Wilayah perbatasan Malaysia baru miliki 3 BTS
A
A
A
Sindonews.com - Tiga unit Base Transceiver Station (BTS) atau tower telekomunikasi seluler rampung di bangun di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia, persisnya di Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara).
Hanya saja, tower tersebut belum bisa berfungsi, karena belum dilakukan serah terima dari TNI ke pemerintah.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kaltim Abdullah Sani menjelaskan, pembangunan tiga tower tersebut dilaksanakan dengan menggunakan anggaran APBD Pemprov Kaltim. Pengerjaannya melibatkan TNI.
Tower tersebut dibangun di Desa Long Layu, Kecamatan Kayan Selatan, Kabupaten Nunukan. Ada juga di Desa Agung Baru, Kecamatan Sungai Boh, Kabupaten Malinau. Serta di Desa Long Apari, Kecamatan Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu.
“Pembangunan dilakukan sejak tahun 2011 lalu. Proses lelang sudah dilakukan, namun tidak ada yang mau mengikuti lelang karena kesulitan menembus lokasi pembangunannya,” kata Sani kepada wartawan, Selasa (3/12/2013).
Karena tak ada peserta lelang yang berminat, akhirnya pembangunan diserahkan ke TNI. Tni kemudian berhasil membangun tiga tower dengan menggunakan helikopter untuk mengangkut material.
“Harga normalnya satu BTS itu Rp1 miliar. Karena di perbatasan akses menuju lokasi yang tidak ada, maka satu BTS dianggarkan Rp3,5 miliar,” tambahnya.
Saat ini, pihaknya menunggu proses serah terima dari TNI untuk selanjutnya melanjutkan kerjasama dengan salah satu provider telekomunikasi seluler.
“Kami sudah pernah membuat nota kesepahaman antara Gubernur Kaltim, bupati di tiga kabupaten perbatasan dan Telkomsel. Gubernur menyiapkan anggaran, bupati menyiapkan lahan dan perijinan, sedangkan Telkomsel menyiapkan jaringan dan SDM-nya,” kata Sani.
Rencananya, Pemprov Kaltim dalam lima tahun ke depan menargetkan pembangunan 50 tower BTS dengan rincian tiap tahun dibangun 10 tower. Jumlah tersebut dianggap cukup untuk menutupi daerah blank spot atau tidak sinyal.
Hanya saja, tower tersebut belum bisa berfungsi, karena belum dilakukan serah terima dari TNI ke pemerintah.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kaltim Abdullah Sani menjelaskan, pembangunan tiga tower tersebut dilaksanakan dengan menggunakan anggaran APBD Pemprov Kaltim. Pengerjaannya melibatkan TNI.
Tower tersebut dibangun di Desa Long Layu, Kecamatan Kayan Selatan, Kabupaten Nunukan. Ada juga di Desa Agung Baru, Kecamatan Sungai Boh, Kabupaten Malinau. Serta di Desa Long Apari, Kecamatan Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu.
“Pembangunan dilakukan sejak tahun 2011 lalu. Proses lelang sudah dilakukan, namun tidak ada yang mau mengikuti lelang karena kesulitan menembus lokasi pembangunannya,” kata Sani kepada wartawan, Selasa (3/12/2013).
Karena tak ada peserta lelang yang berminat, akhirnya pembangunan diserahkan ke TNI. Tni kemudian berhasil membangun tiga tower dengan menggunakan helikopter untuk mengangkut material.
“Harga normalnya satu BTS itu Rp1 miliar. Karena di perbatasan akses menuju lokasi yang tidak ada, maka satu BTS dianggarkan Rp3,5 miliar,” tambahnya.
Saat ini, pihaknya menunggu proses serah terima dari TNI untuk selanjutnya melanjutkan kerjasama dengan salah satu provider telekomunikasi seluler.
“Kami sudah pernah membuat nota kesepahaman antara Gubernur Kaltim, bupati di tiga kabupaten perbatasan dan Telkomsel. Gubernur menyiapkan anggaran, bupati menyiapkan lahan dan perijinan, sedangkan Telkomsel menyiapkan jaringan dan SDM-nya,” kata Sani.
Rencananya, Pemprov Kaltim dalam lima tahun ke depan menargetkan pembangunan 50 tower BTS dengan rincian tiap tahun dibangun 10 tower. Jumlah tersebut dianggap cukup untuk menutupi daerah blank spot atau tidak sinyal.
(san)