Abrasi tebing 30 meter, Jalan Poros terancam
A
A
A
Sindonews.com - Abrasi di Sungai Walennae yang semakin parah, kini mengancam jalan yang menghubungkan antara dua desa, yakni Desa Malluse Salo dan Desa Wage, di Kecamatan Sabbangparu, Kabupaten Wajo.
Abrasi tersebut mengikis tebing sepanjang kurang lebih 30 meter yang berdekatan jalan penghubung di dua desa tersebut.
"Ada beberapa tempat, di pesisir sungai walennae yang terkena abrasi. Terutama di Desa Wage, karena selain mengancam jalan penghubung tersebut, juga bisa mengancam lahan pertanian warga," kata seorang warga Desa Wage, Sahar, kepada SINDO Jumat (6/12/2013).
Dia mengatakan, di Desa ujung Pero Desa Wage, abrasi juga menyerang pada lekukan sungai dan sudah berlangsung lama. Dikhawatirkan, lahan pertanian warga yang berdekatan dengan titik abrasi bisa mengikis lahan pertanian warga.
"Ini akibat pengikisan di Sungai Walennae, pemerintah harus segera melakukan antisipasi," katanya
Ketua Forum Penyelamatan Danau Tempe ( FPDT ), Andi Fajar Asmari, yang dihubungi terkait hal tersebut, mengatakan, pemerintah baik pemkab, provinsi maupun pusat harus mengantisipasi abrasi yang semakin parah di sejumlah titik di pesisir Sungai Walennae.
"Tentu berbicara lingkungan bukan hanya tanggung jawab Kabupaten dan provinsi tapi juga termasuk pusat, karena penyelamatan lingkungan itu masuk domain Nasional," katanya.
Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Energi dan Mineral ( PSDA & EM ) Kabupaten Wajo, Firmansyah Perkesi, mengatakan, akan segera meninjau lokasi tersebut untuk selanjutnya di laporkan ke Balai Besar Pengairan.
"Kami akan segera laporkan ke Balai Besar Pengairan, karena itu masuk dalam sungai Walennae yang merupakan kewenangannya," katanya.
Abrasi tersebut mengikis tebing sepanjang kurang lebih 30 meter yang berdekatan jalan penghubung di dua desa tersebut.
"Ada beberapa tempat, di pesisir sungai walennae yang terkena abrasi. Terutama di Desa Wage, karena selain mengancam jalan penghubung tersebut, juga bisa mengancam lahan pertanian warga," kata seorang warga Desa Wage, Sahar, kepada SINDO Jumat (6/12/2013).
Dia mengatakan, di Desa ujung Pero Desa Wage, abrasi juga menyerang pada lekukan sungai dan sudah berlangsung lama. Dikhawatirkan, lahan pertanian warga yang berdekatan dengan titik abrasi bisa mengikis lahan pertanian warga.
"Ini akibat pengikisan di Sungai Walennae, pemerintah harus segera melakukan antisipasi," katanya
Ketua Forum Penyelamatan Danau Tempe ( FPDT ), Andi Fajar Asmari, yang dihubungi terkait hal tersebut, mengatakan, pemerintah baik pemkab, provinsi maupun pusat harus mengantisipasi abrasi yang semakin parah di sejumlah titik di pesisir Sungai Walennae.
"Tentu berbicara lingkungan bukan hanya tanggung jawab Kabupaten dan provinsi tapi juga termasuk pusat, karena penyelamatan lingkungan itu masuk domain Nasional," katanya.
Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Energi dan Mineral ( PSDA & EM ) Kabupaten Wajo, Firmansyah Perkesi, mengatakan, akan segera meninjau lokasi tersebut untuk selanjutnya di laporkan ke Balai Besar Pengairan.
"Kami akan segera laporkan ke Balai Besar Pengairan, karena itu masuk dalam sungai Walennae yang merupakan kewenangannya," katanya.
(rsa)