Masjid dijual Rp30 M di Cirebon
A
A
A
Sindonews.com - Penjualan Masjid Teja Suar di kawasan Tuparev, Kabupaten Cirebon, rupanya pula mendapat penolakan dari warga sekitar. Di luar itu, meski masih simpang siur, beredar kabar lain masjid telah terjual seharga Rp30 miliar.
Ketua RT 01/03 Tedeng Daya, Kecamatan Kedawung, Heru Hadi Susanto mengungkapkan, sepengetahuannya masjid tersebut telah dijual dengan kisaran harga Rp11 miliar-Rp15 miliar. Namun dia memastikan, hingga kini belum ada laporan dari pemilik lahan di mana masjid itu berada, Saelan, terhadap dirinya.
"Informasi yang saya dengar, masjid sudah dijual, tapi belum ada laporan dari pemiliknya. Padahal seharusnya lapor ke Ketua RT kalau sudah dijual," tutur dia, Minggu (24/11/2013).
Dia menyebut, penjualan masjid telah meresahkan warga sekitar, khususnya tokoh-tokoh muslim. Mereka rata-rata menolak mengingat lokasinya sebagai tempat ibadah. Sebagai ketua RT, dia sendiri belum pernah bertemu Saelan.
Namun menurut informasi, Saelan sempat menyampaikan kepada tokoh ulama sekitar yang dijualnya bukanlah masjid melainkan tanah milik pribadinya. "Saya dapat laporan, pemiliknya bilang begitu 'saya tidak jual masjid, hanya jual sebidang tanah saya'. Memang masjidnya berdiri di atas lahan milik Pak Saelan," kata dia menirukan laporan warga.
Sementara Camat Kedawung Azhar Riyadi justru mengeluarkan pernyataan sebaliknya, masjid tersebut belumlah dibeli. Menurut dia, sejauh ini belum ada arsip jual-beli atas Masjid Teja Suar di Kecamatan.
Namun, dia tak menampik warga menentang penjualan itu mengingat masjid tersebut telah menjadi salah satu ikon lingkungan sekitar. Bahkan, dikatakannya masyarakat siap menggalang dana apabila masjid dijual.
"Warga dan DKM Teja Suar bahkan ada rencana menawarkan masjid kepada pemilik salah satu ponpes yakni Nurussidiq di Kabupaten Cirebon. Kalau tidak bisa, warga akan galang dana sendiri untuk membelinya," beber dia.
Serupa dengan Heru, Azhar pun mengaku belum pernah bertemu dengan Saelan. Komunikasi terkait hal tersebut selama ini dijalinnya dengan DKM Teja Suar.
Terpisah, salah satu jemaah masjid, Agus S menyatakan, masjid telah dijual kepada salah satu perusahaan otomotif terkemuka seharga sekitar Rp30 miliar setidaknya dua bulan lalu. Meski begitu, penjualan masjid dikatakan dia, sama sekali tak salah karena milik pribadi.
"Status tanahnya kan milik perorangan, bagi pembeli tidak masalah. Masyarakat sekitar memang menolak, tapi tetap saja iu milik pribadi," ujar dia.
Dia sendiri mengakui informasi di lokasi masjid itu akan dibangun dealer besar. Sebelumnya, penjualan masjid telah mengundang keprihatinan dan ditentang keras umat Islam di Cirebon.
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat, Eman Suryaman bahkan sempat meminta Pemkab Cirebon turun tangan dan menolak perizinan perubahan peruntukan masjid pasca dibeli. Pihaknya sendiri menyeru umat Islam untuk membeli kembali masjid milik pribadi tersebut. Namun Sekda Kabupaten Cirebon Dudung Mulyana menyatakan, tak mungkin membelinya karena bernilai besar.
Ketua RT 01/03 Tedeng Daya, Kecamatan Kedawung, Heru Hadi Susanto mengungkapkan, sepengetahuannya masjid tersebut telah dijual dengan kisaran harga Rp11 miliar-Rp15 miliar. Namun dia memastikan, hingga kini belum ada laporan dari pemilik lahan di mana masjid itu berada, Saelan, terhadap dirinya.
"Informasi yang saya dengar, masjid sudah dijual, tapi belum ada laporan dari pemiliknya. Padahal seharusnya lapor ke Ketua RT kalau sudah dijual," tutur dia, Minggu (24/11/2013).
Dia menyebut, penjualan masjid telah meresahkan warga sekitar, khususnya tokoh-tokoh muslim. Mereka rata-rata menolak mengingat lokasinya sebagai tempat ibadah. Sebagai ketua RT, dia sendiri belum pernah bertemu Saelan.
Namun menurut informasi, Saelan sempat menyampaikan kepada tokoh ulama sekitar yang dijualnya bukanlah masjid melainkan tanah milik pribadinya. "Saya dapat laporan, pemiliknya bilang begitu 'saya tidak jual masjid, hanya jual sebidang tanah saya'. Memang masjidnya berdiri di atas lahan milik Pak Saelan," kata dia menirukan laporan warga.
Sementara Camat Kedawung Azhar Riyadi justru mengeluarkan pernyataan sebaliknya, masjid tersebut belumlah dibeli. Menurut dia, sejauh ini belum ada arsip jual-beli atas Masjid Teja Suar di Kecamatan.
Namun, dia tak menampik warga menentang penjualan itu mengingat masjid tersebut telah menjadi salah satu ikon lingkungan sekitar. Bahkan, dikatakannya masyarakat siap menggalang dana apabila masjid dijual.
"Warga dan DKM Teja Suar bahkan ada rencana menawarkan masjid kepada pemilik salah satu ponpes yakni Nurussidiq di Kabupaten Cirebon. Kalau tidak bisa, warga akan galang dana sendiri untuk membelinya," beber dia.
Serupa dengan Heru, Azhar pun mengaku belum pernah bertemu dengan Saelan. Komunikasi terkait hal tersebut selama ini dijalinnya dengan DKM Teja Suar.
Terpisah, salah satu jemaah masjid, Agus S menyatakan, masjid telah dijual kepada salah satu perusahaan otomotif terkemuka seharga sekitar Rp30 miliar setidaknya dua bulan lalu. Meski begitu, penjualan masjid dikatakan dia, sama sekali tak salah karena milik pribadi.
"Status tanahnya kan milik perorangan, bagi pembeli tidak masalah. Masyarakat sekitar memang menolak, tapi tetap saja iu milik pribadi," ujar dia.
Dia sendiri mengakui informasi di lokasi masjid itu akan dibangun dealer besar. Sebelumnya, penjualan masjid telah mengundang keprihatinan dan ditentang keras umat Islam di Cirebon.
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat, Eman Suryaman bahkan sempat meminta Pemkab Cirebon turun tangan dan menolak perizinan perubahan peruntukan masjid pasca dibeli. Pihaknya sendiri menyeru umat Islam untuk membeli kembali masjid milik pribadi tersebut. Namun Sekda Kabupaten Cirebon Dudung Mulyana menyatakan, tak mungkin membelinya karena bernilai besar.
(lal)