Dolly tidak bisa ditutup dalam semalam
A
A
A
Sindonews.com - Penutupan lokalisasi Dolly, di Surabaya, menuai sejumlah reaksi bukan hanya dari kalangan masyarakat awam. Tetapi juga dari kalangan budayawan.
Di antaranya datang dari seniman multitalenta Sudjiwo Tedjo. Menurut Presiden Jancukers ini, penutupan lokalisasi Dolly tidak bisa diseleseikan dalam satu malam, karena persoalan di lokalisasi itu sangat kompleks.
"Melihat pelacuran, banyak persoalan yang kompleks. Karena setiap orang pasti punya sudut pandang yang berbeda," kata Mbah Tedjo (sapaan akrab Sudjiwo Tedjo) sebelum acara Konser Jancukers Maha Cinta Rahwana di JX International, Surabaya, Selasa (19/11/2013).
Dia mencontohkan, dari sudut pandang postif, jika lokalisasi itu ditutup maka akan mempengaruhi kehidupan rumah tangga. Misalnya, mencegah terjadi perselingkuhan. Namun dengan adanya lokalisasi ini, kehidupan rumah tangga menjadi terkontrol.
Kemudian, dari sudut pandang religi, pendidikan anak-anak di sekitar. Karena banyaknya argumentasi itulah, tidak bisa diputuskan dalam semalam penutupan lokalisasi Dolly.
"Tapi yang kita tahu bahwa pelacuran adalah profesi tertua di dunia," kata penulis buku Dalang Galau Nge-twit ini.
Menurut Alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menambahkan, penutupan Dolly tergantung masyarakat Surabaya. Karena persoalan akan rumit dan juga menyangkut kehidupan orang banyak, terutama di sekitar lokalisasi.
Namun bukan menyangku kehidupan moral orang banyak juga. Apalagi lokalisasi Dolly sudah ada sejak lama. "Aku yakin Wali Kota Surabaya yang sudah bertahun-tahun di sini juga belum bisa memutuskan dalam semalam. Apalagi aku yang ada di sekitar Surabaya," katanya.
Nah, persoalannya sekarang adalah bagaimana menyeleseikan persoalan Dolly. "Sekarang adalah bagaimana sikap kita menyelesaikan Dolly dengan kejujuran atau dengan kemunafikkan," terangnya.
Lebih jauh, dia menjelaskan, persoalan pelacuran ini memang sangat kompleks. Tidak hanya ada di lokalisasi, bahkan pertujukkan wayang juga ada pelacuran.
Belum lagi dalam pertemuan kenegaraan, Olimpiade, Piala Dunia, dan lain-lain. "Dalam acara-acara itu pasti ada pelacur yang sengaja diimport," tambahnya.
Di antaranya datang dari seniman multitalenta Sudjiwo Tedjo. Menurut Presiden Jancukers ini, penutupan lokalisasi Dolly tidak bisa diseleseikan dalam satu malam, karena persoalan di lokalisasi itu sangat kompleks.
"Melihat pelacuran, banyak persoalan yang kompleks. Karena setiap orang pasti punya sudut pandang yang berbeda," kata Mbah Tedjo (sapaan akrab Sudjiwo Tedjo) sebelum acara Konser Jancukers Maha Cinta Rahwana di JX International, Surabaya, Selasa (19/11/2013).
Dia mencontohkan, dari sudut pandang postif, jika lokalisasi itu ditutup maka akan mempengaruhi kehidupan rumah tangga. Misalnya, mencegah terjadi perselingkuhan. Namun dengan adanya lokalisasi ini, kehidupan rumah tangga menjadi terkontrol.
Kemudian, dari sudut pandang religi, pendidikan anak-anak di sekitar. Karena banyaknya argumentasi itulah, tidak bisa diputuskan dalam semalam penutupan lokalisasi Dolly.
"Tapi yang kita tahu bahwa pelacuran adalah profesi tertua di dunia," kata penulis buku Dalang Galau Nge-twit ini.
Menurut Alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menambahkan, penutupan Dolly tergantung masyarakat Surabaya. Karena persoalan akan rumit dan juga menyangkut kehidupan orang banyak, terutama di sekitar lokalisasi.
Namun bukan menyangku kehidupan moral orang banyak juga. Apalagi lokalisasi Dolly sudah ada sejak lama. "Aku yakin Wali Kota Surabaya yang sudah bertahun-tahun di sini juga belum bisa memutuskan dalam semalam. Apalagi aku yang ada di sekitar Surabaya," katanya.
Nah, persoalannya sekarang adalah bagaimana menyeleseikan persoalan Dolly. "Sekarang adalah bagaimana sikap kita menyelesaikan Dolly dengan kejujuran atau dengan kemunafikkan," terangnya.
Lebih jauh, dia menjelaskan, persoalan pelacuran ini memang sangat kompleks. Tidak hanya ada di lokalisasi, bahkan pertujukkan wayang juga ada pelacuran.
Belum lagi dalam pertemuan kenegaraan, Olimpiade, Piala Dunia, dan lain-lain. "Dalam acara-acara itu pasti ada pelacur yang sengaja diimport," tambahnya.
(san)