Mahasiswa Mataram tuntut keadilan bagi Fikri
A
A
A
Sindonews.com - Gabungan mahasiswa asal Mataram yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Anti Kekerasan menggelar aksi peduli terhadap Fikri mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) yang diduga tewas saat mengikuti Ospek Kampus 12 Oktober 2013 silam.
Mereka berunjuk rasa di depan kampus ITN, di Jalan Bendungan Sigura-gura, Kota Malang, Jawa Timur. Massa aksi menuntut pihak ITN Malang bertanggungjawab atas kematian Fikri Dolasmantya Surya mahasiswa jurusan Planologi.
Fikri tewas saat mengikuti Orentasi Kemah Bakti Desa (KBD) dan Temu Akrab di Kawasan Pantai Goa China, Desa Sitiarjo Sumbermanjing Wetan (Sumawe), diduga akibat faktor tindakan kekerasan oleh panitia.
Menurut Farid Ramdhani Koordinator Aksi mengatakan, sejak beberapa foto suasana Orentasi Kemah Bakti Desa diunggah di beberapa media sosial, dan menjadi perbincangan banyak kalangan, para mahasiswa merasa tidak terima dengan kematian Fikri.
Dalam aksi kali ini, demonstran membawa poster bergambar Fikri, serta spanduk bertuliskan Hentikan Tradisi Kekerasan dalam Dunia Jurnalistik. Teriakan menuntut pengusutan kasus ini juga disampaikan orator yang diikuti peserta aksi.
"Hapus sistem orientasi yang menimbulkan jiwa premanisme, kekerasan, dan memicu pelanggaran HAM," kata Farid, dalam orasinya, Senin (9/12/2013).
Hingga berita ini ditulis, sejumlah perwakilan mahasiswa masih menemui pihak rektorat untuk menyampaikan aspirasinya. Mereka menuntut pihak ITN terbuka dan transparan dalam perkara ini.
Mereka berunjuk rasa di depan kampus ITN, di Jalan Bendungan Sigura-gura, Kota Malang, Jawa Timur. Massa aksi menuntut pihak ITN Malang bertanggungjawab atas kematian Fikri Dolasmantya Surya mahasiswa jurusan Planologi.
Fikri tewas saat mengikuti Orentasi Kemah Bakti Desa (KBD) dan Temu Akrab di Kawasan Pantai Goa China, Desa Sitiarjo Sumbermanjing Wetan (Sumawe), diduga akibat faktor tindakan kekerasan oleh panitia.
Menurut Farid Ramdhani Koordinator Aksi mengatakan, sejak beberapa foto suasana Orentasi Kemah Bakti Desa diunggah di beberapa media sosial, dan menjadi perbincangan banyak kalangan, para mahasiswa merasa tidak terima dengan kematian Fikri.
Dalam aksi kali ini, demonstran membawa poster bergambar Fikri, serta spanduk bertuliskan Hentikan Tradisi Kekerasan dalam Dunia Jurnalistik. Teriakan menuntut pengusutan kasus ini juga disampaikan orator yang diikuti peserta aksi.
"Hapus sistem orientasi yang menimbulkan jiwa premanisme, kekerasan, dan memicu pelanggaran HAM," kata Farid, dalam orasinya, Senin (9/12/2013).
Hingga berita ini ditulis, sejumlah perwakilan mahasiswa masih menemui pihak rektorat untuk menyampaikan aspirasinya. Mereka menuntut pihak ITN terbuka dan transparan dalam perkara ini.
(san)