkan, ada pula wacana yang akan dipindahkan ke kawasan Kenjeran juga menuai penolakkan. Dolly tentu lebih banyak membawa mudarat," ujarnya lagi.
Kata Edi, tentunya pemerintah memiliki solusi-solusi ketika Dolly sudah tutup. Solusi itu untuk warga yang tinggal di sekeliling lokalisasi, para PSK dan Mucikari.
"Saya pikir baguslah jika Dolly ditutup. Tentunya akan membawa Surabaya lebih baik," tandasnya.
(lns)