Polda bidik otak intelektual bentrok Luwu
A
A
A
Sindonews.com - Setelah menetapkan sembilan orang tersangka, aparat kepolisian kini membidik otak intelektual di balik kasus bentrokan di Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu.
Identitas penggerak massa yang berunjuk rasa mendesak Pemekaran Luwu Tengah (Luteng) tersebut, juga sudah dikantongi penyidik kepolisian.
"Yang jelas, otak intelektualnya sedang diburu. Sudah kita tahu identitasnya, dan kita pastikan juga nantinya orang ini sebagai tersangka," kata Kapolda Sulselbar Irjen Pol Burhanuddin Andi, kepada wartawan, Kamis (14/11/2013).
Menurut Burhanuddin, unjuk rasa yang memblokade jalur Trans-Sulawesi selama dua hari, murni untuk menuntut dimekarkannya Kabupaten Luteng. Dia berdalih, tidak ada motif lain selain desakan pemekaran wilayah dari ratusan warga setempat.
Kapolda menekankan, pengamanan yang ditempuh kepolisian dalam membubarkan massa yang anarkis, sudah sesuai dengan protap yang berlaku. Bahkan, pengamanan yang diambil oleh personel Brimob, Polres Luwu, serta Palopo, mendapat apresiasi dari Kapolri Jenderal Pol Sutarman.
Meski pun menewaskan satu orang warga, namun asal usul timah panas tersebut belum bisa dipastikan dari arah petugas kepolisian.
"Kita sangat yakin polisi saat itu hanya dibekali peluru karet. Apalagi lokasi penembakan jauh dari TKP aksi unjuk rasa, nanti setelah kena tembak baru dibawa ke polsek," pungkasnya.
Kabid Humas Polda Kombes Pol Endi Sutendi menambahkan, kasus tertembaknya Chandra, hingga kini masih diselidiki penyidik kepolisian.
Menurut Endi, arah peluru tersebut belum diketahui dari arah petugas atau warga. Pasalnya, dalam insiden bentrokan itu, banyak juga diantara pengunjuk rasa yang dilengkapi senjata api rakitan jenis papporo.
Dari situasi terakhir di Luwu, kata mantan Kapolda Bengkulu ini, dipastikan sudah normal kembali, serta tak ada lagi penutupan jalur Trans-Sulawesi.
"Tadi pagi (kemarin), saya pimpin langsung apel di sana. Situasi terakhir sangat kondusif, dan masyarakat juga sudah memulai aktifitas seperti biasa," jelasnya saat ditemui di Mako Brimob Polda Sulselbar.
Identitas penggerak massa yang berunjuk rasa mendesak Pemekaran Luwu Tengah (Luteng) tersebut, juga sudah dikantongi penyidik kepolisian.
"Yang jelas, otak intelektualnya sedang diburu. Sudah kita tahu identitasnya, dan kita pastikan juga nantinya orang ini sebagai tersangka," kata Kapolda Sulselbar Irjen Pol Burhanuddin Andi, kepada wartawan, Kamis (14/11/2013).
Menurut Burhanuddin, unjuk rasa yang memblokade jalur Trans-Sulawesi selama dua hari, murni untuk menuntut dimekarkannya Kabupaten Luteng. Dia berdalih, tidak ada motif lain selain desakan pemekaran wilayah dari ratusan warga setempat.
Kapolda menekankan, pengamanan yang ditempuh kepolisian dalam membubarkan massa yang anarkis, sudah sesuai dengan protap yang berlaku. Bahkan, pengamanan yang diambil oleh personel Brimob, Polres Luwu, serta Palopo, mendapat apresiasi dari Kapolri Jenderal Pol Sutarman.
Meski pun menewaskan satu orang warga, namun asal usul timah panas tersebut belum bisa dipastikan dari arah petugas kepolisian.
"Kita sangat yakin polisi saat itu hanya dibekali peluru karet. Apalagi lokasi penembakan jauh dari TKP aksi unjuk rasa, nanti setelah kena tembak baru dibawa ke polsek," pungkasnya.
Kabid Humas Polda Kombes Pol Endi Sutendi menambahkan, kasus tertembaknya Chandra, hingga kini masih diselidiki penyidik kepolisian.
Menurut Endi, arah peluru tersebut belum diketahui dari arah petugas atau warga. Pasalnya, dalam insiden bentrokan itu, banyak juga diantara pengunjuk rasa yang dilengkapi senjata api rakitan jenis papporo.
Dari situasi terakhir di Luwu, kata mantan Kapolda Bengkulu ini, dipastikan sudah normal kembali, serta tak ada lagi penutupan jalur Trans-Sulawesi.
"Tadi pagi (kemarin), saya pimpin langsung apel di sana. Situasi terakhir sangat kondusif, dan masyarakat juga sudah memulai aktifitas seperti biasa," jelasnya saat ditemui di Mako Brimob Polda Sulselbar.
(san)