Perayaan Asyura diserang, polisi bantah kecolongan
A
A
A
Sindonews.com - Polda Sulselbar membantah pihaknya kecolongan terkait kasus penyerangan terhadap peserta perayaan asyura di Kampus SMK Darussalam Jalan Perintis Kemerdekaan KM 19, Kec Biringkanaya, Kamis (14/11) lalu.
Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Endi Sutendi menegaskan, sejak awal dalam kegiatan itu personel kepolisian telah disiagakan untuk mengantisipasi adanya hal-hal tak diinginkan di sekitar TKP.
Personel pengamanan yang ditugaskan tersebut terdiri dari gabungan Polrestabes Makassar dan Polsekta Biringkanaya.
"Siapa bilang polisi kecolongan? Itu tidak benar. Ada kok anggota kita yang berjaga di TKP sejak dimulainya acara perayaan asyura itu," akunya, Jumat (15/11/2013).
Menurut Endi, penyerangan yang dilakukan oleh seratusan anggota beberapa ormas itu terjadi setelah selesai kegiatan di Aula SMK Darussalam.
"Pelaku penyerangan datang saat acara sudah bubar dan mengejar peserta yang ada," katanya.
Akibat penyerangan yang terjadi sekitar pukul 17.00 Wita itu, sebanyak tiga orang dilaporkan luka-luka. Dua di antaranya mengalami pendarahan serius di kepala, dan satu orang siswa terkena anak panah di tangan kirinya.
Ketiga korban masing-masing Hasyim (33) warga asal Kab Gowa, Anto (28), warga Jalan Rappocini, dan Mirna (15) siswi SMK Darussalam yang terkena anak panah pada telapak tangannya.
Kabid Humas Polda menegaskan, siapapun pelaku penyerangan tersebut, pihak kepolisian berjanji akan mengusutnya secara tuntas.
Para pelaku dijerat melanggar Pasal 170 KUHP tentang penyerangan secara bersama-sama dan Undang-Undang Darurat tengah menguasai dan membawa senjata tajam.
"Kasus ini dipastikan diusut. Ini pelanggaran hukum dan main hakim sendiri," bebernya.
Kapolsekta Biringkanaya Kompol Akbar Setiawan yang dikonfirmasi secara terpisah mengatakan, pihaknya masih menunggu laporan dari panitia penyelenggara dan korban yang terluka dalam penyerangan tersebut.
Akbar mengungkapkan, dalam kasus itu, pihak kepolisian harus berhati-hati, jangan sampai bisa menyebabkan konflik SARA di tengah masyarakat.
"Kita masih menyelidikinya dek, termasuk saksi serta korban di TKP untuk menelusuri asal usul pelaku penyerangan di SMK Darussalam," kata Akbar.
Diberitakan, insiden penyerangan ini berawal saat sekitar 200 orang menggelar dzikir dan doa memperingati azyura di aula kompleks sekolah yang dimulai sejak pukul 14.00 Wita.
Namun pada sekitar pukul 17.00 Wita, tanpa dinyana muncul seratusan warga yang membawa poster, mendesak agar kegiatan tersebut dibubarkan karena dinilainya sesat.
Entah apa penyebabnya, tiba-tiba kelompok warga tersebut mengejar seluruh peserta dan dikeroyok di dalam kompleks sekolah.
Bahkan, beberapa di antara kelompok penyerang, juga dilengkapi anak panah dan dilepaskannya ke arah kerumunan warga.
Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Endi Sutendi menegaskan, sejak awal dalam kegiatan itu personel kepolisian telah disiagakan untuk mengantisipasi adanya hal-hal tak diinginkan di sekitar TKP.
Personel pengamanan yang ditugaskan tersebut terdiri dari gabungan Polrestabes Makassar dan Polsekta Biringkanaya.
"Siapa bilang polisi kecolongan? Itu tidak benar. Ada kok anggota kita yang berjaga di TKP sejak dimulainya acara perayaan asyura itu," akunya, Jumat (15/11/2013).
Menurut Endi, penyerangan yang dilakukan oleh seratusan anggota beberapa ormas itu terjadi setelah selesai kegiatan di Aula SMK Darussalam.
"Pelaku penyerangan datang saat acara sudah bubar dan mengejar peserta yang ada," katanya.
Akibat penyerangan yang terjadi sekitar pukul 17.00 Wita itu, sebanyak tiga orang dilaporkan luka-luka. Dua di antaranya mengalami pendarahan serius di kepala, dan satu orang siswa terkena anak panah di tangan kirinya.
Ketiga korban masing-masing Hasyim (33) warga asal Kab Gowa, Anto (28), warga Jalan Rappocini, dan Mirna (15) siswi SMK Darussalam yang terkena anak panah pada telapak tangannya.
Kabid Humas Polda menegaskan, siapapun pelaku penyerangan tersebut, pihak kepolisian berjanji akan mengusutnya secara tuntas.
Para pelaku dijerat melanggar Pasal 170 KUHP tentang penyerangan secara bersama-sama dan Undang-Undang Darurat tengah menguasai dan membawa senjata tajam.
"Kasus ini dipastikan diusut. Ini pelanggaran hukum dan main hakim sendiri," bebernya.
Kapolsekta Biringkanaya Kompol Akbar Setiawan yang dikonfirmasi secara terpisah mengatakan, pihaknya masih menunggu laporan dari panitia penyelenggara dan korban yang terluka dalam penyerangan tersebut.
Akbar mengungkapkan, dalam kasus itu, pihak kepolisian harus berhati-hati, jangan sampai bisa menyebabkan konflik SARA di tengah masyarakat.
"Kita masih menyelidikinya dek, termasuk saksi serta korban di TKP untuk menelusuri asal usul pelaku penyerangan di SMK Darussalam," kata Akbar.
Diberitakan, insiden penyerangan ini berawal saat sekitar 200 orang menggelar dzikir dan doa memperingati azyura di aula kompleks sekolah yang dimulai sejak pukul 14.00 Wita.
Namun pada sekitar pukul 17.00 Wita, tanpa dinyana muncul seratusan warga yang membawa poster, mendesak agar kegiatan tersebut dibubarkan karena dinilainya sesat.
Entah apa penyebabnya, tiba-tiba kelompok warga tersebut mengejar seluruh peserta dan dikeroyok di dalam kompleks sekolah.
Bahkan, beberapa di antara kelompok penyerang, juga dilengkapi anak panah dan dilepaskannya ke arah kerumunan warga.
(lns)