Awan panas Sinabung patut diwaspadai
Awan panas Sinabung patut diwaspadai
A
A
A
Sindonews.com - Awan panas Gunung Sinabung yang meluncur ke pemukiman warga diminta untuk diwaspadai. Pasalnya, awan panas tersebut dapat mengancam keamanan jiwa.
Hal itu dikatakan Kepala Sub Divisi Pengamanan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, Minggu (24/11/2013).
"Untuk itu, mengapa sejumlah desa harus dikosongkan. Karena diperkirakan akan sulit menghindar dari awan panas. Kalau material warga bisa mengamankan diri di dalam rumah, tapi kalau awan panas sulit," sebut Hendra.
Meski begitu, iapun meminta agar masyarakat di Kabupaten Karo dan sekitarnya yang terdekat dengan Gunung Sinabung untuk tidak panik. Alasannya, erupsi yang terjadi pada sekira pukul 21.30 Wib, belum disertai dengan tanda-tanda peningkatan aktifitas kegunungapian secara drastis.
Ia mengatakan, munculnya material kerikil yang terlempar cukup jauh dari kawah, merupakan fenomena yang tergolong wajar. Sehubungan dengan tidak terjadinya erupsi gunung dalam kurun waktu tiga hari terakhir.
“Memang tiga hari ini tidak ada letusan sebelumya. Kondisi itu membuat material yang tadinya sudah mencair, kembali padat lagi dan menutup aliran gas. Sehingga tiba-tiba saja erupsi dan melontarkan material yang mengeras itu. Kalau yang tergolong riskan itu, erupsi yang ditandai dengan frekuensi aktifitas kegempaan yang tinggi," tuturnya.
Hal itu dikatakan Kepala Sub Divisi Pengamanan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, Minggu (24/11/2013).
"Untuk itu, mengapa sejumlah desa harus dikosongkan. Karena diperkirakan akan sulit menghindar dari awan panas. Kalau material warga bisa mengamankan diri di dalam rumah, tapi kalau awan panas sulit," sebut Hendra.
Meski begitu, iapun meminta agar masyarakat di Kabupaten Karo dan sekitarnya yang terdekat dengan Gunung Sinabung untuk tidak panik. Alasannya, erupsi yang terjadi pada sekira pukul 21.30 Wib, belum disertai dengan tanda-tanda peningkatan aktifitas kegunungapian secara drastis.
Ia mengatakan, munculnya material kerikil yang terlempar cukup jauh dari kawah, merupakan fenomena yang tergolong wajar. Sehubungan dengan tidak terjadinya erupsi gunung dalam kurun waktu tiga hari terakhir.
“Memang tiga hari ini tidak ada letusan sebelumya. Kondisi itu membuat material yang tadinya sudah mencair, kembali padat lagi dan menutup aliran gas. Sehingga tiba-tiba saja erupsi dan melontarkan material yang mengeras itu. Kalau yang tergolong riskan itu, erupsi yang ditandai dengan frekuensi aktifitas kegempaan yang tinggi," tuturnya.
(rsa)
Explore More